tag:blogger.com,1999:blog-2117539133323808822024-03-21T16:12:17.023-07:00Adventure of LifetimeGrand Journey of My LifeIrsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-15357338303120465302021-02-22T22:18:00.005-08:002021-03-22T20:39:00.682-07:00 Arkeologi Alternatif sebagai Alternatif Beropini dalam Arkeologi<p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span> </span>Saat
tinggal di suatu pedesaan antara Gunung Gede dan Gunung Salak yang masih asri.
Menikmati dinginnya udara khas pegunungan yang semilir menerpa wajah, kami
berkumpul di saung setelah lelah berlatih salah satu silat tradisional. Nikmatnya singkong goreng yang masih basah oleh minyak panas, ditaburi penyedap rasa untuk menambah kelezatannya dan teh panas untuk mengalahkan hawa pegunungan yang
menusuk. Perlahan-lahan kuhirup teh yang masih berasap, rasanya seperti ada bara api di lidah, menggoyahkan kerongkongan yang sedari tadi menunggu air mengalir.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sembari asyik menikmati cemilan, Uwak Buyut yang sedari tadi asyik berbicara, mulai bercerita mengenai batu-batu yang berada di kaki Gunung Salak yang dia
kunjungi beberapa waktu silam. Batu-batu tersebut konon merupakan peninggalan
Kerajaan Salakanagara. Mendengar hal tersebut, saya tertarik mendengar penuturan Uwak mengenai kerajaan Salakanagara lebih lanjut. Teman-teman disekitar juga ikut
merapat mendengarkan. Kisahnya terus berlanjut sampai Uwak mengisahkan
Salakanagara adalah kerajaan tertua yang ada di Nusantara. Konon, Kerajaan Salakanagara sudah berdiri sejak abad ke-2 Masehi,
jauh lebih dahulu ketimbang Kerajaan Kutai Martadipura yang baru berdiri sejak
abad ke-4. Meskipun diklaim lebih dahulu berdiri, sampai sekarang belum ada
temuan lebih lanjut yang bisa melegitimasi pernyataan tersebut.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mendengarkan cerita, mitos, atau
legenda memang lebih seru ketimbang mendengar penjelasan ilmiah yang kadang
justru membosankan dan membingungkan. Terlebih legenda dapat membangkitkan
imajinasi menjadi lebih aktif dan liar daripada pemaparan ilmiah. Mungkinkah
ini sebabnya penjelasan non ilmiah lebih digandrungi oleh masyarakat?</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pertanyaan ini berlanjut ke meja
kuliah yang mana waktu itu diisi oleh Irmawati Marwoto-Johan, salah satu dosen arkeologi
Universitas Indonesia yang menjelaskan tentang arkeologi alternatif. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">"Masyarakat
punya interpretasi sendiri dalam memaknai tinggalan arkeologi, jadi meskipun
tidak berlandaskan ilmiah, interpretasi itu tetap harus diberi ruang sendiri"
jelasnya. Hal inilah yang mendasari para ahli mengamini arkeologi alternatif
sebagai bagian <i>pseudo scientific archaeology</i>.Dalam jurnalnya, Irmawati
Marwoto-Johan menjelaskan penggunaan kata arkeologi alternatif dicetuskan oleh
Tim Schadla-Hall (2004) sebagai padanan <i>pseudo scientific archaeology</i>
ataupun <i>fantasy archaeology</i> yang mana hal ini lekat dengan penafsiran
masyarakat awam atas benda cagar budaya yang ada di sekitar mereka.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Lantas dimanakah posisi
arkeologi alternatif dalam ilmu arkeologi dan masyarakat indonesia?</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kebanyakan arkeolog menolak
interpretasi yang di berikan oleh non-arkeolog. Mengapa begitu? Sebab pada
dasarnya pengetahuan yang diberikan oleh para arkeolog sudah melewati tahapan
ilmiah yang panjang sebelum menjadi suatu kesimpulan. Layaknya ilmu yang
berkembang, kesimpulan ini boleh dibantah dengan penelitian selanjutnya yang juga
berlandaskan ilmiah. Maka langkah arkeologi alternatif dinilai sebuah
penyimpangan yang jauh mendekati kata "benar" karena hanya
berlandaskan mitos atau legenda yang keabsahannya tentu diragukan. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Keberadaan mitos-mitos di suatu
benda atau bangunan termasuk kepercayaan lama yang ada di Indonesia, jauh
sebelum ilmu arkeologi berkembang. Hal ini akhirnya menjadi legenda di suatu
benda/tempat yang berakhir dengan pengeramatan. Bahkan tak jarang saking
angkernya suatu tempat, penelitian ilmiah sering dihalang-halangi agar penduduk
sekitar tidak mendapatkan bencana apabila mengganggu tempat tersebut. Tentunya
interpretasi masyarakat tersebut tidaklah bisa disalahkan sepenuhnya, mengingat
mereka hidup berdampigan dengan cagar budaya tersebut.<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Arkeolog rupanya sudah
memperhatikan aspek kedekatan masyarakat dengan benda cagar budaya; meletakkan
hubungan mereka dalam harmoni saat pendataan namun juga berupaya untuk mengesampingkan
fakta serta mitos dari masyarakat setempat. Hal inilah yang mengukuhkan status
arkeolog sebagai interpreter utama. Malangnya, informasi penelitian yang
harusnya menjadi konsumsi masyarakat hanya berakhir ditumpukan jurnal dan
berakhir sesak di perpustakaan. Tak jarang ilmu-ilmu yang terangkup dari kertas
berakhir di tangan pengepul ataupun penjual gorengan.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Alhasil untuk memuaskan dahaga
ketidaktahuan, maka masyarakat mulai berpaling kepada interpreter-interpreter
yang lebih membumi. Paranormal, dukun atau sekarang populer juga dengan sebutan
indigo. Masyarakat akhirnya mengesampingkan produk ilmiah dengan bahasa yang rumit
dan mulai melihat penjelasan supranatural sebagai penjelasan utama. Perspektif
masyarakat dalam menilai cagar budaya sangat dipengaruhi lingkup tempat tinggal
serta pengalaman dalam berinteraksi dengan cagar budaya.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebagai contoh kasus arkeologi
alternatif adalah situs Trowulan yang penelitiannya terus dilakukan dari tahun
70 sampai sekarang, kurang mendapat antusias masyarakat dalam ulasan arkeologi.
Situs Pendopo Agung misalnya yang dibangun oleh Kolonel Sampurna dianggap
masyarakat sebagai pendopo keraton tempat Raden Wijaya dan juga pertapaannya.
Banyak masyarakat yang berziarah dan bersemedi sembari memohon tuah dari tempat
tersebut. Lain halnya dengan situs Siti Inggil yang dianggap sebagai makam
Raden Wijaya dan istrinya, meskipun tidak ada bukti ilmiah, namun kepercayaan
masyarakat akan makam tersebut sangat kuat. Sama halnya dengan Gunung Padang
yang dianggap masyarakat sebagai piramida dan dikeramatkan.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmNerjWIX0O0HHVh5wRFpwPa-9mJZnvaMgv267SJYRLxY-lSmsJv59_l6MnOYQve2t8mgS9VSe8lO-yp1zfTP3IByUZZ66ViD_CzQDyvHNTciT5vNsv4YZS0D_fXw7dYeG84jkeNUlwUyW/s2048/pendopo+agung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1152" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmNerjWIX0O0HHVh5wRFpwPa-9mJZnvaMgv267SJYRLxY-lSmsJv59_l6MnOYQve2t8mgS9VSe8lO-yp1zfTP3IByUZZ66ViD_CzQDyvHNTciT5vNsv4YZS0D_fXw7dYeG84jkeNUlwUyW/w360-h640/pendopo+agung.jpg" width="360" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="page-break-after: avoid; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-no-proof: yes;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape alt="pendopo.jpg" id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_i1027" style="height: 263.25pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 468.75pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="pendopo" src="file:///C:\Users\ikhsan\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span></p>
<p class="MsoCaption" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: windowtext;">Gambar 1. Pendopo Agung ( Sumber: Welly
Handoko/travellingyuk.com)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="page-break-after: avoid; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhawJI3FB1yunFxErt5YFml6yxp6AqV6p4i3pSYjrVZh0v5863lM89RhTyW-rRrs6-UjxqlZR0u5jByM8lb1dtzchtmWnFw01BwByFeCGXTClZvU52Y7wyAbGssWYDrfFuRE8YuNlx-vJPI/s1024/siti+inggil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhawJI3FB1yunFxErt5YFml6yxp6AqV6p4i3pSYjrVZh0v5863lM89RhTyW-rRrs6-UjxqlZR0u5jByM8lb1dtzchtmWnFw01BwByFeCGXTClZvU52Y7wyAbGssWYDrfFuRE8YuNlx-vJPI/w640-h480/siti+inggil.jpg" width="640" /></a></div><br /> <span style="mso-no-proof: yes;"><v:shape alt="siti inggil.jpg" id="Picture_x0020_2" o:spid="_x0000_i1026" style="height: 267pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 396.75pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="siti inggil" src="file:///C:\Users\ikhsan\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span><p></p>
<p class="MsoCaption" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: windowtext;">Gambar 2. Siti Inggil yang diyakini masyarakat sebagai
makam Raden Wijaya (Sumber: Dinas Pariwisata Mojokerto/disparpora.mojokertokab.go.id<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selain masyarakat umum, ada
beberapa kelompok yang menunjukkan eksistensinya dalam menilai benda cagar
budaya dengan kacamata <i>pseudo science</i>, yang paling terkenal adalah
Turangga Seta, komunitas pencinta sejarah dan budaya. Mereka banyak menafsirkan
cagar budaya tanpa didasari narasi ilmiah atas ketidakpuasan terhadap tafsir
sejarawan maupun arkeolog. Mereka memilih dupa dan roh leluhur sebagai
medianya. Selain itu, terdapat pula interpretasi arkeologi alternatif yang
sudah dibukukan semisal buku tentang Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dengan mudahnya masyarakat
melakukan penafsiran, benda cagar budaya menjadi lebih rawan rusak atau
penyimpangan sejarah demi pemantapan tafsir seperti kasus prasasti palsu Sungai
Ci Mandiri Sukabumi, penggalian Gunung Padang, ataupun kasus lainnya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEickRxsusWcJ5dtCVNZV6fUzOeX9Y1hAbGqEDKu667hNt8WWdBWD7oZL9O52KPO14py9lDUClszvIzusE2W9H99tEAyNWJDWE_qAZDFGNGU7grekgCpQi3bobA9Rzxsqq1aqXbLYvKmF_0q/s700/prasasti-palsu-sukabumi--balaiarkeologibandung_ratio-16x9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="700" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEickRxsusWcJ5dtCVNZV6fUzOeX9Y1hAbGqEDKu667hNt8WWdBWD7oZL9O52KPO14py9lDUClszvIzusE2W9H99tEAyNWJDWE_qAZDFGNGU7grekgCpQi3bobA9Rzxsqq1aqXbLYvKmF_0q/w640-h360/prasasti-palsu-sukabumi--balaiarkeologibandung_ratio-16x9.jpg" width="640" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="page-break-after: avoid; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-no-proof: yes;"><v:shape alt="prasasti-palsu-sukabumi--balaiarkeologibandung_ratio-16x9.jpg" id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 207.75pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 369pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="prasasti-palsu-sukabumi--balaiarkeologibandung_ratio-16x9" src="file:///C:\Users\ikhsan\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg">
</v:imagedata></v:shape></span></p>
<p class="MsoCaption" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: windowtext;">Gambar 3. Prasasti palsu yang diklaim ditemukan di
Sungai Ci Mandiri Sukabumi (Sumber: Lutfi Yondri/tirto.id)<o:p></o:p></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="375" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2Pue7_RUHT_eLHtL-5FWB1VqrautWVTSL3zcQbnLiqK729WoWSAJNyGvdGk7WUcJrQ0234En3bn1XlF6MBeaSB7K7HjGf1sdQjrxynvVuK47DmGPomMtwxvd_QET6IaqJoNU4gIEGyciZ/w400-h640/Ebook_Borobudur_Warisan_Nabi_Sulaiman___KH_Fahmi_Basya.jpg" width="400" /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: justify;">Gambar 4. Buku Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman karya Fahmi Basya (Sumber: Google)</span></div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pada akhirnya, peran arkeolog dalam
dekade ini tidak hanya menggali lalu mengolah temuan arkeologi, tetapi juga mendampingi
masyarakat dalam melakukan penafsiran, serta mengedukasi apa saja hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap cagar budaya. Sah-sah saja masyarakat
ikut andil dalam penafsiran, entah itu penafsiran tunggal maupun kelompok. Interpretasi-
interpretasi non arkeolog dimaksudkan untuk memberikan ruang dan melabelkan
istilah "alternatif" daripada mengintimidasi mereka dengan mengatakan
"palsu".</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Jelasnya, apapun penafsiran yang
dilakukan, jangan sampai hal tersebut merusak cagar budaya ataupun memalsukan temuan. Barangkali kalau
para arkeolog masih merasa kesusahan dalam menjangkau publik, boleh saja menilik arkeologi
alternatif sebagai penyampaian informasi sekunder yang diselingi narasi ilmiah
yang ringan, dan tentunya tidak keberatan jika dikisahkan layaknya novel.</p><br /><p></p><p></p>Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.921327-33.924337724136947 78.765077 32.34578772413694 149.07757700000002tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-23996598854165584162020-12-27T23:14:00.002-08:002020-12-27T23:14:56.006-08:00Silat Cimande, Warisan Leluhur Sunda yang Berjaya<p> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Gerak
kepal tangannya menembus udara di sekitar kami hingga berhembus. Tangan yang
mengayun dengan kokoh, membentuk semacam pagar penghalang bagi siapapun<a name="_GoBack"></a> yang mencoba menyentuh badannya. Otot-otot tangan mengeras,
terasa seperti sebuah ancaman halus dari balik kulit. Di tempat ini, meskipun
dingin mengerubungi, semangat saya tetap menyala menyaksikan warisan tak benda
ini diperagakan. <i>Kelid</i>, begitu nama jurus ini, diperagakan oleh Uwa Dama
dan Ki Didih. Saya bersorak melihat jurus ketiga dalam Silat Cimande ini
dipraktekkan langsung dihadapan saya.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Setelah
usai, kami berbincang sembari menikmati kopi panas. Kebul asap kopi naik,
perlahan-lahan menghilang dilalap udara dingin. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">“Cimande
itu meskipun terlihat keras, sebenarnya tekniknya tidak untuk membunuh, hanya
menegur” terang Uwa Dama. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">“Kuda-kuda
yang dipakaipun jalannya mundur, itulah filosofi yang orang Cimande pegang <i>tara
pasea raga </i>” tambah Ki DIdih.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Memang
Cimande diajarkan untuk menegur, bukan membunuh apalagi memusnahkan. Ki Didih,
salah satu guru besar Cimande, menambahkan bahwa dasar Cimande itu adalah <i>Taleq</i>
atau sumpah yang diambil sebelum menjadi murid. <i>Taleq</i> didasari atas
ajaran agama Islam, oleh karena itu Cimande ini kental sekali dengan unsur
Islam, meskipun belajar silat ini tidak terbatas untuk kalangan tertentu. Ada
14 poin dalam <i>taleq</i> ini yang harus dipatuhi seluruh pesilat Cimande.
Salah satunya adalah belajar cimande bukan untuk gagah-gagahan tapi untuk
mencari keselamatan dunia akhirat.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Silat
Cimande diakui merupakan bentuk silat tertua di Tanah Pasundan oleh aliran
silat lainnya. Silat Cimande berasal dari Desa Cimande terletak di Kecamatan Caringin,
Kabupaten Bogor. Suasana desanya asri, dihimpit antara dua gunung, Gede dan
Salak, selalu dihembusi angin baik siang dan malam menjadikan suasana sejuk dikala
siang dan dingin dikala malam menjelang. Ada 5 kampung yang membentuk desa ini
yaitu Tarikolot, Nangor,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Babakan, Lemah
Duhur, dan Kampung Baru. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Dalam
beberapa versi asal usul silat ini, Abah Khaer merupakan tokoh yang berjasa
menyebar luaskan aliran ini hingga menjadi terkenal. Berdasarkan versi Kampung
Tarikolot, Silat Cimande merupakan keterampilan yang diajarkan serta diwariskan
oleh leluhur-leluhur Cimande untuk menjadi pelajaran bagi anak cucu. Gerakannya
terinspirasi dari gerakan tubuh sehari-hari sehingga silat ini lekat dalam
kehidupan.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Ada
tiga bentuk jurus yang diajarkan dalam Silat Cimande yaitu <i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kelid Cimande, Pepedangan, </i>dan <i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tepak Selancar</i>. Belajarnya pun tidak
diawali dengan kuda-kuda berdiri, tetapi duduk terlebih dahulu. Hal ini
mengandung makna bahwa manusia memulai sesuatu secara berangsur-angsur. Tiada
berdiri tanpa duduk terlebih dahulu. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Ki
Didih merupakan keturunan langsung dari sesepuh Cimande Tarikolot. Diajari oleh
beliau merupakan berkah tersendiri bagi saya sebagai penggemar beladiri
tradisional. Beberapa jurus dasar beliau ajarkan kepada saya. Kelihatan keras
tangan beliau mulai menghantam tangan saya yang kurus. Sebentar saja tangan
saya mulai terasa nyeri. Hasilnya langsung terlihat. Bengkak.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Setelah
dirasa cukup, bukannya menyudahi latihan, beliau malah menambah porsi latihan dengan
<i>kecer</i> <i>tangan</i>. Kata beliau tangan saya belum cukup terlatih, maka
perlu ditambah lagi. <i>Kecer</i> <i>tangan</i> memang menjadi bagian dari
tahapan latihan Silat Cimande, fungsinya adalah menggeser serat daging yang ada
di tulang, hingga nantinya mengurangi rasa sakit ketika tangan menghantam
tangan. Kecer tangan menggunakan media tebu yang sudah dipadarkan dalam sekam
padi yang panas hingga air tebunya hilang dan menjadi lebih keras.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Tebu
mulai diayunkan. Puk puk puk, suara tebu bertemu dengan tangan saya. Tangan
menjadi memerah, lama-lama terlihat membiru. Rasanya nyeri seperti terantuk
meja sekolah. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">“<i>Peurih
kudu jadi peurah</i>” ucap Ki Didih kepada saya. Dan memang belajar silat
inilah tujuan saya datang kemari. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Hari-hari
selanjutnya ketika tangan saya sudah terlihat seperti raksasa, barulah tangan
saya mulai diurut Ki Didih.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">“Orang
tua kita dahulu mewariskan ilmu tidak tanggung-tanggung, kita juga diajarkan
untuk mengurut sebagai bagian dari latihan Silat Cimande” papar Ki Didih
dihadapan saya. Nyut-nyutan rasanya ketika <i>balur penca</i> diusapkan ke
tangan. <i>Balur Penca</i> dibuat khusus oleh guru-guru yang mempunyai
silsilah, tidak sembarangan orang bisa membuat minyak ini. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Sembari
memperhatikan, saya juga diajari cara mengurut tangan saya yang bengkak.
Cimande bukan cuma diajarkan “merusak” tapi juga diajarkan cara memperbaikinya.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Saung
Penca tempat Ki Didih melatih, tidak pernah sepi dari orang-orang yang datang
berkunjung, entah untung belajar silat, silaturahmi, atau bahkan urut. Bahkan
orang-orang dari luar negeri yang penasaran dengan Silat Cimande langsung
datang belajar kesini. Inilah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mungkin sebagian
keberkahan ilmu sesepuh Cimande yang hingga kini dirasakan, sesepuh Cimande
tidak pernah kemana-mana tapi Cimande terkenal dimana mana.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnsExLf4HnPpezMJAg0LwNR-q4eoUEmuuALNj8T4aVmT67PIFiGX_YE3dRfH9p1K42csUBpdwXz-ljk7yU6ObpL2d1A3WAoCjoLInjaiMdMo5CpwvsAQyX5fOQCGg59PrKItOsKe3IkTgo/s4608/IMG_20180109_161636.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="4608" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnsExLf4HnPpezMJAg0LwNR-q4eoUEmuuALNj8T4aVmT67PIFiGX_YE3dRfH9p1K42csUBpdwXz-ljk7yU6ObpL2d1A3WAoCjoLInjaiMdMo5CpwvsAQyX5fOQCGg59PrKItOsKe3IkTgo/w640-h480/IMG_20180109_161636.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pesilat Cimande cilik mempraktikkan jurusnya</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxRfEOfygtxL34OXL4vbWzdfOT1j5hlF4rVCIeNeYiEeoeRshh149VyNs4ySYqfqBGHvBrK5UYpTfiT2LFACGsuVx70Oxr1WviTqq19KPLeArk010gK8YYB6p2qFI-EymhKI-GKkS9Ezxj/s4608/IMG_20180114_092459.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="4608" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxRfEOfygtxL34OXL4vbWzdfOT1j5hlF4rVCIeNeYiEeoeRshh149VyNs4ySYqfqBGHvBrK5UYpTfiT2LFACGsuVx70Oxr1WviTqq19KPLeArk010gK8YYB6p2qFI-EymhKI-GKkS9Ezxj/w640-h480/IMG_20180114_092459.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ki Didih mengajari anak-anak Silat Cimande</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrh05eADuSdQ0GmBq8Am78WTm9sEjR55WMZwYOCKqS-WCUMUHK54ICw5zhETq_K8lPYnJJu7vzoQfxWz4vZ9GwW289udtuhFeVkmeiwxvzU08OghatJDTs6dgJro2JN7HbzNuYYf3tNcgk/s4608/IMG_20180121_111256.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="4608" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrh05eADuSdQ0GmBq8Am78WTm9sEjR55WMZwYOCKqS-WCUMUHK54ICw5zhETq_K8lPYnJJu7vzoQfxWz4vZ9GwW289udtuhFeVkmeiwxvzU08OghatJDTs6dgJro2JN7HbzNuYYf3tNcgk/w640-h480/IMG_20180121_111256.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bersama Ki Didih</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnc0q-X6G_IEPn0HunRIwZ3MjIYKM2Cy_ap_Z1ecEybY7YoGIq3m4RvMNu6-WVUNEBQu-HcKbL5al2dob4FDt2dJ-munZq0nghuzKl42XxORF70Mw3WR1LjJeAeSH26m9dDChbqvYWCCo5/s4608/IMG_20180120_224047.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="4608" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnc0q-X6G_IEPn0HunRIwZ3MjIYKM2Cy_ap_Z1ecEybY7YoGIq3m4RvMNu6-WVUNEBQu-HcKbL5al2dob4FDt2dJ-munZq0nghuzKl42XxORF70Mw3WR1LjJeAeSH26m9dDChbqvYWCCo5/w640-h480/IMG_20180120_224047.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Latihan rutin setiap malam minggu</td></tr></tbody></table><br /><br />*Tulisan ini pernah dimuat di telusuri.id</i></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /></p>Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-92078955601246678102020-08-10T21:43:00.004-07:002020-12-27T22:51:11.125-08:00Obrolan Dikala Memancing<p> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pagi ini secerah pagi-pagi
biasanya. Kami berencana memancing hari ini. Sehabis masa PSBB yang mengurangi
waktu diluar rumah, memancing terasa lebih istimewa daripada biasanya. Meski
masih harus menggunakan masker, kami melajukan kendaraan kami menuju toko
pemancingan yang menjual semua kebutuhan pemancing. Membeli joran baru dan
umpan pancing. Tampaknya umpan ludes diborong para pemancing yang berhamburan
hari ini. Kami disisai sedikit saja, sekedar cukup memuaskan hasrat memancing
yang beberapa waktu yang lalu sempat dilarang pemerintah daerah. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kami menuju spot pemancingan,
terletak dibelakang perumahan yang dulunya adalah rawa-rawa serta sawah. Umpan
kami sisitkan, kail kami turunkan dan satu-dua ikan mulai masuk ke ember kami. Menggelepar.
</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tak jauh dari kami ada seseorang
yang nampaknya sedang membersihkan belukar yang mulai tumbuh disela sela
tanaman padi. Mimiknya serius. Nampaknya begitulah kerja harian yang dia
lakukan sehabis menanam padi. Beliau menghampiri kami dan menanyakan hasil
pancingan kami hari ini. Pembicaraan seputar korona seakan menjadi menu wajib
obrolan. Beliau mengeluhkan kenapa harus rumah ibadah yang ditutup? Toh
mall-mall tetap bisa buka dengan protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan
mesjid, kenapa tidak? Apa karena masuk mesjid 5x sehari sehingga ditakutkan
menjadi episentrum penyebaran korona? Toh siapa yang bakal masuk mall sehari 5x?
Mending dibuka saja toh yang ke mall pasti orang berduit ini? Kata pemerintah
kan penyebaran penyakit dari orang miskin ini. Bukan orang kaya.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>"Memang manusianya udah lama kiamat meski
dunianya belum" ucap Pak Aman. Benar juga, kelakuan manusia sudah dari
dulu kiamat. Katanya semakin mendekati kiamat, maka kelakuan manusia semakin
rusak. Lha kan dari awal manusia itu udah rusak sampai malaikat saja bingung
dengan maksud penciptaan kita yang katanya bakal membawa kerusakan di muka bumi.
Beliau mengakhiri pembicaraan dengan mengajak kami mampir di rumahnya suatu
saat kalau memancing lagi. Kami mengganguk tanda setuju dengan tawaran
tersebut. Lagipula menambah banyak relasi justru menyenangkan.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Matahari sudah diatas kepala.
Semenjak Pak Aman pergi,ikan ikan juga nampaknya tak lagi menghampiri pancingan
kami. Kami berpindah tempat menuju tempat yang kami perkirakan lebih banyak
ikannya. Berharap pulang sembari membawa sebakul ikan. Ternyata tempat baru
tidak seindah yang dibayangkan. Ikan yang kami dapat lebih sedikit dari
sebelumnya. Namun sebaliknya, pemancing lain nampak membawa ember berisi
ikan-ikan besar. Dongkol rasanya mengetahui kenyataan tersebut. Pancing yang
sama umpan yang sama tapi hasil yang berbeda. Apakah ini adil? Kami menyadari
kami keliru kala beriri hati. Memancing adalah pembelajaran untuk menjadi
sabar. Tolak ukur umpan tak dapat dijadikan patokan besarnya ikan, panjang
joran tidak membuatmu lebih banyak menangkap ikan. Terus apa patokannya? Tentu
saja tidak ada. Seperti hidup apa patokan sukses? Kaya kah? Jabatan kah? Tidak
tahu, saya tidak bisa menjawab. </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Kami
hanya berharap kami beruntung hari ini.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Seorang petani jeruk menyuruh
kami mengambil berapa saja jeruk yang ada di kebunnya, di tempat kami
memancing. Dia berbicara banyak kepada kami mengenai hasil panen tahun ini atau
bagaimana orang memborong jeruknya dalam sehari. Senyumnya saat berbicara mampu
membuat siapa saja betah mendengarkan ceritanya. Menurut dia Jeruk Madang, yang
dia tanam mempunyai rasa yang berbeda daripada jeruk dari daerah lain di
Kalsel. Tidak terlalu masam dan juga tidak terlamapau manis. Sedang saja.
Menurutnya lagi rasa secukupnya inilah yang membuat Jeruk Madang digemari di
daerah Kalsel. Pemancing disebelah kami ikut senyum-senyum mendengar cerita
sang petani meski kelihatannya umpannya tak kunjung disambar ikan. Konon kalau
terlambat panen, si petani bakal kehilangan jeruk dalam jumlah banyak, soalnya
sering ada pencurian hasil panen besar-besaran yang bakal merugikan si petani.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebelum pulang kami diberi oleh
oleh beberapa Jeruk Madang oleh beliau. Beberapa kami simpan, sisanya kami
bagikan kepada para pemancing yang juga ada disekitar kami. Sudah selayaknya
kami tidak nikmati sendiri hadiah dari sang petani. </p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Puas kami rasakan hari ini
meskipun ikan yang kami peroleh hanya sedikit.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8lUFOoJGF45Gb4wx6oH19a9sgZTBTxdnKwS7hKN6vxR_HjWKZrizp3inZ5l-FYJd5GsMaqVb4SKYt2ZDU5Pzz6_4vB7erBx7HdH5O1LW7Y-cel4svuRGNFrilk60dXNWNHP3MWo_1doza/s2048/IMG_20200601_161123.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1152" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8lUFOoJGF45Gb4wx6oH19a9sgZTBTxdnKwS7hKN6vxR_HjWKZrizp3inZ5l-FYJd5GsMaqVb4SKYt2ZDU5Pzz6_4vB7erBx7HdH5O1LW7Y-cel4svuRGNFrilk60dXNWNHP3MWo_1doza/s640/IMG_20200601_161123.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="text-align: left;"> </span><span style="text-align: left;"> </span><span style="text-align: left;">Buah cemot yang sudah mulai jarang terlihat</span></td></tr></tbody></table><div><br /></div><div><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGGaUe4xeln78s403tGwAY31dTjB4Bp1kFq5D9EfryTFZQ1hpK5GiRESEuMhcnvKwV-N9meaITkLoFKJxi0DUg3UKcnvipNzEcO_kRY821rb2KXtSF5qU_mZHolpfS3pTYy_vxcSXmjIE8/s2048/IMG_20200601_161327.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Jeruk Madang, konon memiliki kulit tipis dan daging tebal dengan wangi semerbak" border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1152" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGGaUe4xeln78s403tGwAY31dTjB4Bp1kFq5D9EfryTFZQ1hpK5GiRESEuMhcnvKwV-N9meaITkLoFKJxi0DUg3UKcnvipNzEcO_kRY821rb2KXtSF5qU_mZHolpfS3pTYy_vxcSXmjIE8/w359-h640/IMG_20200601_161327.jpg" title="Jeruk Madang, konon memiliki kulit tipis dan daging tebal dengan wangi semerbak" width="359" /></a></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Jeruk Madang, konon memiliki kulit tipis dan daging tebal dengan wangi semerbak</p>Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-12995770828041050102020-08-10T03:39:00.000-07:002020-08-10T03:39:04.921-07:00Prasasti Tamban: Kajian Epigrafi<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyBot-RgbCKmqiah-0DJEjGK7XIfbRMLe2C-19PbfkAr6S06HFLmc57VV11s3archw8BJC_u54ZJRmOtN3cKGNXfSwjKfM7HXGorrt3ksJusfiXZS7QCdhZn4hkbO0OPtL4G4Xphgqc_c1/s836/prasasti.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="836" data-original-width="496" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyBot-RgbCKmqiah-0DJEjGK7XIfbRMLe2C-19PbfkAr6S06HFLmc57VV11s3archw8BJC_u54ZJRmOtN3cKGNXfSwjKfM7HXGorrt3ksJusfiXZS7QCdhZn4hkbO0OPtL4G4Xphgqc_c1/s640/prasasti.jpg" /></a></div><p></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Abstrak<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Prasasti Tamban
dari Banjar merupakan sebuah prasasti kayu ulin yang beraksara Jawi dan
berbahasa Banjar. Tahapan penelitan yang digunakan adalah tahap heuristik,
tahap kritik teks, tahap interprestasi, dan tahap historiografi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui isi serta analisis isi dari prasasti
Tamban, serta melihat kedudukan prasasti ini dalam sejarah Kerajaan Banjar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa prasasti Tamban ini berisi aturan regional yang
berbentuk larangan yang ditulis oleh tetuha kampung atas dasar perintah Sultan
Adam. Larangan-larangan tersebut diantaranya adalah memainkan meriam bambu,
taruhan, serta mencuri bambu-bambu yang sudah ditebang. Kedudukan prasasti ini
dalam sejarah Kerajaan Banjar adalah sebagai peraturan yang bersifat regional
yang berlaku di daerah tertentu dan hanya dituliskan oleh tetuha kampung
berdasarkan Undang-Undang Sultan Adam.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kata Kunci: <i>Analisis, Banjar, Epigrafi,
Prasasti<o:p></o:p></i></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt; text-align: center;"><b><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abtract<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tamban
inscription from Banjar is an ironwood inscription with Jawi script and Banjar
language. The research stages used are the heuristic stage, the stage of
textual criticism, the stage of interpretation, and the stage of
historiography. The purpose of this study was to determine the contents and
analysis of the contents of the Tamban inscription, and see the position of
this inscription in the history of the Banjar Kingdom. The results showed that
the Tamban inscription contained regional rules in the form of a ban written by
the village head on the orders of Sultan Adam. These prohibitions include
playing bamboo cannon, betting, and stealing bamboo that has been cut down. The
position of this inscription in the history of the Banjar Kingdom is as a
regional regulation that applies in certain regions and is only written by the
village head based on the Law of Sultan Adam.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="color: #222222; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Key words:Analysis, Banjar,
Ephigraphy , Inscription</span></i></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 13.3333px;"><a href="https://www.academia.edu/43820823/UNIVERSITAS_INDONESIA_PRASASTI_TAMBAN_DARI_BANJAR_KAJIAN_EPIGRAFI_TUGAS_AKHIR_MUHAMMAD_IRSYAD_SAPUTRA_1506736902_FAKULTAS_ILMU_PENGETAHUAN_BUDAYA_PROGRAM_STUDI_ARKEOLOGI_DEPOK" target="_blank">download here</a></span></span></p>Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-37077963923446720682020-08-10T03:19:00.003-07:002020-08-10T03:19:38.882-07:00Menjadi Titik (2020)<p> </p><p class="MsoNormal"><b>Menjadi Titik<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal">derita titik pada satu kalimat</p>
<p class="MsoNormal">hanya pelengkap untaian</p>
<p class="MsoNormal">tanpa ia kalimat akan baik-baik saja</p>
<p class="MsoNormal">meski terlihat acuh</p>
<p class="MsoNormal">.</p>
<p class="MsoNormal">lain waktu, titik menjadi pertanda</p>
<p class="MsoNormal">bagi nelayan mencari arah pulang</p>
<p class="MsoNormal">dari rimbaian selongsong kenangan</p>
<p class="MsoNormal">.</p>
<p class="MsoNormal">semesta hanya berisi titik titik</p>
<p class="MsoNormal">yang kemudian diisi dengan benar</p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal"><b>Persimpangan Jalan<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal">Rasa-rasanya dulu </p>
<p class="MsoNormal">dipersimpangann<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jalan
kita bertemu</p>
<p class="MsoNormal">Bersamping-sampingan tapi tetap terus jalan</p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sampai kita berada di
jalan yang lurus</p>
<p class="MsoNormal">Aku kira itulah penghujung jalan</p>
<p class="MsoNormal">yang berikut orang suci khutbahkan</p>
<p class="MsoNormal">Kita ternyata salah menyangka </p>
<p class="MsoNormal">Jalan yang lurus</p>
<p class="MsoNormal">hanya gang buntu di tengah cuap-cuap kota yang</p>
<p class="MsoNormal">sakit kena korona</p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal"><b>Membaca<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal">Sebenar-benarnya membaca</p>
<p class="MsoNormal">adalah membaca kesalahan diri sendiri</p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal"><b>Kita Begitu<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal">Begitulah kita</p>
<p class="MsoNormal">Menua</p>
<p class="MsoNormal">Menjadi Debu</p>
<p class="MsoNormal">Tanpa bisa bersatu</p>Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.921327-33.520267167636035 78.765077 31.941717167636032 149.07757700000002tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-71185912427784115622020-07-02T16:35:00.000-07:002020-07-02T16:35:00.939-07:00Menyelami masa melewati batas: Jelajah Pulau Kelor, Cipir, dan Onrust<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal">
Gugusan pulau-pulau kecil yang menyebar di utara Jakarta
dinamakan Kepulauan Seribu meskipun tentu saja jumlahnya tidaklah sampai seribu
pulau. Kepulauan Seribu menjadi tujuan wisata utama terutama bagi penduduk
ibukota Jakarta untuk menikmati deru air laut ataupun sekedar sunset di pantai.
Secara administratif, Kepulauan Seribu sudah menjadi kabupaten sendiri (sebelumnya
wilayah ini menjadi salah satu kecamatan di Kota Jakarta Utara).</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoqwh41ZMGtQBpbVn48L9LxR-zAci0YTJTwNb8Q4hBsaLKxKvwXUjaCRkF9ceXb0RuU8LEKfI2qXI2LsKZkYCE6PvzsSNka3defeE4R00KoUgRF9jZ1WL36HpvdclfUOR6mQsrL4goN7yM/s1600/kepualaun+seribu.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="620" data-original-width="906" height="436" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoqwh41ZMGtQBpbVn48L9LxR-zAci0YTJTwNb8Q4hBsaLKxKvwXUjaCRkF9ceXb0RuU8LEKfI2qXI2LsKZkYCE6PvzsSNka3defeE4R00KoUgRF9jZ1WL36HpvdclfUOR6mQsrL4goN7yM/s640/kepualaun+seribu.png" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kepulauan seribu dari Google Maps</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya berkesempatan mengunjungi Pulau Onrust, Cipir, dan juga
Kelor untuk menuntaskan rasa penasaran mengenai tinggalan arkeologis yang
terdapat di pulau-pulau tersebut. Sebagai mahasiswa baru arkeologi, rasa ingin
tahu saya mengenai tinggalan kolonial sangat tinggi, terlebih di kota asal saya
tidak banyak tinggalan kolonial yang tersisa. Kami berkumpul bersama di Kota
Tua Jakarta untuk memudahkan mobilisasi rombongan yang kurang lebih berjumlah
10 orang. Kami berangkat menuju Pelabuhan Muara Kamal, titik start perjalanan
kami kali ini. Memasuki dermaga tampak TPI hiruk pikuk dengan penjual dan
pembeli yang berjejal. Air disekitar dermaga sangat hitam dan bau, pertanda air
laut disini telah tercemar berat. Kapal berbaris hilir mudik<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di dermaga, sebagian mengangkut hasil laut,
sebagian lagi mengangkut penumpang dan barang.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7-4lu4XdRRnvRYxl_sOO4lle1Ar8A3gq_K8lQLBFlDv2qubtbWUnbFGD6wAM4vGVPVV-JxNIvG6drk5QaamdTi3C6tWeeu2zDi6jOy07N7vt-cXmS_3EJWsrrPdrILvxitr3DtFPMgtZW/s1600/budidaya+kerang+hijau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7-4lu4XdRRnvRYxl_sOO4lle1Ar8A3gq_K8lQLBFlDv2qubtbWUnbFGD6wAM4vGVPVV-JxNIvG6drk5QaamdTi3C6tWeeu2zDi6jOy07N7vt-cXmS_3EJWsrrPdrILvxitr3DtFPMgtZW/s640/budidaya+kerang+hijau.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penangkaran kerang hijau yang kami lihat sepanjang perjalanan </td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kapal motor yang kami tumpangi mulai berjalan pelan
meninggalkan dermaga. Kanan kiri kami mulai terlihat keramba bambu yang
digunakan untuk membudidaya kerang hijau. Berdasarkan penelitian, kerang hijau
di Teluk Jakarta sudah banyak tercemar logam berat dan berbahaya jika
dikonsumsi manusia. Bagaimanapun, rasanya sulit untuk menghentikan konsumsi
kerang hijau dari Teluk Jakarta yang masih menjadi komoditas di warteg-warteg
Jabodetabek. Pulau-pulau reklamasi juga turut menghiasi perjalanan kali ini.
Meski sudah banyak mendapatkan protes, pembangunan terus dilanjutkan .
Lagi-lagi alasan ketersediaan lahan menjadi pemicu pemerintah kekeh dengan
reklamasi. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPqkjvOtsa0BFkdNYBzbfVBAn5RyYSnQaP_7t78zqJzBKpsCdM0b3yW7y78HpTFQsTxgDZGENQOP9ymqePoGjgdkUCtVKOIZqcdybeYcxLNeQRPhV7IxHTgH86H-qh0kZEMsbvscIW88yg/s1600/reklamasi+mulai+terlihat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPqkjvOtsa0BFkdNYBzbfVBAn5RyYSnQaP_7t78zqJzBKpsCdM0b3yW7y78HpTFQsTxgDZGENQOP9ymqePoGjgdkUCtVKOIZqcdybeYcxLNeQRPhV7IxHTgH86H-qh0kZEMsbvscIW88yg/s640/reklamasi+mulai+terlihat.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Reklamasi yang mulai terlihat</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
40 menit berlalu, sampailah kami ke Pulau Kelor. Dibanding
dua pulau lainnya yang akan kami kunjungi, pulau ini adalah yang terkecil.
Meskipun terkecil, pulau ini punya ikon yang tidak dimiliki oleh pulau-pulau
lainnya yaitu Benteng Martello yang masih kokoh berdiri. Bata merah benteng ini
terlihat mencolok dengan latar laut dan langit biru. Berbentuk bundar dengan
tinggi 9 meter dan diameter 14 meter, benteng ini sudah mengalami banyak
kerusakan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>meskipun bentuk aslinya masih
terlihat utuh . Berdiri semenjak 1850, sebagai gerbang utama Batavia melalui
jalur laut benteng ini difungsikan sebagai menara pengintai dan benteng
pertahanan. Julukan lainnya pulau ini adalah Pulau Kuburan. Konon di pulau ini
banyak terdapat kuburan-kuburan pribumi maupun orang-orang Belanda sekitaran
Onrust yang nisannya sudah tidak terlihat lagi. Saya menemukan beberapa
potongan tulang rahang binatang tercampur bersama terumbu karang yang mati. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ0L1rqB9ajtRHw0d_LYQRDFNkwDpmqMYZqvqJlbA078gqZca12WRO2B0fd49ZC5cP8ESYn9MI9LfWuPn8xi2-cMJLkECBeYA5dQXT7aOQOSeTeBxL6Bcf1RN_dTSbrkTAEgdfZxVS-N2O/s1600/benteng+matelo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ0L1rqB9ajtRHw0d_LYQRDFNkwDpmqMYZqvqJlbA078gqZca12WRO2B0fd49ZC5cP8ESYn9MI9LfWuPn8xi2-cMJLkECBeYA5dQXT7aOQOSeTeBxL6Bcf1RN_dTSbrkTAEgdfZxVS-N2O/s640/benteng+matelo.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sisa Benteng Matello yang ada di Pulau Kelor</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Puas melihat sekeliling, kami melanjutkan perjalanan ke
Pulau Cipir. Pasir putih menyambut kaki kami yang basah sehabis turun dari
kapal. Terik matahari membuat kulit kami tebakar, beruntung Pulau ini cukup
rindang untuk menaungi kami. Tidak jauh dari bibir pantai, sisa-sisa bangunan
terbengkalai menjadi pemandangan menyeramkan sekaligus penuh sejarah. Bangunan
ini dahulunya difungsikan sebagai rumah sakit karantina para jemaah haji pada
masa pemerintahan Kolonial. Lorong demi lorong rusak saya masuki, warna
bangunan yang memudar seakan bercerita kisah sedih jamaah haji yang seakan
menjadi tahanan. Pemerintah Kolonial nampak khawatir dengan ide-ide perjuangan
yang mereka dapatkan selama di tanah suci. Selepas mengelilingi puing-puing,
kami duduk sejenak di pinggir pantai meregangkan kaki yang sudah lama berjalan.
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyw6f2ux5mND3CSycEV3pPjbhQY-NA7tWTM1_oHv69AFHRx215YlQApxBOySkGWGBEQpt95yARjXpDKwFjyFgh-V8ziLKVtT5SrE3cvUQJZzLGQc_ST11Xc7DbAjuFSGH6un-foe4d_P9a/s1600/WP_20160423_12_37_04_Pro.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyw6f2ux5mND3CSycEV3pPjbhQY-NA7tWTM1_oHv69AFHRx215YlQApxBOySkGWGBEQpt95yARjXpDKwFjyFgh-V8ziLKVtT5SrE3cvUQJZzLGQc_ST11Xc7DbAjuFSGH6un-foe4d_P9a/s640/WP_20160423_12_37_04_Pro.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"> Rumah sakit haji yang sekarang tinggal puing</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjofWZs-mB8aWsnw_YijsjbwRQ1MJ88TDIF-VwCxuetFjOVaiZfcEljkr1QW4IYu9cuozGJZ-CL9oVaWs9AMpp8m4LKNmYMdAsrGBfE2LVBFf_ivkwcgl9r_9ozfCSp93-He21i7i0z_4Fy/s1600/IMG_20160423_125742.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1186" data-original-width="1600" height="474" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjofWZs-mB8aWsnw_YijsjbwRQ1MJ88TDIF-VwCxuetFjOVaiZfcEljkr1QW4IYu9cuozGJZ-CL9oVaWs9AMpp8m4LKNmYMdAsrGBfE2LVBFf_ivkwcgl9r_9ozfCSp93-He21i7i0z_4Fy/s640/IMG_20160423_125742.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Cipir yang panas sekali</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Matahari sudah tidak lagi diatas kepala, perjalanan
selanjutnya adalah menuju Pulau Onrust. Onrust yang berarti <i>unrest</i> dalam
bahasa inggris karena saking banyaknya kapal yang masuk ke galangan kapal di
Onrust. Ditarik kebelakang, sejarah kepulauan seribu pada umumnya adalah tempat
peristirahatan raja-raja Banten, namun karena sengketa dengan Jayakarta,
Jayakarta mengizinkan VOC untuk mendirikan galangan kapal disana. Lambat laun
VOC mulai menjadikan Onrust koloni dan mulai membangun benteng kecil pada 1656.
Bahkan Sir James Cook pernah singgah ke Onrust untuk memperbaiki kapal dan
mengisi perbekalan sebelum sampai di Australia. Setelah sempat diduduki Inggris
pada periode 1810-1816, pembangunan Pulau Onrust dilanjutkan lagi oleh
pemerintah Kolonial dan 1911 beralih fungsi menjadi tempat karantina haji.
Tahun 1972, SK penetapan Pulau Onrust sebagai pulau bersejarah diterbitkan oleh
gubernur DKI Ali Sadikin.</div>
<div class="MsoNormal">
Benteng di Pulau Onrust memang sudah tidak bersisa, tetapi
sebuah rumah yang masih tersisa disana kini dijadikan museum. Museum yang
menjelaskan Pulau Onrut dari zaman VOC yang dijadikan galangan, sempat menjadi
karantina haji<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hingga akhirnya dijadikan
penjara bagi tahanan politik pada zaman Jepang. Unsur mistis menjadi kental di
pulau ini sebab kuburan-kuburan era kolonial masih utuh, yang paling terkenal
dari mereka ialah Maria van de Velde yang konon masih bergentayangan di pulau
ini. Selain itu ada sebuah dua buah makam keramat lainnya yang salah satunya
dipercaya makam dari pemimpin DI/TII Kartosoewirjo.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQfmBDSbDWDqdbWDA0vgMb8W_rIqIgyxcP-WmtyAUcGVibHt6S6kJoAaDd1MwluK2ny0QvEns_HGYGp5FJAjryDG_J_uhwyJS3mFY-8LnyFI1xqrfte0tnd3ndGaIxpBb7_o583nS2Pi1W/s1600/rumah+peninggalan+yang+menjadi+museum.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQfmBDSbDWDqdbWDA0vgMb8W_rIqIgyxcP-WmtyAUcGVibHt6S6kJoAaDd1MwluK2ny0QvEns_HGYGp5FJAjryDG_J_uhwyJS3mFY-8LnyFI1xqrfte0tnd3ndGaIxpBb7_o583nS2Pi1W/s640/rumah+peninggalan+yang+menjadi+museum.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumah peninggalan Belanda yang sekarang menjadi Museum Onrust</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggIYgE0RGiSQZ1H4X5BzlEDP9bZ3Fcl9fPlOsJwP4AshY2Md1QyjxS5sA9oPL3LJ0_YEg5ivdg06w2Qv98I7Hho-yUJhMI9krQqqmmlVG3nRNVYSodQ7pwChZZV81vqNfI_qjBENMWHnnt/s1600/nisan+maria+van+de+velde.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggIYgE0RGiSQZ1H4X5BzlEDP9bZ3Fcl9fPlOsJwP4AshY2Md1QyjxS5sA9oPL3LJ0_YEg5ivdg06w2Qv98I7Hho-yUJhMI9krQqqmmlVG3nRNVYSodQ7pwChZZV81vqNfI_qjBENMWHnnt/s640/nisan+maria+van+de+velde.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Inskripsi nisan Maria van de Velde</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Sehabis
selesai menyelesaikan tur hari ini, beberapa rombongan kami pamit untuk pulang.
Kami mengantarkan mereka sampai dermaga Onrust. Tersisa kami bertiga bersama
seorang senior kami yang juga sebagai kepala rombongan. Kami memang mau
melanjutkan hari di Pulau Onrust sebelum pulang besok pagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Para pemancing yang sedari siang duduk menunggu ikan
disambar menjadi teman ngobrol kami di sore hari. Sore itu langit tak ditutupi
awan sehingga matahari bersinar kuning nampak terang berkilau. Saya menyingkir
dari mereka bertiga , kembali mengunjungi makam Maria van de Velde. Meskipun
rimbunan pohon beringin membuat suasana menjadi menyeramkan. Entahlah, aku
merasakan aura kesunyian seorang wanita dengan penantiannya yang tidak
berujung. Saya merasa iba.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4ZVKR9LYUUKSJJk8rUlAJslU2G0QY5IyfgPT16HhQyeLKvooqF5lSRQdoPhS3Houawe98X2vf06PUkJsWImExpRuEUNShtx8QbayGJG9I4B-0dutGUPn_v5t9ULYARYLBaNvYmoQLANlq/s1600/pemancing+yang+menjadi+teman+ngobrol+kami.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="903" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4ZVKR9LYUUKSJJk8rUlAJslU2G0QY5IyfgPT16HhQyeLKvooqF5lSRQdoPhS3Houawe98X2vf06PUkJsWImExpRuEUNShtx8QbayGJG9I4B-0dutGUPn_v5t9ULYARYLBaNvYmoQLANlq/s640/pemancing+yang+menjadi+teman+ngobrol+kami.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemancing yng menjadi teman ngobrol kami di sore hari</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Malam ini kami habiskan waktu bercengkrama di pinggir
pantai. Dari seberang, cahaya lampu apartemen gemerlap menemani obrolan kami.
Kami mengobrolkan banyak hal; tentang studi kami yang baru saja di masa awal,
tentang tinggalan arkeologi seputaran Kepulauan Seribu, hingga cerita mistis
pulau ini. Tidak ada api unggun, tidak ada perayaan. Selepas ngalor ngidul,
kami menuju tenda dan beranjak tidur diantara sisa bangunan dan teluk Jakarta.</div>
<br /><br />
<i style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: "Lucida Grande", "Lucida Sans Unicode", "Lucida Sans", Geneva, Verdana, sans-serif; font-size: 10.4px;">*Tulisan ini pernah dimuat di telusuri.id </i></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0Kepulauan Seribu Regency, Jakarta, Indonesia-5.7392014 106.5996686-6.7505134 105.3087751 -4.7278894 107.8905621tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-8145278596965993102020-06-24T18:31:00.003-07:002020-07-02T16:35:15.542-07:00Pelajaran dari Baduy<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Bersentuhan
dengan suku-suku yang mengasingkan diri dari kehidupan modern adalah pertama
kalinya saya lakukan saat mengunjungi Baduy. Urang Baduy atau Urang Kanekes
menghuni sekitar kawasan Pegunungan Kendeng, sejauh 40 km dari kota
Rangkasbitung. Suasana dingin pegunungan ditambah kicauan burung menjadi ucapan
selamat datang begitu menginjakkan kaki disana. Suku Baduy ini dibagi menjadi
dua bagian ada Baduy Luar dan Baduy Dalam. Baduy Luar terlihat lebih santai
dalam memegang adat mereka, meskipun itu tidak berarti mereka meninggalkannya. Ciri
yang terlihat lainnya adalah dari ikat kepala berwarna biru yang disandang oleh
para Baduy luar, sedangkan Baduy Dalam menggunakan ikat kepala putih, begitu
pula dengan pakaian yang mereka kenakan, Baduy Dalam mengenakan baju <i>kampret
</i>berwarna putih sedangkan Baduy Luar berwarna hitam. Kawasan wisata Baduy
menjadi sangat populer karena membuat orang penasaran; bagaimanakah orang Baduy
mampu bertahan dengan tradisi mereka ditengah gempuran kehidupan modern dimana-mana.
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggK_GGK4SsW0gtZg8I_XRrbZI29pB4MGt4QYcchU5u7VXi5_Pa_GXEOr28Pa3x4zplYX2WoxJWcd1PEk9fBM7dhFgbiGOvvKsyU_jikQZv9FWoX5mkxryTPPyCOjVWysOVtN0B8JGkdC6Q/s1600/IMG_9206.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggK_GGK4SsW0gtZg8I_XRrbZI29pB4MGt4QYcchU5u7VXi5_Pa_GXEOr28Pa3x4zplYX2WoxJWcd1PEk9fBM7dhFgbiGOvvKsyU_jikQZv9FWoX5mkxryTPPyCOjVWysOVtN0B8JGkdC6Q/s640/IMG_9206.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kang Mul bersama anak gadisnya</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kami akan menuju rumah Kang Mul,
seorang warga Baduy Luar yang menjadi tuan rumah kami di perjalanan ini. Seperti
trekking pada umumnya, kami melewati jalanan naik turun yang menguras tenaga
habis-habisan. Rute yang kami tempuh adalah Ciboleger-Kaduketug-Balimbing-Marengo-Gajeboh
yang masuk dalam kawasan Baduy Luar.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Sepenglihatan saya memang orang-orang Baduy tidak memakai alas kaki,
bahkan ke jalan aspal yang panas sekalipun! Menurut Kang Mul hal ini merupakan
bentuk kesyukuran terhadap yang Maha Kuasa, mereka memanfaatkan semaksimal
mungkin pemberian yang murni tanpa harus ada penambahan apapun.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Beberapa bocah melintas dengan
polosnya, memangku durian di pundak, berjalan berduyun-duyun seakan-akan bakal
ada hajatan besar hari ini. Hasil hutan yang mereka kumpulkan dibawa kearah
Ciboleger dan dikumpulkan oleh pengepul. Saya rasa bocah sekecil mereka pun
memiliki keuletan yang luar biasa, ditambah medan yang naik turun, stamina
bocah ini pasti kuat bukan main. Kami mencoba mengabadikan beberapa momen yang
kami rasa unik. Senyuman mengembang dibibir mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
"Mereka
memang terbiasa keluar masuk hutan" kata Kang Mul</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioxINWHH0ci7HrAraA7jf0j1ttWMMQPJ96bMeWpODv4uiXyaFPv66-OxPcPfk666KZocSsyi5zz0qQuYSvVKA35bj6ZHo1ZXl7eVhV6UOijZ56duJpi81EkzGn5zc43h7NbWer4ggfGRcu/s1600/IMG_9195.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioxINWHH0ci7HrAraA7jf0j1ttWMMQPJ96bMeWpODv4uiXyaFPv66-OxPcPfk666KZocSsyi5zz0qQuYSvVKA35bj6ZHo1ZXl7eVhV6UOijZ56duJpi81EkzGn5zc43h7NbWer4ggfGRcu/s640/IMG_9195.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Beratnya durian tidak membuat langkah mereka terhenti</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sepanjang perjalanan kami
mengamati beberapa rumah yang kami lewati, semuanya tidak menggunakan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>paku untuk merekatkan satu dengan yang lain
melainkan diikat, dan pondasi bangunan menggunakan sebuah batu yang digunakan
untuk menopang agar tidak menyetuh tanah. Selain untuk menjaga keseimbangan
rumah karena kontur tanah yang bergelombang, hal ini juga merupakan salah satu
adat dalam pendirian rumah, termasuk cara hadap rumah ke utara-selatan.
Beberapa rumah menjual camilan layaknya toko kelontong, mungkin ini efek dari
banyaknya wisatawan yang berdatangan ke wilayah mereka. Selain rumah, kami juga
mendapati <i>leuit</i>, tempat penyimpanan padi. Bentukannya cukup menyerupai
rumah namun dengan ukuran yang lebih kecil. Konon <i>leuit</i> bisa menyimpan
padi sampai bertahun-tahun lamanya dan terbebas dari jerat hama seperti tikus.
Padi juga tidak boleh dijual, sebagai tanda hormat kepada Dewi Sri, sang dewi
alam. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "cambria" , "serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;"><o:p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wsb4Aa5jcOgLL7ZTxrQ6RG_3GSLoTitUaPbPmQInUBL7xfqVTEGAMY7btOAvpkUFJJfKuYVWDe5r45RUKPsZQV6QnWQ5HSBcAQ_zeGEMpteywhisqhMBPp9Ncz6Fx3GbW0GZwFIdFEzs/s1600/IMG_9067.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wsb4Aa5jcOgLL7ZTxrQ6RG_3GSLoTitUaPbPmQInUBL7xfqVTEGAMY7btOAvpkUFJJfKuYVWDe5r45RUKPsZQV6QnWQ5HSBcAQ_zeGEMpteywhisqhMBPp9Ncz6Fx3GbW0GZwFIdFEzs/s640/IMG_9067.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Diantara rumah-rumah tradisional Baduy</td></tr>
</tbody></table>
</o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "cambria" , "serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pondok teu meunang disambung, nu
panjang teu meunang dipotong</span></i><span style="background: white; color: #222222; font-family: "cambria" , "serif";"> , begitulah pepatah suku Baduy dalam menjaga harmoni
dengan alam.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="background: white; color: #222222; font-family: "cambria" , "serif";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Berbeda dengan kita yang hidup
di perkotaan. Dengan segala kemoderanan kita merampas kekayaan alam semena-mena
atas dasar keserakahan. Hutan hujan dijadikan lahan sawit beribu-ribu hektar,
tambang yang tidak direstorasi, hingga PLTU yang mematikan penyu. Lebih banyak
merusak dibanding memelihara.</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kami kemudian melewati jembatan
akar yang menjadi kawasan populer bagi wisatawan. Spot ini terlihat menarik
bagi kami, terbuat dari bambu dan akar pohon yang disambung sehingga memberikan
kesan unik sekaligus misterius. Kami turun ke tepi sungai Cisemet demi
merehatkan sejenak kaki kami yang pegal.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfTIWjV4W5crQ0CFsjBsNYiNcTVWHzt9wfiQpTWDJw4E0c2YipAibv0qDFTOPBs9d5lzgOwI76wBQQUFP0s6Z7rW1Ebp-HxxY3DWtAA0IeR_kYInAkmoE7VcA_XIItjAqupsf3xoCjKo4a/s1600/IMG_9111.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfTIWjV4W5crQ0CFsjBsNYiNcTVWHzt9wfiQpTWDJw4E0c2YipAibv0qDFTOPBs9d5lzgOwI76wBQQUFP0s6Z7rW1Ebp-HxxY3DWtAA0IeR_kYInAkmoE7VcA_XIItjAqupsf3xoCjKo4a/s640/IMG_9111.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pose di Jembatan Akar</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Asyik berjalan kami lupa bahwa
awan hitam yang semenjak sampai di Ciboleger terus mengikuti kami. Sejurus
kemudian hujan deras datang menghambur dari langit. Untungnya kami dapati
sebuah saung yang kosong untuk tempat berteduh. Intensitas hujan cukup deras,
hingga sekonyonh-konyongnya air menuruni jalan berbukit di hadapan kami dengan
cepatnya. Suasana ini kami manfaatkan untuk bertanya banyak hal mengenai Baduy
ke Kang Mul. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hampir saja malam mulai menutup
langit barulah kami tiba di rumah Kang Mul. Setelah tadi cuman melihat dari luar,
sekarang kami mulai masuk ke dalam rumah adat. Kami disambut hangat oleh
keluarga Kang Mul. Durian hasil panen juga dipersilahkan kepada kami untuk
dicicipi. Kami duduk melingkar sembari dijamu makan malam. Jantung pisang
mentah juga menjadi sajian yang tidak lupa saya nikmati, meskipun terasa sepat
di lidah saya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>"Nyi Pohaci Sanghyang Asri
bagi kami sangat penting sebagai dewi yang menyuburkan tanah-tanah kami"
ucap Kang Mul. Orang Baduy juga percaya nabi Adam awal turunnya ke <i>sasaka
domas</i> pusat semesta yang sekarang menjadi bagian hutan terlarang. "Hutan
terlarang tidak boleh dijamah sembarangan dan hanya bisa dimasuki oleh tetua
adat karna merupakan kawasan yang suci". Kang Mul juga bercerita bahwa
sejak jaman dulu pemerintah sudah ingin mendirikan sekolah di kawasan Baduy
tapi hal itu ditolak mentah-mentah. "Kalau nanti pada sekolah, punya ilmu
tinggi, merantau ke tempat jauh dan tidak mau tinggal di Baduy lagi, siapa lagi
yang akan melestarikan adat kami?"</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Benar juga. Kalangan terdidik
biasanya menjadi egois, menanggap budaya nenek moyang sebagai hal kolot yang
tidak berguna. Jarang ada yang membangun kampungnya kembali, terlebih sudah
bisa hidup enak dan kerja nyaman. Boro-boro mau kerja di Indonesia, tujuan
utama kalau tidak Eropa ya Amerika. Mungkin hal ini lah yang ditakutkan warga
Baduy ketika pendidikan masuk ke tempat mereka. Kacang lupa kulitnya.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4GkLSSkFAQ5mIPhP508Awcu1OXcyjtYq8MQ2xFnMR4q3A2sbYADUCB_J2ngHlgfMfgBNlgvftHrRClry29VhyUadML2U2DM3qkl1Fe4l9AS2ZAPfF_E8Dxh3u9Q8vrzj2u2YroS5HMzsj/s1600/IMG_9241.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1067" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4GkLSSkFAQ5mIPhP508Awcu1OXcyjtYq8MQ2xFnMR4q3A2sbYADUCB_J2ngHlgfMfgBNlgvftHrRClry29VhyUadML2U2DM3qkl1Fe4l9AS2ZAPfF_E8Dxh3u9Q8vrzj2u2YroS5HMzsj/s640/IMG_9241.JPG" width="426" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mencoba menjadi ala ala Baduy</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Besok paginya kami harus jalan
ke tempat keluarga Kang Mul yang berjualan cinderamata khas, ada ikat kepala,
gelang , kain tenun, juga madu. Saya dikasih tahu cara memakai ikat kepala ala
Baduy. Ikatannya sederhana dan mudah dipelajari, seperti hidup mereka, sederhana
dan memberi arti. Mungkin saya harus kembali lagi, memuaskan dahaga akan rasa
penasaran akan kehidupan mereka yang bersahaja.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<o:p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvoT2MPoDIitc7l34GXPXGKHkLa2mUy731Kjj49ogpTwdclmHyIxrYVnN6kRiyj_2zFAOx4Mtpl1xPmOudMfW-FzdBaawk3frs8ZuqFctxs4wxHZkbPgCrKhuyz4tr0FKckLnghrmklMJh/s1600/IMG_9229.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvoT2MPoDIitc7l34GXPXGKHkLa2mUy731Kjj49ogpTwdclmHyIxrYVnN6kRiyj_2zFAOx4Mtpl1xPmOudMfW-FzdBaawk3frs8ZuqFctxs4wxHZkbPgCrKhuyz4tr0FKckLnghrmklMJh/s640/IMG_9229.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kain tenun khas Baduy<br />
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<i>*Tulisan ini pernah dimuat di telusuri.id dengan judul Pelajaran dari Baduy</i></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</o:p></div>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0Banten, Indonesia-6.4058172 106.0640179-7.4155762 104.7731244 -5.3960582000000006 107.35491139999999tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-16121164085660090222020-04-01T06:41:00.042-07:002020-09-16T23:46:48.593-07:00Prasasti, Pemancing, dan Pengrajin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Saya
banyak menimbang-nimbang dalam keputusan mengambil topik skripsi terutama urusan
kedekatan personal dengan objek penelitian. Kedekatan personal ini bisa dari
berbagai aspek: jarak tempuh menuju objek yang dekat, berasal dari satu daerah
yang sama dengan objek, atau menguasai bidang kelimuan objek tersebut. Dari sekian
banyak topik akhirnya muncul keinginan untuk membahas prasasti yang berada di
Museum Lambung Mangkurat. Prasasti tersebut
terbuat dari kayu ulin dengan pahatan berupa huruf Jawi atau huruf Arab Melayu
dengan bahasa Banjar sebagai bahasa pengantar.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Berdasarkan
deskripsi museum, prasasti ini ditulis berdasarkan perintah Sultan Adam mengenai
larangan petasan pada bulan puasa. Menurut pemandu museum, prasasti ini belum
pernah diteliti secara resmi yang ada hanya pembacaan awal saja. Dengan alasan
yang sudah saya kemukakan diawal, saya resmi memilih prasasti ini sebagai objek
peneltian saya. <o:p></o:p></p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIGPpEI4x6rdcxmwjDsBU8V_ainp00MozVd7TP8XBKbTA4uXTh26Yx6FHCD7Rbt118u__CmPF8-gmLLWwi_NXnFAh9sJCEGHjXF4lMR2LfSHTcvT3hqb8BMGhrlWAGmDA5UoadMKGY8rxe/s1600/prasasti.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="836" data-original-width="496" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIGPpEI4x6rdcxmwjDsBU8V_ainp00MozVd7TP8XBKbTA4uXTh26Yx6FHCD7Rbt118u__CmPF8-gmLLWwi_NXnFAh9sJCEGHjXF4lMR2LfSHTcvT3hqb8BMGhrlWAGmDA5UoadMKGY8rxe/s640/prasasti.jpg" width="378" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Prasasti yang ada di Museum Lambung Mangkurat</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Mengungkap
huruf demi huruf yang ada pada prasasti ini tidaklah mudah, saya dibantu oleh
sanak saudara, peneliti di balai bahasa maupun pegawai museum yang menguasai
huruf Arab Melayu. Setelah bersusah payah akhirnya terungkaplah bahwa prasasti
ini tidak hanya menjelaskan larangan petasan namun ada juga larangan taruhan
maupun mencuri. Setelah prasasti ini terbaca utuh, masih ada perkara lainnya
yang belum terpecahkan; siapakah yang membuat prasasti ini? Untuk siapa
larangan ini ditunjukkan? Dan darimanakah asal prasasti ini?<o:p></o:p></p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Untuk
menemukan jawaban-jawaban pertanyaan diatas, selain melakukan studi pustaka saya
juga melakukan beberapa kunjungan dan wawancara. Salah satunya melakukan
kunjungan ke Kabupaten Hulu Sungai Utara. Saya berangkat menuju kabupaten Hulu
Sungai Utara tepatnya menuju Alabio. Berdasarkan hasil studi pustaka, kosa-kata
yang ada di prasasti ini merujuk ke kosakata Banjar Hulu, lebih tepatnya ke
daerah Banua Lima yang sekarang menjadi Kabupaten Hulu Sungai Utara dan
sebagian daerah Kabupaten Tabalong.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Saya
menumpang di rumah sepupu saya sekaligus mengkoreksi hasil terjemahan saya, maklum
mereka adalah orang asli daerah sana sehingga saya harap mereka bisa menjadi sumber
sekunder saya. Pengkoreksian malam itu cukup menyita waktu. Sembari berdiskusi
saya menikmati hidangan yang disediakan bibi saya: ikan <i>papuyu</i> (betok)
goreng dengan cacapan. Makanan khas Banjar ini berhasil memicu diskusi menjadi
lebih intens diselingi candaan ala Alabio yang terkenal seantero Kalsel.<o:p></o:p></p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU2zdi_59E6UJ9jkn07IWVPKHkFtjKTX4dagGa6jYhpV4QAJtOgxLXZgLdxB7VcqynA-zXR8p7LYbQ9TmkQskJJ0s284rVQ-UmthMHiDdO6nNNVygodhP5NRFApM-0WRUH0gSfUY3-wCT6/s1600/IMG_20190707_063313.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU2zdi_59E6UJ9jkn07IWVPKHkFtjKTX4dagGa6jYhpV4QAJtOgxLXZgLdxB7VcqynA-zXR8p7LYbQ9TmkQskJJ0s284rVQ-UmthMHiDdO6nNNVygodhP5NRFApM-0WRUH0gSfUY3-wCT6/s640/IMG_20190707_063313.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mesjid Jami Pandulangan, salah satu mesjid tua yang ada di kabupaten HSU</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Setelah
mendapatkan masukan mengenai pembacaan prasasti, besoknya saya diajak oleh
sepupu saya untuk menikmati keindahan Danau Panggang sekaligus memancing disana.
Danau Panggang merupakan sebuah nama kecamatan
yang terletak di Kabupten Hulu Sungai Utara. Daerah ini 65% bagiannya terdiri
dari rawa-rawa dan sungai. Rumah-rumah penduduk berdiri rapi diatas sungai dan
rawa, terpisah dari jalan aspal dan dihubungkan oleh titian-titian kayu antar
rumah.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Mata
pencaharian penduduk kebanyakan adalah penangkap ikan. ikan hasil tangkapan menjadi
ladang ekonomi bagi masyarakat, sebagian diolah menjadi ikan asin ataupun
dijual dalam keadaan segar. Selain itu sebagian masyarakat membuat tambak ikan
dipinggir sungai. Pentingnya sungai berarti juga mengikat pada pentingnya
transportasi air. Hampir semua rumah mempunyai perahu; baik perahu kecil atau
yang biasa disebut perahu cas ataupun perahu besar yang disebut <i>kelotok</i>. <o:p></o:p></p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4BuZF2j8qELGRsFSApnDPIGPqcAwejsZu-s-0nykcaYJM2fU6gS_Nfwbr_i1KmGeKncj85YS9NQjs4iRTuA3RR5Osfj2m_XMw1-iLcQdHHcgDlaLlvlEMSBHlTGk9F43v_wr2FAdfCBcH/s1600/IMG_20190707_125257.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4BuZF2j8qELGRsFSApnDPIGPqcAwejsZu-s-0nykcaYJM2fU6gS_Nfwbr_i1KmGeKncj85YS9NQjs4iRTuA3RR5Osfj2m_XMw1-iLcQdHHcgDlaLlvlEMSBHlTGk9F43v_wr2FAdfCBcH/s640/IMG_20190707_125257.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sepat asin yang menjadi komoditas di Danau Panggang</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Sebelum
berangkat ke Danau Bitin, saya singgah ke rumah salah seorang keluarga yang
berprofesi sebagai pencari ikan. Sembari menunggu persiapan memancing, saya
ngobrol dengan seorang kakek yang tampaknya sudah sangat sepuh. Dari informasi
yang saya peroleh, kampung ini sudah lama berdiri, bahkan jauh sebelum Kerajaan
Banjar berdiri.</p><p class="MsoNormal">"Di
kampung ini bahkan tidak ada perantau dari daerah lain, mungkin mereka tidak
mau tinggal diatas sungai dan rawa" kata sang kakek.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"> Berbanding lurus dengan pernyataan sang kakek,
menurut Hikayat Banjar, daerah Danau Panggang dulunya merupakan pusat Kerajaan
Kuripan berdiri, sezaman dengan Kerajaan Kutai Martadipura. Setelah persiapan
telah lengkap, saya berpamitan dengan si kakek dan memulai perjalanan menyusuri
Danau Bitin. Kami berangkat bertiga bersama Paman Usup dan temannya. Sayangnya,
sepupu saya memilih untuk batal ikut serta karna suatu hal. <o:p></o:p></p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRZbSRTKj3VnubJZUmfFZr0o-LOPzJ7-7Va8Tkq_ka8h6Xl5YQPd7SobQ1pBGAGh59tkyh32BGGvHjKQYAirVnziZWafAiw6bkOFx08l2UNA7f86A9bXY8gQrNSNVWem4fU_L_ic268tsG/s1600/IMG_20190707_145133.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRZbSRTKj3VnubJZUmfFZr0o-LOPzJ7-7Va8Tkq_ka8h6Xl5YQPd7SobQ1pBGAGh59tkyh32BGGvHjKQYAirVnziZWafAiw6bkOFx08l2UNA7f86A9bXY8gQrNSNVWem4fU_L_ic268tsG/s640/IMG_20190707_145133.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mancing ditengah danau yang panas!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Danau
Bitin tidak seperti danau pada umumnya, danau ini terlihat lebih mirip dengan
sungai bercampur rawa yang luas. Menyusuri danau, terdapat beberapa
perkampungan yang berdiri diatas air tanpa jalan raya sama sekali, bahkan tiang
listrik ikut menancap diatas air. Toko kelontong buka melayani pembeli yang
berbelanja dari atas perahu. Hilir mudik perahu memecah kesunyian danau dan
menimbulkan gelombang air. Perahu yang kami naiki sangat kecil sehingga
gelombang terasa sangat mengombang-ambingkan perahu. Selama di perahu, kita
tidak boleh banyak bergerak yang tidak perlu, dan jangan panik ketika ada
gelombang air datang.<o:p></o:p></p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZfiiT5Yk2Mx9vHyPOdaOaDMMEcf1DUYf9hRrUKdjhMLpdmbXkMk_CCD_fWqH7bsXJPpVJ_PRY8eOr5wY3AsOc0WgNw0VJ9IfnSPCfjREtthRI-KuqabFRSkqf4EpceFiYV-xgLnmxzwMr/s1600/IMG_20190707_174452.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZfiiT5Yk2Mx9vHyPOdaOaDMMEcf1DUYf9hRrUKdjhMLpdmbXkMk_CCD_fWqH7bsXJPpVJ_PRY8eOr5wY3AsOc0WgNw0VJ9IfnSPCfjREtthRI-KuqabFRSkqf4EpceFiYV-xgLnmxzwMr/s640/IMG_20190707_174452.jpg" width="360" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu sudut Danau Panggang</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Berbeda
dengan memancing di daratan yang selalu ada tempat untuk bernaung, memancing di
tengah danau harus tahan siksaan panas matahari yang siang itu bersinar tanpa
dihalangi awan. Kesabaran mutlak dibutuhkan dalam memancing. Biasanya para pemancing
meluangkan waktu hampir 12 jam di perahu apabila hasil tangkapan kurang
memadai. Beberapa kali juga kami harus pindah spot karena kurangnya hasil tangkapan.
Tidak ada umpan khusus yang digunakan, hanya remah remah roti di rumah yang
kemudian dikeraskan. Ikan yang kami dapat kali ini kebanyakan berupa ikan Patin
Sungai yang lemaknya lebih sedikit daripada Patin Tambak.<o:p></o:p></p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Sore
sudah mulai tiba namun hasil tangkapan terlalu sedikit untuk dibawa pulang.
Akhirnya Paman Usup memutuskan untuk tinggal lebih lama dan saya dititipkan naik
perahu kenalan yang kebetulan habis pulang dari hilir. Hari itu ditutup sunset
yang sangat indah di danau, dengan latar belakang perkampungan diatas air.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Asa
manusia terus memungkinkan untuk bertahan ditengah kondisi alam yang tidak
memungkinkan hingga akhirnya muncul sebuah kebudayaan baru. Rawa dan sungai
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kebudayaan masyarakat Banjar
terutama dalam menyambung hidup. Banyaknya produk budaya seperti alat-alat
menangkap ikan tradisional memperlihatkan ikatan yang kuat antara orang Banjar
dengan sungai dan rawa. Begitupun sebagai sarana transportasi, berbagai macam
jenis perahu diciptakan untuk berlayar dari hulu ke hilir.</p><p class="MsoNormal">Seminggu
setelahnya saya berkunjung lagi ke Alabio, juga ditemani sepupu saya. Tujuan
kali ini adalah mendapatkan data tentang bambu di daerah sini dan cara
pengolahannya dengan melihat langsung ke tempat kerajinan alat menangkap ikan
dari bambu. Bambu menjadi esensial dalam penelitian ini karena disebutkan dalam
prasasti bahwa dilarang mencuri berbagai jenis bambu seperti <i>Batung, Buluh, </i>dan<i>
Paring</i>. Kemungkinan bambu-bambu itu ditulis karena berkaitan dengan tempat
yang diatur oleh prasasti tersebut terdapat banyak bambu.</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Tidak
jauh dari rumah sepupu saya, hanya berjalan kaki sekitar 5 menit maka sampailah
kami di depan rumah sang pengrajin, Amir Husin . Amir dan bapaknya adalah
pengrajin alat-alat menangkap ikan yang diteruskan secara turun temurun. Amir,
yang usianya tidak terpaut jauh denganku menjelaskan secara rinci jenis-jenis
bambu yang digunakan, cara pengolahannya, termasuk juga hasil kerajinannya. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Ada
beberapa alat seperti <i>lukah</i>, <i>sarakap</i>, <i>tangguk</i>, <i>tantaran</i>,
dan lainnya yang bahannya terbuat dari bambu. Bambu yang digunakan juga terdiri
dari beberapa jenis semisal <i>batung</i>, <i>buluh</i>, <i>paring</i>, dan
lainnya. Hal ini tentu menjadi informasi yang berharga untuk pengerjaan penelitian
bahwa kawasan sentral pengrajin alat-alat penangkap ikan semenjak dahulu ada di
Hulu Sungai karena tersedianya bahan baku.<o:p></o:p></p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span face=""Calibri",sans-serif" style="font-size: 11pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitLErgAFGyb7LjbljoazVuY6YeR8irfYnbKaiQltoJKFhhdMhrHxdqjCaLxdMfGV_dRwieV4N_XxDlFAJ0AFzI9A9q8JmJKVN9R0D71l6ivslE_AHmsIuPfIl0wmWdJXuaVghbZO509OhU/s1600/IMG_20190712_165622.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitLErgAFGyb7LjbljoazVuY6YeR8irfYnbKaiQltoJKFhhdMhrHxdqjCaLxdMfGV_dRwieV4N_XxDlFAJ0AFzI9A9q8JmJKVN9R0D71l6ivslE_AHmsIuPfIl0wmWdJXuaVghbZO509OhU/s400/IMG_20190712_165622.jpg" width="225" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sarakap</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXEl9ara0eWl-0ISIGraRljQzbg46b80VMTMOF-8LrH6frHhkc0_VqZBz5ALSXiIsY-cDsBlaGzb4-asrLlJu0EWAbXQmm4KZmRCglSeIGLPVqpJRhcdgMDMbI0I3p7GgQKWd2AMGodJkH/s1600/IMG_20190712_165950.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXEl9ara0eWl-0ISIGraRljQzbg46b80VMTMOF-8LrH6frHhkc0_VqZBz5ALSXiIsY-cDsBlaGzb4-asrLlJu0EWAbXQmm4KZmRCglSeIGLPVqpJRhcdgMDMbI0I3p7GgQKWd2AMGodJkH/s400/IMG_20190712_165950.jpg" width="225" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tangguk</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><p class="MsoNormal">Keesokan
harinya, saya kembali melakukan pengambilan data lagi kepada para pedagang
perkakas menangkap ikan di sekitar pasar Alabio. Beberapa dari mereka yang saya
wawancarai sudah berusia sepuh. Mereka sangat antusias ketika saya mulai
menanyakan beberapa pertanyaan. Mereka mengaku menyambung hidup dari hasil berjualan
kerajinan ini dari turun-temurun, usaha yang lanjutkan dari generasi ke
generasi. Sedangkan untuk hasil kerajinan kebanyakan didatangkan dari daerah
Sungai Limas. Hasil kerajinan di Sungai Limas tidak terbatas pada alat
penangkap ikan, tetapi juga perkakas rumah tangga seperti wadah, kursi, dan
tikar.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">Salah
satu hal yang paling dirasakan para pengrajin dan pedagang sekarang adalah
bahan baku sudah semakin sulit dicari mengakibatkan harga barang menjadi naik.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal">
</p><p class="MsoNormal"> "Mencari bambu sekarang sulit sekali
rasanya, habitat aslinya tergerus sehingga sebagian harus didatangkan dari
Kalimantan Tengah, makanya harganya jadi naik" ucap Haji Bahrun, salah
satu narasumber seraya membenarkan pecinya. "Misalnya <i>paikat</i> yang
lebih banyak tumbuh di daerah Barito, langsung datangkan dari sana. Selebihnya
bambu yang lain ya dari daerah sini, tapi memang jumlahnya sudah tidak
banyak".<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"> "Sekarang pun banyak yang mencari ikan
dengan cara yang tidak bertanggung jawab seperti menyetrum yang mengakibatkan
matinya benih-benih ikan dan mematikan usaha mencari ikan tradisional". tambahnya
lagi<o:p></o:p></p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<p class="MsoNormal">Curhatan
ini seakan membukakan mataku betapa hubungan manusia dengan alam sudah tidak
sehat. Menangkap ikan dengan setrum justru mematikan benih benih ikan serta
biota rawa lainnya. Pihak berwajib tentunya sudah menangani hal ini tapi tetap
saja pencari ikan yang bandel akan tetap melakukannya lagi dan lagi. Perlu
regulasi yang tidak main-main untuk penyetrum ikan ataupun pengguna racun ikan
agar sekiranya jera untuk mengulangi perbuatannya. </p><br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUdpseNBVd778meHmsweS4An0O76Se2rloek3W_5iIQdTASwSAZ8TJ4T5i51iKSHvhnRTbM0qRwgxKK2Z2DNifA55C6EyAKuFMuf1w2Rrh0dZn99xSlNeAWmmGEfftGloY0N4iOEpq4VZW/s1600/IMG_20190713_095149_1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUdpseNBVd778meHmsweS4An0O76Se2rloek3W_5iIQdTASwSAZ8TJ4T5i51iKSHvhnRTbM0qRwgxKK2Z2DNifA55C6EyAKuFMuf1w2Rrh0dZn99xSlNeAWmmGEfftGloY0N4iOEpq4VZW/s640/IMG_20190713_095149_1.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bersama para pedagang kerajinan di Pasar Alabio<span> <br /></span><br /></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">Setelah
selesai mengumpulkan data di daerah Hulu Sungai Utara, ternyata masih banyak
pertanyaan-pertanyaan yang belum berhasil terjawab. Selanjutnya saya akan
menyusuri ke Tamban, daerah asal prasasti diketemukan,yang berjarak sejauh 187
km dari Hulu Sungai Utara. Untuk menyatukan fragmen-fragmen yang terpisah menjadi
satu kesatuan cerita utuh, saya harus mencari tahu langsung kesana.</p><div style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">*<i>Tulisan ini pernah dimuat di telusuri.id </i></div></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.921327-32.948381232486582 78.765077 31.369831232486586 149.07757700000002tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-31095334849822516642020-03-25T21:56:00.005-07:002021-03-22T20:42:49.297-07:00Penggalian Arkeologi Benteng Surosowan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menjadi seorang arkeolog
mungkin masih menjadi sebuah pekerjaan yang acapkali dipertanyakan orang-orang.
"Kerja apaan tuh?" "Keren ih kayak di film-film"
"Nyari-nyari fosil ya?" dan masih banyak lagi hal-hal yang menjadi
pertanyaan lainnya. Sudah dua kali aku mengikuti penggalian arkeologi, yang
pertama di Muara Jambi, sekaligus sebagai Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang
menjadi mata kuliah tersendiri di jurusan arkeologi. Kedua saat saya mengikuti
magang selama dua minggu bersama BPCB Banten dalam penggalian Benteng
Surosowan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoS0HvESH8yVw2LWI8vJFjmUi9Iy6-1ggvCOl-3IrtJhHd1QnfDH0L_OV9an4NxO4Joeb-KkB3hzN8oIbx8X0qSekJH5Yg2IgW-iMUDjfynG_Jvdoq77VCllA3Q_9QRvIYzH9w6wOOwSW6/s1600/IMG-20200326-WA0025.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1107" data-original-width="1479" height="478" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoS0HvESH8yVw2LWI8vJFjmUi9Iy6-1ggvCOl-3IrtJhHd1QnfDH0L_OV9an4NxO4Joeb-KkB3hzN8oIbx8X0qSekJH5Yg2IgW-iMUDjfynG_Jvdoq77VCllA3Q_9QRvIYzH9w6wOOwSW6/s640/IMG-20200326-WA0025.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Excavation Begin!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tujuan
penggalian ini adalah untuk menampakkan sisi utara Benteng Surosowan agar
sekiranya sisi tersebut terbebas dari pembangunan apapun. Diperkirakan sisi
utara bekas pendopo kerajaan yang terhubung langsung dengan kanal-kanal disekitaranya.
Pihak BPCB Banten sendiri bekerja sama dengan prodi arkeologi Universitas
Indonesia dengan meminta langsung mahasiswa untuk terjun ke lapangan. Sekitar
40 mahasiswa menjalani magang tersebut dibagi pershift selama tiga bulan. Kami berempat
mendapat giliran shift terakhir masuk dari pertengahan September. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgip_6jZ8IdLXzf_fYAI-hDFq7LNYv264SX-EcZq52ecgHSb0uLREVWEebKCWNW3HUpsF8Jf19sP15J2QiiMFU4RBHhywdQSbzN-yOtEcLMoDf1rtf8V9SGmIcfyqRvK-t9ZhkGW2cO4-06/s1600/IMG_20190921_093039.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgip_6jZ8IdLXzf_fYAI-hDFq7LNYv264SX-EcZq52ecgHSb0uLREVWEebKCWNW3HUpsF8Jf19sP15J2QiiMFU4RBHhywdQSbzN-yOtEcLMoDf1rtf8V9SGmIcfyqRvK-t9ZhkGW2cO4-06/s640/IMG_20190921_093039.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana saat penggalian</td></tr>
</tbody></table>
</o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tugas kami dalam penggalian dibagi kedalam tiga
bagian:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Menggambar kotak gali<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seorang penggambar bertugas untuk menggambar
semua kotak galian pada hari tersebut. Penggambar harus menggambar secara detil
tampak awal serta tampak akhir dari penggalian kotak tersebut, termasuk
mengukur apa saja penampakan temuan yang ada di kotak tersebut semisal
penampakan struktur bata ataupun temuan lepas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Laporan harian<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bertugas untuk melaporkan keadaan pada hari
penggalian semisal berapa kotak galian yang dibuat pada hari itu, temuan apa
saja yang didapat hari itu, jumlahnya berapa, beserta kesulitan yang dialami.
Tugasnya ya mirip-mirip bikin buku harian cuman bahasanya ya harus formal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Bagian Temuan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bertugas membersihkan, mencatat, dan mengklasifikasi
temuan pada hari tersebut. Hal ini nantinya akan memudahkan pihak yang
berkepentingan selanjutnya untuk proses inventarisasi temuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Temuan
yang sangat menarik pada shift kami ini adalah beberapa anak tangga serta
adanya sumber air yang diperkirakan merupakan kanal yang dahulunya langsung
melewati sisi utara benteng ini. Yang paling mencengangkan adalah ketika
penggalian dilakukan banyak tumpukan sampah yang didapat pada lapisan tanah
utara benteng yang artinya lapisan tanah pada daerah tersebut sudah tercampur. Memang
pada sepuluh tahun yang lalu sisi utara benteng sempat dijadikan tempat
mendirikan warung-warung. Sampah-sampah tersebut menjadi tanda seberapa parah
bumi kita memang darurat plastik. Selain itu juga ditemukan tulang-tulang yang
diduga berupa sapi.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyJ7-ybwj2aVw4XnUpk4MPNbYztEuhYFOhsDilUitCegDJ0DGEMJ-TLJoxiuw95huak8b6Sky0X2RAlbNm4Xcfwc4emHG1wOs2YPVKdjwBnaVL_5QhgxhPgUy2iia8mNm8vDZJa_pWKPwY/s1600/IMG_20190914_145802.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1196" data-original-width="1600" height="478" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyJ7-ybwj2aVw4XnUpk4MPNbYztEuhYFOhsDilUitCegDJ0DGEMJ-TLJoxiuw95huak8b6Sky0X2RAlbNm4Xcfwc4emHG1wOs2YPVKdjwBnaVL_5QhgxhPgUy2iia8mNm8vDZJa_pWKPwY/s640/IMG_20190914_145802.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana penggalian saat siang hari</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvf6a6GTDdCDNlrvQIZBwlEiN7xO4x4HKJFPHX28IN3gqUFjenOvzn5tdfVZB6c5RidCQnBpfEdr5tH9gen04Q2C5innhGG8Gxp6JkpYFJdAuYQrjhpcJTzI0evw_gi69aloFRLprmdFST/s1600/IMG_20190920_161121.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvf6a6GTDdCDNlrvQIZBwlEiN7xO4x4HKJFPHX28IN3gqUFjenOvzn5tdfVZB6c5RidCQnBpfEdr5tH9gen04Q2C5innhGG8Gxp6JkpYFJdAuYQrjhpcJTzI0evw_gi69aloFRLprmdFST/s640/IMG_20190920_161121.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu temuan koin berlogo VOC</td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKH_pdNky6F94CfvAwvBVPL6QuVMkjSwOj3Pfe4vKPQ-O3gwMQNy-Ac8htAuE0SZJILwiyw9FBO1m16vj7SNqKvR8GFwRtSDXHmSDs7UOUaSpC8oMWhkncaVOvb4sQMyeb38BioHFUCZoi/s1600/IMG_20190910_142724.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKH_pdNky6F94CfvAwvBVPL6QuVMkjSwOj3Pfe4vKPQ-O3gwMQNy-Ac8htAuE0SZJILwiyw9FBO1m16vj7SNqKvR8GFwRtSDXHmSDs7UOUaSpC8oMWhkncaVOvb4sQMyeb38BioHFUCZoi/s640/IMG_20190910_142724.jpg" width="360" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu temuan keramik</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0UvtX5PKS2iP5cdBpgEeyBQ6u6_ZRMKDcOvYkTnSSY8ueT_Ty-dbxyHfr42XHUbvuW33oVTuE7k-3IKQzaAo-Zc4-ENOau1U7ASU2uhkWEvks6RVdE3UniTFCH160Jn7NL2-SIpuV62z7/s1600/IMG_20190916_142035.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0UvtX5PKS2iP5cdBpgEeyBQ6u6_ZRMKDcOvYkTnSSY8ueT_Ty-dbxyHfr42XHUbvuW33oVTuE7k-3IKQzaAo-Zc4-ENOau1U7ASU2uhkWEvks6RVdE3UniTFCH160Jn7NL2-SIpuV62z7/s640/IMG_20190916_142035.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tangga di sisi utara benteng, diperkirakan langsung berbatasan dengan kanal</td></tr>
</tbody></table>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span face="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Kami menyempatkan jalan-jalan setelah usai
dengan penggalian pada sore hari, biasanya berkeliling di sekitar Benteng
Surosowan, Benteng Speelwijk, Mesjid Agung Banten, Keraton Kaibon, Danau
Tasikardi. Peninggalan-peninggalan bersejarah disini masih banyak yang terawat
hingga kini dari bangunan hingga makam-makam. Karena dekat dengan laut, banyak juga
pantai-pantai di sekitar Surosowan, namun kondisinya memang memprihatinkan,
airnya keruh dan banyak sampah dimana-mana. Banten terasa lebih terik dari
daerah lain, entah mengapa padahal Bima memegang gelar sebagai kota terpanas di
Indonesia. Nampaknya angin yang tidak bertiup ikut andil menjadikan Banten Lama
daerah yang panas. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiei9i7546va1tLEPdi8la2WNxTXuymR22tGpXbGPsjD1nlingPyx7aPGVnWJIIXelLyrNznA7QugwLowdGRN7rQLe7f5i2EuLAiBJngsbQ6H0bDbNGyjfvrLDtM0I92dovfUfmdAy393hm/s1600/IMG_20190911_172814.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiei9i7546va1tLEPdi8la2WNxTXuymR22tGpXbGPsjD1nlingPyx7aPGVnWJIIXelLyrNznA7QugwLowdGRN7rQLe7f5i2EuLAiBJngsbQ6H0bDbNGyjfvrLDtM0I92dovfUfmdAy393hm/s640/IMG_20190911_172814.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Danau Tasikardi</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9N3etn6ep-8vD5QeeWBeBMVjqmxu-ZTBFHQNJFXGlySy8DuVNW1VACag_27zFkSgC89NKGNxHOcgLIKw9UJAwijrIG0BDVCjrTiEjEJgJJKUCvgTBi7zc8PVfrS-2rkSzsmkYvgw71HWg/s1600/IMG_20190909_162359.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9N3etn6ep-8vD5QeeWBeBMVjqmxu-ZTBFHQNJFXGlySy8DuVNW1VACag_27zFkSgC89NKGNxHOcgLIKw9UJAwijrIG0BDVCjrTiEjEJgJJKUCvgTBi7zc8PVfrS-2rkSzsmkYvgw71HWg/s320/IMG_20190909_162359.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu sudut Benteng Surosowan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span face="" style="background: white; color: #333333; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit3qG3St1qY3pcIeVy5ifp_h_gfFzHYy4YFNojL0lCNRH2mAtlw4bPGvkH17TUN7xdqSVrDtzwKxGEI5flQuF9JKGB5BPN9yB43O7_ZWhMjEXzm0bIbNWMxRhnh2t49CTgzeu6w_U3z_re/s1600/IMG_20190912_165834.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit3qG3St1qY3pcIeVy5ifp_h_gfFzHYy4YFNojL0lCNRH2mAtlw4bPGvkH17TUN7xdqSVrDtzwKxGEI5flQuF9JKGB5BPN9yB43O7_ZWhMjEXzm0bIbNWMxRhnh2t49CTgzeu6w_U3z_re/s640/IMG_20190912_165834.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Pasir Putih<br />
<br /></td></tr>
</tbody></table>
</o:p></span></div>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0Banten, Indonesia-6.4058172 106.0640179-39.379318314105106 70.907767899999982 26.567683914105103 141.2202679tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-91715452480708344622020-01-10T19:02:00.002-08:002020-05-04T20:05:16.924-07:00Bima: Si Kota Tepian Air Nan Panas (Overland Backpacker: Jawa, Bali, NTT)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pulang lewat Bima
adalah satu-satunya cara untuk kembali ke Bali semenjak kami kehabisan tiket
Bajo-Benoa. Sape adalah salah satu kecamatan yang terletak di sebelah timur
Kabupaten Bima. Sape juga satu-satunya kecamatan yang memiliki pelabuhan
sehingga menjadi penghubung antar NTB-NTT. Tiket kapal laut Bajo-Sape berkisar
60.000 rupiah per orang. Durasi perjalanan berkisar 7-8 jam, terasa cukup lama
namun kita akan disuguhi gugusan pulau-pulau yang ada di sekitaran Labuan Bajo
dan Pulau Sumbawa. Pulau Sangeang yang menjadi panorama utama perjalanan ini,
terlihat begitu gagah menjulang dikelilingi laut disekitarnya. Sesampainya di
Sape kami langsung mencari penginapan untuk beristirahat dan melanjutkan
perjalanan. Sebelum meninggalkan Sape, kami menyempatkan diri mengambil
beberapa foto. Sape memang terasa lebih panas, lebih-lebih saat musim kemarau
dimana yang terlihat semua berwarna coklat dan gersang.</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz1SHGY0FH4EyoKKjldBF0DtWKXtBn9I0kXyd4Uy4VeLK34WiebRUoUKMnFtNgvZOXKtxFmlGQeXzgkgRK2sBA9nykuDj8iOTpT5NicCW_KVLEQd4Hw-u5desl77i4KjFmRpIeoGwz0LM8/s1600/10064.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1285" data-original-width="1273" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz1SHGY0FH4EyoKKjldBF0DtWKXtBn9I0kXyd4Uy4VeLK34WiebRUoUKMnFtNgvZOXKtxFmlGQeXzgkgRK2sBA9nykuDj8iOTpT5NicCW_KVLEQd4Hw-u5desl77i4KjFmRpIeoGwz0LM8/s640/10064.jpg" width="633" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Duh Panasnya!</td></tr>
</tbody></table>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0cm; mso-padding-alt: 4.5pt 4.5pt 4.5pt 4.5pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="padding: 4.5pt 4.5pt 4.5pt 4.5pt;"></td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="padding: 3.0pt 4.5pt 4.5pt 4.5pt;"></td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kami berinisiatif
untuk mencari tumpangan menuju Kota Bima, namun kami harus menempuh 4 km
sebelum akhirnya mendapatkan tumpangan mobil bak bersama seorang ibu-ibu. Sang
sopir sangat ramah kepada kami bahkan membelikan kami minuman di tengah
perjalanan. Si ibu bercerita bahwa numpang-menumpang bukanlah suatu hal yang
asing di sini, sudah menjadi kebiasaan orang Bima untuk memberikan tumpangan
kepada orang-orang lain yang di temukan sepanjang perjalanan. Kebiasaan ini
terjadi karena memang transportasi umum di Pulau Sumbawa masih minim. Hal ini
tentu membawa keberkahan bagi backpacker yang kerjaannya nebeng. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOJ7XiNsfAUJraCYnAkexpElGnB9JnjvikUlLeJ-SIuv99WcuJAmy_GV2QBkwICVxD-FAEPY6BtvTCyy6OxBk9stHS1Qu_yzgXVDHYCndnvj1CbOWVPbkK4Kf6eppijpV6lZXYcqKPAQcK/s1600/IMG_20190809_145158.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOJ7XiNsfAUJraCYnAkexpElGnB9JnjvikUlLeJ-SIuv99WcuJAmy_GV2QBkwICVxD-FAEPY6BtvTCyy6OxBk9stHS1Qu_yzgXVDHYCndnvj1CbOWVPbkK4Kf6eppijpV6lZXYcqKPAQcK/s400/IMG_20190809_145158.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dekil</td></tr>
</tbody></table>
</o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sepanjang
perjalanan bukit-bukit tandus nan eksotis memanjakan mata kami. Jalanan naik
turun bukit serta kelokan yang tajam menjadi teman perjalanan menikmati
keindahan Pulau Sumbawa. Tak terasa kami pun sampai di Kota Bima. Bima memang
bukan kota yang memanjakan masyarakatnya dengan mall-mall ataupun transportasi
modern, lebih dari itu Bima adalah sejarah panjang Kerajaan Bima Mbojo yang
bermula abad ke-13 sampai akhirnya bergabung dengan Indonesia. Kami mengunjungi
beberapa tempat di Bima semisal Museum Asi Mbojo, Mesjid Sultan Muhammad
Salahuddin, Alun-Alun Sera Suba, dan lain-lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWMWqVcmlKF7Xg7x50liKzMqUkQPFpID-x4bFnB49FJ5KkQfdaRynuz5XWAXtiaKMyvW7T-w4w_9I8d0JZR-l7ZuIzRW6yvwzaCjJ2mwTEp36dv0cl91x6gY7bGBBuWrVKcLzuDWOI4yg1/s1600/IMG_20190809_153358.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWMWqVcmlKF7Xg7x50liKzMqUkQPFpID-x4bFnB49FJ5KkQfdaRynuz5XWAXtiaKMyvW7T-w4w_9I8d0JZR-l7ZuIzRW6yvwzaCjJ2mwTEp36dv0cl91x6gY7bGBBuWrVKcLzuDWOI4yg1/s640/IMG_20190809_153358.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah Satu Sudut Kota Bima</td></tr>
</tbody></table>
</o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixlhBzLlNZ5zlid2zQkuoxHPmTlXjL1XiLSv17bTrtUsBZsoGmtWudlVvaGK4wwrNQRAVf2xTBYXn6xWScbpYsmT4_tTrAOO15VL2m_6IGmI3W_q9PZpV2Fb_olF6iC3xX1UGuVAfBqeM9/s1600/IMG_20190810_103942.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixlhBzLlNZ5zlid2zQkuoxHPmTlXjL1XiLSv17bTrtUsBZsoGmtWudlVvaGK4wwrNQRAVf2xTBYXn6xWScbpYsmT4_tTrAOO15VL2m_6IGmI3W_q9PZpV2Fb_olF6iC3xX1UGuVAfBqeM9/s640/IMG_20190810_103942.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Walaupun Sempat Hancur, Mesjid Ini Berhasil Dibangun Ulang</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Museum Asi Mbojo
yang awalnya adalah Istana Kesultanan Bima yang dibangun pada masa Sultan
Ibrahim. Arsitektur istana ini adalah arsitektur campuran dari arsitektur khas
Bima dan arsitektur Belanda. Pembangunan istana ini memakan waktu 3 tahun dari
1927-1929. Istana ini berdekatan dengan alun-alun dan Mesjid Sultan Muhammad
Salahuddin, yang dipengaruhi oleh konsep tata kota Jawa pada masa Islam. Mesjid
Sultan Muhammad Salahuddin dibangun pada tahun 1770 M oleh Sultan Abdul Kadim
Zilullah. </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mesjid ini sempat
mengalami kerusakan pada masa perang kemerdekaan akibat terkena bom oleh
pasukan sekutu, namun kembali direhab atas inisiatif Hj Siti Maryam yang
merupakan putri mendiang Sultan Muhammad Salahuddin. <o:p></o:p></span><span style="font-size: 12pt;">Alun-alun Sera Suba merupakan sebuah lapangan terbuka yang terletak di depan Museum Asi Mbojo dan Mesjid Sultan muhammad Salahuddin. Alun-alun ini sekarang banyak difungsikan baik sebagai sarana olahraga, berkumpul, festival dan lain-lain. Kami juga mengunjungi Mesjid Terapung Amahami yang menjadi ikon wisata baru Kota Bima. Mesjid ini terlihat begitu mencolok diantara bebukitan dan laut, dengan desain unik yang merupakan hasil karya tim Universitas Petra Surabaya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA2or9QgEiUqXRf0egyYeIzvwgpMGbA2tMYBCqYAB2Xwh0GGDAcodHOAapxN0uQNSi2y13J6qICiYr4bpsaQ3vpPLS1eBRTEP3RPGDZN2eThKIi5MbeemyzpnSr-AM_eGJolOTwqbWZGZo/s1600/IMG_20190809_175703.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA2or9QgEiUqXRf0egyYeIzvwgpMGbA2tMYBCqYAB2Xwh0GGDAcodHOAapxN0uQNSi2y13J6qICiYr4bpsaQ3vpPLS1eBRTEP3RPGDZN2eThKIi5MbeemyzpnSr-AM_eGJolOTwqbWZGZo/s640/IMG_20190809_175703.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dulunya Istana Sultan Sekarang Udah Jadi Museum</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIXgzuJmeFdERgMNmWgcvAiRSLMzTzoL-8p76j1OMDwDwf0C_GvuggwSfY4WmXmEvtxMMzojcuwNm7IJkxRj6vzie-5nLX61c5Vyqn9dXlf7yfVhk4pCFAWeOclvVIqTVeLU5cm4JJk5sr/s1600/IMG_20190810_103223.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIXgzuJmeFdERgMNmWgcvAiRSLMzTzoL-8p76j1OMDwDwf0C_GvuggwSfY4WmXmEvtxMMzojcuwNm7IJkxRj6vzie-5nLX61c5Vyqn9dXlf7yfVhk4pCFAWeOclvVIqTVeLU5cm4JJk5sr/s400/IMG_20190810_103223.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makam Keluarga Sultan Tepat Disamping Mesjid</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5LkItqibO5rcq50I9LXU4H3qV1SWgrDOEkdIwp-9diugiWSJJiPSo8SH7Uq_3rLDll3kpJH_3SvaH2K9iP68xfZSImgbBk0KR-A0ls3oZc1Xc0i_Tnh1L_zuV0ec75RtVvXxhDFzY9Tq8/s1600/IMG_20190810_151655.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5LkItqibO5rcq50I9LXU4H3qV1SWgrDOEkdIwp-9diugiWSJJiPSo8SH7Uq_3rLDll3kpJH_3SvaH2K9iP68xfZSImgbBk0KR-A0ls3oZc1Xc0i_Tnh1L_zuV0ec75RtVvXxhDFzY9Tq8/s640/IMG_20190810_151655.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mesjid Terapung Amahami</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"><br /> </span>Setelah
puas mengitari Kota Bima dengan berjalan kaki, kami memutuskan untuk memesan
tiket kembali ke Bali. Sayangnya loket pemesanan tiket di pelabuhan Bima
seringkali kami jumpai tutup maka dari itu kami pun membeli tiket secara
online. Kami menginap di sebuah musola yang berada di daerah Pelabuhan Bima.
Selama jelajah Bima dua hari, tiap pagi kami menitipkan tas di pos polisi dan
malamnya kembali lagi ke musola untuk tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie4HFj-4W_pAW3y252pwwPY6ceHVANhvsTkwS_opjwMeQ2q2kuLh4FMEZEEvIlJijsD8IRe8DZ4MUcIO8KJKwXEqDUdaFwWFwzSE3mfy-rc0LoX_GsE7btVRzY2UlB7lT_01HhgSFPDLhb/s1600/IMG_20190811_070843.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie4HFj-4W_pAW3y252pwwPY6ceHVANhvsTkwS_opjwMeQ2q2kuLh4FMEZEEvIlJijsD8IRe8DZ4MUcIO8KJKwXEqDUdaFwWFwzSE3mfy-rc0LoX_GsE7btVRzY2UlB7lT_01HhgSFPDLhb/s640/IMG_20190811_070843.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pelabuhan Bima</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Mencari
makanan murah di Bima sangatlah mudah, untuk warung-warung tenda kebanyakan
harganya standar kisaran 10-15 ribu rupiah namun untuk yang ada di Pelabuhan
Bima harga sebungkus nasi cuman 5000 rupiah, meskipun sedikit kami sangat
terbantu dengan adanya porsi murah ini, apalagi dengan lauk ayam. Semoga
abang-abang yang jualan selalu dilimpahkan rejeki yang barokah. Beda dengan
Labuan Bajo yang memang daerah wisata sehingga tarif makan yang dipasang
lumayan mahal.<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOe7cpWcUQ-Ryz7NOSe5JiSq5WtlJPaMkQumKK_vVbDyoAt5cnzxw1-uSonlv_gvd3lJdGdbx80t9THNC_XHb2foFR9VVH7J2TLRRpdZzGwHDdmkhQQBFX6vbqbErn5FXznaG6P-XtWlsd/s1600/IMG_20190811_071746.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOe7cpWcUQ-Ryz7NOSe5JiSq5WtlJPaMkQumKK_vVbDyoAt5cnzxw1-uSonlv_gvd3lJdGdbx80t9THNC_XHb2foFR9VVH7J2TLRRpdZzGwHDdmkhQQBFX6vbqbErn5FXznaG6P-XtWlsd/s640/IMG_20190811_071746.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nelayan Di Laut Bima</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQVFltCXsgaO_LbMNMXf720uii645eyLEYJXwJABFQUA7lIWebcsrMasj5GQD6PIUE4usnzprhVw0UzVG4XEsvSjFyKXqafGgFo2Rvw82U95ALAS7-dvU8Amb-uDW1J258brMoFJCdz69q/s1600/IMG_20190810_151916.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQVFltCXsgaO_LbMNMXf720uii645eyLEYJXwJABFQUA7lIWebcsrMasj5GQD6PIUE4usnzprhVw0UzVG4XEsvSjFyKXqafGgFo2Rvw82U95ALAS7-dvU8Amb-uDW1J258brMoFJCdz69q/s640/IMG_20190810_151916.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jauh Dari Hiruk Pikuk Kemacetan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Itulah
Kota Bima dan sedikit bagian Pulau Sumbawa yang kami kunjungi. Kalau ditanya
sepanas apa Kota Bima di siang hari ya kami akan jawab Kota Bima adalah kota
terpanas yang pernah kami singgahi, dibalik itu Bima selalu menyenangkan untuk
dikunjungi. Bukit-bukit tandus senantiasa melambai kepada para manusia untuk
kembali lagi ke Bima entah untuk sekedar singgah ataupun menetap. Lautnya yang
biru tak sungkan untuk diambil ikannya ataupun sekedar mengabadikan keindahan
Pulau Sumbawa. Semoga kami bisa kembali, untuk melihat adatnya lebih jauh
ataupun sekedar melihat gagahnya Tambora yang belum pernah kami daki!<o:p></o:p></span></div>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-90845590991350231702019-12-03T09:09:00.000-08:002019-12-05T06:23:42.871-08:00Perbandingan Peta Wilayah Pulau Tatas Tahun 1892 dan 2018<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Abstrak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Sejak kedatangan Belanda ke Indonesia, Pergantian pola kependudukan
mulai terlihat terutama terciptanya kota-kota besar yang menopang Nusantara
saat itu. Kota-kota yang ramai dengan aktifitas serta strategis mulai mendapat
tata pola pemukiman yang teratur. Belanda datang dan mulai mengatur tata
pemukiman untuk memperkuat kedudukannya di Nusantara. Pendirian benteng, pusat
administrasi, bangunan umum, serta sarana transportasi adalah pemodelan baru
kota-kota di Indonesia. Sebelumnya kota-kota Indonesia kebanyakan bercorak
Islam seperti adanya alun-alun, mesjid, dan keraton. Kedatangan Belanda
merupakan sebuah era baru tata pemukiman di Indonesia yang mempunyai ciri
tersendiri. Perubahan pemukiman dari masa islam ke masa kolonial menandai
adanya perubahan masyarakat akan kebutuhan akan pemukiman dan perangkat
pendukungnya.</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Tulisan ini
membahas mengenai perkembangan serta perubahan tata kota Banjarmasin, khususnya
wilayah Pulau Tatas dan sekitarnya. Banjarmasin yang dulunya merupakan kota
bandar terkenal karena menghasilkan lada serta menjadi penghubung antara
Indonesia Timur dan Indonesia Barat, maka tak heran jika Banjarmasin merupakan
incaran VOC untuk dikuasai. Perkembangan dan perubahan tata kota meliputi
hilangnya suatu bangunan, semakin padatnya pemukiman, adanya jalan-jalan baru,
dan beralih fungsinya suatu gedung.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLRcIWc_WRtcrJ1g2QlnkVcHf3PolV-Rr7pVR_K4NEYV-FjoQ7G2FHeaiNyQKSNo5fsDUgpkaYS1Qv3NrV8hU0S_xLVFAqAGRDqgRfKIYqmwgHRkXIqnS7dw6aVl0is0cKJhGBGG6UoIsE/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="402" data-original-width="762" height="336" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLRcIWc_WRtcrJ1g2QlnkVcHf3PolV-Rr7pVR_K4NEYV-FjoQ7G2FHeaiNyQKSNo5fsDUgpkaYS1Qv3NrV8hU0S_xLVFAqAGRDqgRfKIYqmwgHRkXIqnS7dw6aVl0is0cKJhGBGG6UoIsE/s640/images.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peta Pulau Tatas (Dok: Idwar Saleh)<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<a href="https://www42.zippyshare.com/v/0FRacvKD/file.html" target="_blank">Download Disini</a></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-12393177904681713812019-12-02T00:15:00.002-08:002021-06-02T01:22:28.994-07:00Kenapa Kita Harus Mencoba Backpacker Sekali Seumur Hidup<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1YCk0hbT5tO5f5kPXUhpxHoQAnmW932SG2PrgvwvuX6TBV-Zc1kD8gS-SqQdzwHXt0t-lUwt0Ke8JuKFCbQwXhSXcd83c7baXwMONEe1KcymrdH-43uTi8uR55mjG6BRqfuDQDug8xRqp/s1600/1557495284731-01.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1YCk0hbT5tO5f5kPXUhpxHoQAnmW932SG2PrgvwvuX6TBV-Zc1kD8gS-SqQdzwHXt0t-lUwt0Ke8JuKFCbQwXhSXcd83c7baXwMONEe1KcymrdH-43uTi8uR55mjG6BRqfuDQDug8xRqp/s400/1557495284731-01.jpeg" width="300" /></a></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Backpacker
kalau dilihat dari sudut pandang manapun tetaplah dilihat sebagai pejalan kere,
lusuh, dan modal dengkul. Dibalik semua itu backpacker menyimpan beberapa unsur
seni kehidupan yang niscaya akan membuat hidupmu (setidaknya) lebih baik.
Kenapa saya menyukai jalan-jalan menggunakan backpack dan lebih banyak berjalan
kaki? Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari berjalan kaki menyusuri tempat
baru. Siapa sih yang mau jalan-jalan malah mandi keringat ataupun jadi bau
badan? Tapi percayalah ketika kamu melakukan suatu perjalanan dengan berjalan
kaki, hal-hal kecil yang biasa terlewatkan ketika kamu menggunakan kendaraan
akan kamu jumpai. Memperhatikan hal-hal kecil itu menarik semisal melihat
bagaimana interaksi bocah-bocah bermain, merasakan panas aspal jalanan,
mengamati lalu lalang orang, dan masih banyak lagi. Tatapan orang-orang pun
akan menjadikanmu sebagai ”objek asing" yang membawa ransel berat
menyusuri jalanan mereka. Tidak heran kalau kamu suatu saat backpackeran akan dilihat
sebagai orang aneh, terutama di Indonesia yang kultur backpackernya masih
terbilang rendah.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrXoIbyog7rTvYF_oTN_CPI49wzLLyERtZhsrMU9MAFJ5vLXmq5LxpKV55LxryL-ccVYDjIQjekCXlitBw3Rf1XqL-OD4Ka02UmjTFKz8B8OsAqZmJmWyGsmuid3MxD3v0ZBH6PKVFrect/s1600/IMG_20180804_144634.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrXoIbyog7rTvYF_oTN_CPI49wzLLyERtZhsrMU9MAFJ5vLXmq5LxpKV55LxryL-ccVYDjIQjekCXlitBw3Rf1XqL-OD4Ka02UmjTFKz8B8OsAqZmJmWyGsmuid3MxD3v0ZBH6PKVFrect/s400/IMG_20180804_144634.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemanasan Dulu</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Backpacker memang tujuan
utamanya adalah berhemat. Hemat pangkal selamat, tapi hemat juga akan mempertemukanmu
dengan orang-orang baik. Saya bertemu orang-orang luar biasa di hidup saya!
Bertemu orang lokal dan bermalam di tempat mereka akan mengajarkanmu banyak
budaya. Ketika di Nepal saya bertemu Kunga, orang yang memberikan tumpangan
bahkan makanan selama saya di Kathmandu. Kunga adalah seorang penganut Budha
yang taat bahkan sempat menjalani pembelajaran sebagai biksu. Dia mengajarkan
saya bahwa toleransi tidak cuman berupa omong kosong diudara tapi pengamalan
ketika bertemu dengan orang-orang yang berbeda agama. Bahkan kami beribadah
masing-masing tanpa sekat yang menutupi. Kunga yang membuat saya percaya bahwa
semua orang perlu mengajarkan kebaikan anpa melihat latar belakang orang
tersebut. Ada lagi Ghulam Rasool atau yang akrab saya sapa Papa Kashmir,
seorang pedagang kashmir yang hidup di Pokhara berjualan kerajinan khas Kashmir.
Papa Kashmir mau menampung saya selama seminggu saat berada di Pokhara. Di
rumahnya saya belajar memasak kari India, belajar berbahasa Kashmir, adu panco
dengan Bilal keponakannya. Sampai sekarang dia masih sering menelpon saya
sekedar menanyakan kabar ataupun berbagi cerita.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvNLfEnSjiDbJyie-fdHscR4BCM9u7reMxyDekH66hUTK6XYbKdMAJE55TkVlqVeLVlUI17DN76-KkCk6QYXMZLKsUoFXKpUVVNYsrRmshl4kwN9sU8usc83YL-e9GGZuwl2CNpfdGgIk8/s1600/IMG_20180817_191958.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvNLfEnSjiDbJyie-fdHscR4BCM9u7reMxyDekH66hUTK6XYbKdMAJE55TkVlqVeLVlUI17DN76-KkCk6QYXMZLKsUoFXKpUVVNYsrRmshl4kwN9sU8usc83YL-e9GGZuwl2CNpfdGgIk8/s400/IMG_20180817_191958.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Me with Papa Kashmir</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKGz2uTpntq5RuA8Uw2aA_Ez3H61lsG9BPygHmQMfCGXmt8xCFNvyggWtP1FDRU-CslH5BngrQNOqO2Md6_nHb5LjIKtRhJSHgXqb2Sl2stEI7kJbLZmMag0zTkSQSw1hBcxBuymGnP3Rr/s1600/IMG_20190807_193028.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKGz2uTpntq5RuA8Uw2aA_Ez3H61lsG9BPygHmQMfCGXmt8xCFNvyggWtP1FDRU-CslH5BngrQNOqO2Md6_nHb5LjIKtRhJSHgXqb2Sl2stEI7kJbLZmMag0zTkSQSw1hBcxBuymGnP3Rr/s400/IMG_20190807_193028.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Keluarga Pak Zainal di Labuan Bajo</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Begitupun ketika saya berada di
Lombok, saya bertemu Ibu Yulita yang menghampiri saya sewaktu jalan kaki menuju
Gunung Rinjani. Ibu Yulita menawarkan tumpangan sampai ke Aikmel sehabis turun
gunung pun ibu Yulita yang mengajak saya keliling Lombok, makan-makan enak,
menjemput anaknya sekolah. Labuan Bajo juga tidak ketinggalan memberikan orang
baik kepada saya yaitu pak Zainal. Pak Zainal adalah tetua kampung Bajo yang
mempersilahkan saya menginap di rumahnya. Pak Zainal juga berbagi pengalaman
spiritualnya mengenai agama Islam serta bagaimana pahit manis kehidupan seorang
nelayan. Banyak lagi sebenarnya orang-orang yang saya temui dalam perjalanan
yang menginspirasi, menyadarkan, seklaigus mengajarkan bahwa orang-orang baik
akan selalu ada dimanapun.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje8k8Fz4m08-NS7QAtf0dwxxP6x2zzOd1TB3z7w5h779zsJsnsd04jwjwzoLa_5BIxG8n1Ru44ntuRwyWB-1VduLaOINktNIGP3-T-K8_eAIcRhjQxkoHnbxD5Ao4hUcBbQgzL8Oay5MsE/s1600/IMG_20170812_165323.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje8k8Fz4m08-NS7QAtf0dwxxP6x2zzOd1TB3z7w5h779zsJsnsd04jwjwzoLa_5BIxG8n1Ru44ntuRwyWB-1VduLaOINktNIGP3-T-K8_eAIcRhjQxkoHnbxD5Ao4hUcBbQgzL8Oay5MsE/s400/IMG_20170812_165323.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makan Dulu Sama Keluarga Bu Yulita</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ketabahan seseorang pun diuji
ketika melakukan backpacker. Backpacker tidak melulu jalan kaki sebagai
kendaraan utama mencapai tujuan tapi kadangkala kita harus memanfaatkan
angkutan umum ataupun tebengan orang-orang yang lewat. Interkasi sosial kita
diuji ketika kita meminta tebengan kepada orang yang lewat. Tidak serta merta
semua orang mau untuk memberikan tumpangan kalau skill negoisasi kita tidak
bagus. Lebih bagus lagi kalian mempunyai skill mengemudi agar bisa gantian
dengan supirnya. Saran saya untuk menumpang dengan orang adalah cari lampu
merah! Disaat lampu merah orang-orang semua akan berhenti dan disaat itulah
kita tawar menawar dengan sang empu mobil. Oh ya usahakan cari mobil bak
terbuka agar mereka mudah menerima kita sebagai tamu tebengan.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMWAOKCUBCHuG60imrRgZgK9rwAt0kgCYtFjU-ZFEKuKzSRNcyVB4ZwalBQ6r7IedUbhrG535CrnJr4rc6X_bAsVTmAhsrGLqqHn8mJdn8V5bsv38iZl5i-p4q2aSJD0kEo-BhgwW7-56E/s1600/IMG_20170727_165020.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMWAOKCUBCHuG60imrRgZgK9rwAt0kgCYtFjU-ZFEKuKzSRNcyVB4ZwalBQ6r7IedUbhrG535CrnJr4rc6X_bAsVTmAhsrGLqqHn8mJdn8V5bsv38iZl5i-p4q2aSJD0kEo-BhgwW7-56E/s400/IMG_20170727_165020.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kita Lagi Nebeng Nih</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Backpacker juga melatih untuk
tidak membuang-buang makanan/minuman. Penghematan yang kita lakukan akan
sia-sia apabila makanan yang kita dapatkan entah dari hasil pemberian ataupun
beli menjadi terbuang. Bagi backpacker pantang untuk tidak menghabiskan
makanan, kecuali sudah busuk! Penghargaan akan makanan inilah nanti yang
membantu menumbuhkan sikap dermawan kepada kita untuk membantu sesama yang
kelaparan.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqoBXtG6O9b8mwQTHt5F_Sb3bDcnnzaE6MaUJmGyS-2NffUs_GHiPiC5Tnzw-AGplXaIclrBUWsE7UtsJlTN4Gq923priBcDec0v1gEhyipvD_CjPvcw0aqJegXd5CE48Wwcr2DSsz5Ih9/s1600/IMG_20180817_142233.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqoBXtG6O9b8mwQTHt5F_Sb3bDcnnzaE6MaUJmGyS-2NffUs_GHiPiC5Tnzw-AGplXaIclrBUWsE7UtsJlTN4Gq923priBcDec0v1gEhyipvD_CjPvcw0aqJegXd5CE48Wwcr2DSsz5Ih9/s320/IMG_20180817_142233.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kari India Hasil Masak Sendiri+Yogurt</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sebenarnya masih banyak hal-hal
positif yang didapat dari backpacker yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
Hal yang terpenting adalah sepulang dari perjalanan jauh, kita dapat memetik
pelajaran berharga pada setiap langkah kita, terlebih menjadi pribadi yang
lebih baik dan lebih tangguh kedepannya.</div>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-77816654842736952022019-11-30T05:57:00.000-08:002019-11-30T06:55:45.357-08:00Mencari Komodo di Rumahnya (Overland Backpacker: Jawa, Bali, NTT)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl_10e2ziIMGWj6g4Nao-mwkYQwnrPSd1_TNF7a23UPUf5mviRkMoZwhc54bz43lPtrAn0lpy7zbmSMvkZp3mDNP0FiFNrlL-SXRVCrgXq9T2xE3XNTHHnmb6ObDTN_Lt2rSHQZe9g82fw/s1600/IMG_20190807_065759.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="komodo" border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl_10e2ziIMGWj6g4Nao-mwkYQwnrPSd1_TNF7a23UPUf5mviRkMoZwhc54bz43lPtrAn0lpy7zbmSMvkZp3mDNP0FiFNrlL-SXRVCrgXq9T2xE3XNTHHnmb6ObDTN_Lt2rSHQZe9g82fw/s400/IMG_20190807_065759.jpg" title="komodo" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jelajah Dimulai!</td></tr>
</tbody></table>
</span><span style="font-size: 14pt;"> Pagi-pagi
sekali rombongan kami dan rombongan lainnya sudah bersiap di pelabuhan. Hari
itu tampak padat sekali kapal-kapal yang merapat di pelabuhan, maklum peak
season biasa menjadi primadona bagi turis asing maupun lokal. Kami menaiki boat
kayu yang nampak cukup rapuh untuk menerjang lautan. Ada tiga kru kapal yang
siap menemani kita sepanjang jalan. FYI, 370 itu belum termasuk tiket masuk
P.Komodo yang biasa ditarik oleh kru kapal. Bule-bule sedikit agak protes
karena mereka merasa dimonetisasi berlebihan, memang pengelolaan taman nasional ini belum
sepenuhnya sempurna sehingga harga-harga bisa naik semau kru kapal. Kapal
melaju kencang menembus ombak dan melewati gugusan pulau-pulau kecil. Sesekali
ombak besar dengan angin kencang menerpa kapal sehingga kapal oleng dan air
masuk ke dalam kapal. Menikmati matahari pagi tidak ada rasanya senikmat pagi
ini. Di kapal ini aku berkenalan dengan seorang bapak yang bernama Ian. Ian
berasal dari Inggris yang kebetulan berlibur sekaligus</span><span style="font-size: 14pt;"> </span><span style="font-size: 14pt;">ingin menemui anaknya yang berada di Bali.
Ian sangat ramah dan kami saling bertukar cerita satu sama lain.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij9M3-kbTGC7l4-TWuOv0tlMdrF6srAmNThGOzxKoRzZBhfM8h9NzGGcnusr_prCWImJfqYDh7MeYDqxePUBXdHrSJneBQ98iltiPCL3c6c7wKivvwZz1yfGg5x_4zfQGl-tWjMW7D11b_/s1600/IMG_20190807_064042.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Labuan Bajo" border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij9M3-kbTGC7l4-TWuOv0tlMdrF6srAmNThGOzxKoRzZBhfM8h9NzGGcnusr_prCWImJfqYDh7MeYDqxePUBXdHrSJneBQ98iltiPCL3c6c7wKivvwZz1yfGg5x_4zfQGl-tWjMW7D11b_/s400/IMG_20190807_064042.jpg" title="Labuan Bajo" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aye Captain!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtAJpzx6d3__-rmL6yGr9s6HsR2euy4dOqAfvcffFwckgfp9RJaUZNDICWF-nFL38E4EWDCClOCFceML3fypOQGLVCtT7w9oaTp2dCVAoLQZRSF2UiuqQOMJczuGnBnE6xyvqRX-R6CdAa/s1600/IMG_20190807_072531.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Jalan-Jalan Ke Pulau Komodo" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtAJpzx6d3__-rmL6yGr9s6HsR2euy4dOqAfvcffFwckgfp9RJaUZNDICWF-nFL38E4EWDCClOCFceML3fypOQGLVCtT7w9oaTp2dCVAoLQZRSF2UiuqQOMJczuGnBnE6xyvqRX-R6CdAa/s400/IMG_20190807_072531.jpg" title="Jalan-Jalan Ke Pulau Komodo" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cekrek Dulu Bareng Ian</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Destinasi pertama adalah Pulau
Padar. Pasti tau kan Pulau Padar? Itu lho pulau yang sering jadi background
orang-orang di Instagram kalau foto-foto. Pastinya pulau ini sangat ikonik di
kawasan TNK. Untuk mencapai titik tertinggi di pulau, sekarang sudah disediakan
tangga menuju puncak yang memakan waktu sekitar 15 menit. Dari atas pulau ini,
Pulau Rinca dan Pulau Komodo terlihat sangat jelas. Pulau ini seakan memiliki
dua laut yang berbeda karena bentuk pulau yang melengkung dari sisi timur dan
sisi barat. Menurut informasi dulunya disini juga terdapat komodo, entahlah
saat saya ke sana tidak terlihat satupun komodo berkeliaran.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHB3bsB14V5-BiqST4s37zib9sDLQv2HcUxBBdAHlwjrIb2o_ensp1pb_kXaCP9eJSeUi0wotK0cMAjYTYVO_rhZaGs2zByifXQ_GJf1p6NySo-R-e8TGeCdloEC2JhPVZnd9kJUY__5uP/s1600/24482.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pulau Padar" border="0" data-original-height="1478" data-original-width="1108" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHB3bsB14V5-BiqST4s37zib9sDLQv2HcUxBBdAHlwjrIb2o_ensp1pb_kXaCP9eJSeUi0wotK0cMAjYTYVO_rhZaGs2zByifXQ_GJf1p6NySo-R-e8TGeCdloEC2JhPVZnd9kJUY__5uP/s400/24482.jpg" title="Pulau Padar" width="298" /></a></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVHEpvgRHBibA2EVbuIggiv1q65LlghMeKpKJW0r5lvFIrvxhPpHg82kdl0buWGTzVnV_XVtfCPA9JYJMHG8KYq6m5Bbxnubp7Xw6iHyLUwxofParLLBXbzwdOk_Xe83zwGVrrJuRC5DMX/s1600/IMG_20190807_093658.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Travel ke pulau padar" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVHEpvgRHBibA2EVbuIggiv1q65LlghMeKpKJW0r5lvFIrvxhPpHg82kdl0buWGTzVnV_XVtfCPA9JYJMHG8KYq6m5Bbxnubp7Xw6iHyLUwxofParLLBXbzwdOk_Xe83zwGVrrJuRC5DMX/s640/IMG_20190807_093658.jpg" title="Travel ke pulau padar" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="background: white; color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selanjutnya kami berpindah ke Pantai Pink. Pantai Pink
merupakan spot snorkling terfavorit di kawasan TNK selain Manta Point. Penamaan
pantai pink bukan tanpa sebab.pantai tersebut merupakan habitat terumbu karang <i>homotrema
rubrum</i> yang memiliki warna pink. Saat mati, terumbu akan terpinggirkan
kearah pantai hingga jadilah pasir pantai berwarna pink. </span><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 13.5pt;">Ian beserta rombongan bule
lainnya sangat menikmati berjemur di Pantai Pink. Aku mencoba snorkling pertama
kalinya, susah! Selalu kemasukan air di lubang pernafasan. Melati enggan untuk
mencoba, menurut dia berenang saja susahnya minta ampun apalagi snorkling.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV0fIMFzW6xNHrydPkDEfKEqTXPfjmiITq3S1myGBHz_c3zRJQ0QM4UjhzqawZvAo0FBbSegYeBs860h7zcjcv_25lGzAucgfCxvQ1EUbxEQ3d6H3l3Z3_0HNu6BnR2DRW-Yfuwbxuv32o/s1600/24479.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pantai pink" border="0" data-original-height="1477" data-original-width="1108" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV0fIMFzW6xNHrydPkDEfKEqTXPfjmiITq3S1myGBHz_c3zRJQ0QM4UjhzqawZvAo0FBbSegYeBs860h7zcjcv_25lGzAucgfCxvQ1EUbxEQ3d6H3l3Z3_0HNu6BnR2DRW-Yfuwbxuv32o/s400/24479.jpg" title="pantai pink" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #333333; text-align: justify;"><i><span style="font-size: x-small;">Homotrema Rubrum</span></i></span></td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selanjutnya inilah yang ditunggu-tunggu, melihat komodo di
habitat aslinya. Pulau Komodo merupakan habitat utama komodo yang ada di TNK.
Di P.Komodo juga terdapat perkampungan warga yang hidup berdampingan dengan
komodo. Mata pencaharian warga kebanyakan bekerja sebagai nelayan, namun ada
juga yang menjadi pengrajin maupun ranger TNK. Rombongan kami diajak
berkeliling pulau melalui trek pendek yang sudah direncanakan sayang kami hanya
mendapati dua komodo tua yang beristirahat di dekat pondokkan, selebihnya
komodo tidak telihat. Beberapa bule kecewa karena mereka mengira dapat melihat
komodo yang banyak secara langsung di habitatnya. Pemandu TNK pun ikut
menenangkan para turis yang kecewa tapi tidak bisa berbuat banyak. <o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKgc-elHUTRUMHxdIKtrg3YQGu2KJ36URZBTRBpdkqUnLk4FDawSEMD25RcRIpnSr_MX67hSS6P7zqUl3tVndOFOXXXch93VIHkrGiVizOiP6f2qOZfDFDFh-cQXwP8h9CPtU39bkztkKg/s1600/24478.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="komodo" border="0" data-original-height="594" data-original-width="1280" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKgc-elHUTRUMHxdIKtrg3YQGu2KJ36URZBTRBpdkqUnLk4FDawSEMD25RcRIpnSr_MX67hSS6P7zqUl3tVndOFOXXXch93VIHkrGiVizOiP6f2qOZfDFDFh-cQXwP8h9CPtU39bkztkKg/s640/24478.jpg" title="komodo" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Komodonya Mageran</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicWex8jb2zMrmxZ-zn6GT9xmG8HWFDz3kyZ2XG2O35KBn-DaQ1hka0LQViYvIRG9QZ7iSL38ipocMXDJlXBrsnVhFsZf1lprYryBdvxXr9OSBqhYgS9KwYinMGP_eT5hWqAonJgGRS_xg-/s1600/IMG_20190807_135852.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="patung komodo" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicWex8jb2zMrmxZ-zn6GT9xmG8HWFDz3kyZ2XG2O35KBn-DaQ1hka0LQViYvIRG9QZ7iSL38ipocMXDJlXBrsnVhFsZf1lprYryBdvxXr9OSBqhYgS9KwYinMGP_eT5hWqAonJgGRS_xg-/s640/IMG_20190807_135852.jpg" title="patung komodo" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini Komodo Yang Bisa Dibawa Balik</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Destinasi selanjutnya adalah Manta Point. Dikarenakan
gelombang tinggi yang tidak memungkinkan kapal untuk menuju kesana akhirnya
jadwal kami diganti dengan snorkling lagi di gugusan pulau kecil yang tidak
diketahui namanya. Ombaknya disini lebih besar daripada Pantai Pink dan lebih
ramai. Pasirnya pun juga berwarna pink, Kulihat Ian dan rombongan lainnya
sangat menikmati debur ombak pantai ini. Kucoba untuk berenang agak ke tengah
dan menyelam, ternyata dasarnya sangat dalam, kira-kira 4 meter.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selepas dari situ, matahari sudah beranjak dari
peraduannya, memendarkan cahaya kekuningan yang menyilaukan mata. Senja di laut
memang memanjakan. Kapal-kapal wisata mulai menuju ke timur beriringan dengan
kapal-kapal nelayan yang pulang melaut. Kapal pinisi yang menjadi hotel
terapung tidak ketinggalan memberikan suasana senja yang damai. Hari itu lunas
sudah tujuan kami di Labuan Bajo. Selanjutnya kami merencanakan untuk menginap
semalam di rumah teman dan melanjutkan petualangan ke Bima.<o:p></o:p></span></div>
<div style="height: 0px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
x</div>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-7673292873105787242019-10-11T08:56:00.000-07:002019-11-30T06:28:49.075-08:00Overland Backpacker (Jawa, Bali, NTT)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Menurut saya tiada pengalaman yang
lebih indah daripada jalan-jalan di negeri sendiri ala ala backpacker.
Backpacker memang membuat perjalanan jauh lebih terasa lama namun disitu letak
keindahannya. Menikmati perjalanan menurut saya tak melulu harus di atraksi
wisata; bisa jadi itu hanya di jalan-jalan yang sepi ataupun rimbunan semak
belukar yang terabaikan. Baiklah perjalanan saya kali ini mentargetkan Labuan
Bajo sebagai destinasi utama. Kenapa? Kayaknya Labuan Bajo menjadi ”one and
only home" Varanus Komodoensis alias Komodo. Kapan lagi kan liat komodo di
pulau aslinya yang bentar lagi harga tiket masuknya bakal selangit?!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrcoJXpT3OvMclvhuUOAEQzUYOAtmObe-SiJ0hkBHlpEIyMUm7JHE6iXpcQK7Q4_N2lfdnAkJMudxYfUZcGx-lVsgk6RbttzADIdm_4i6uLLj1DpwO7aGYAGtpSLqWyUEy48thPpQAyy7Z/s1600/bru.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="jalan jalan ke labuan bajo" border="0" data-original-height="925" data-original-width="1600" height="368" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrcoJXpT3OvMclvhuUOAEQzUYOAtmObe-SiJ0hkBHlpEIyMUm7JHE6iXpcQK7Q4_N2lfdnAkJMudxYfUZcGx-lVsgk6RbttzADIdm_4i6uLLj1DpwO7aGYAGtpSLqWyUEy48thPpQAyy7Z/s640/bru.jpg" title="jalan jalan ke labuan bajo" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Indah bukan?</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berangkat ke Labuan Bajo paling murah yang
bisa saya tempuh adalah dengan rute overland Jawa-Bali-Labuan Bajo. Termurah
karena memang pada dasarnya ini adalah backpacking, kedua memanfaatkan koneksi
yang kita punya seluas-luasnya, dan yang terakhir harus niat!!! Karena hemat
itu perlu tekad yang sekeras karang. Apalagi ini bulan Agustus yang merupakan
peak season dimana<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>turis turis lagi
banyak banyaknya dan cuaca sedang cerah. Saya berangkat bersama teman-teman
dengan start dari Kebumen (sebelumnya kita nginep di sana berhari-hari di rumah
teman) naik kereta ke Surabaya dengan biaya 88 ribu kemudian dilanjutkan dengan
kereta lagi ke banyuwangi. Setibanya di Banyuwangi saran saya mending kalian
langsung lanjutkan nyeberang kapal feri, soalnya bisa nginep di musola
pelabuhan Gilimanuk yang ada ac nya hehe. Pelabuhan Benoa terkenal lebih aman
dari pelabuhan lainnya jadi tidak perlu khawatir tapi tetap harus berhati-hai.
Keluar dari pelabuhan ini kalian akan langsung ditunggu oleh supir-supir
berbagai angkutan yang menwarkan tumpangan menuju Denpasar. Pilih saja angkutan
yang mirip bis mini, cuman bayar 35-40 ribu, kalau lebih dari segitu tolak aja
mungkin itu calo. Sesampainya di Denpasar saya beristirahat di rumah seorang
teman yang kebetulan berkuliah di Bali. Duh senengnya, kalau kalian punya sanak
saudara atau famili diluar daerah yang kalian tempatin menjadi kelebihan
tersendiri khususnya untuk yang terbiasa numpang-pergi. Kami di Bali selama dua
hari, menikmati sunset di Kuta sekaligus beachwalknya yang mahalnya minta
ampun!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0MB_4eebf5ONs8jM6n8b7VS5DagrzFT_Bx1j9CHJuL3W0XC3zkc_RuzofEMb4UNLdl8R4z_pqaGeJEKctwWmcESgCzNqo2g93b1hAJnUD9w6Pw7aXuE9Q1HnvIySAXdgwE-Dws3jMK0mn/s1600/IMG_20190802_181043.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pantai kuta" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0MB_4eebf5ONs8jM6n8b7VS5DagrzFT_Bx1j9CHJuL3W0XC3zkc_RuzofEMb4UNLdl8R4z_pqaGeJEKctwWmcESgCzNqo2g93b1hAJnUD9w6Pw7aXuE9Q1HnvIySAXdgwE-Dws3jMK0mn/s640/IMG_20190802_181043.jpg" title="pantai kuta" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sunset di Kuta emang kerasa magis</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Setelah dari Denpasar, kami
menuju pelabuhan Benoa, membeli tiket menuju Labuan Bajo dengan harga 230.500,
cukup murah bukan? Estimasi perjalanan memakan waktu 30 jam perjalanan. Kapal yang
kami tumpangi adalah Kapal Awu yang rutenya dari Surabaya sampai jauh ke
Larantuka. Kapal Awu terlihat apik, baik dari ruangan kelas penumpang, dek,
hingga kantin. Fasilitas yang ditawarkanpun cukup beragam mulai dari bioskop
mini yang mematok harga 10 ribu, live music bersama biduan, warung kelontong
yang harganya bikin kantong menjerit. Selama perjalanan yang kami lalui, ombak
relatif tenang, sesekali dikala malam guncangan ombak lebih terasa. Kendala
dari perjalanan laut adalah BOSAN. Kalian tidak akan menemukan jaringan kecuali
kapal mendekati daerah pulau besar (Lombok, Bima). Makanan di kapal juga tidak
akan sama enaknya dengan makanan yang ada di darat, entah itu sayur yang
terlalu lodeh ataupun ikan yang bagian perutnya tidak bersih. Rute laut ini
merupakan salah satu rute termurah yang bisa kalian lalui untuk ke Bajo. Rute
udara sangat tidak disarankan karena kalian akan melewati indahnya Bima dengan
bukit bukitnya yang tandus ataupun gunung rinjani dari kejauhan.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsLDpfpA7SVQFgfk70reZhhigvfezC8q745ZdXSS-DrXt11mTSK-vbtr29BOCY61O468PJ9PG2H52DlXQM7T92aqsT2kIPQzbT6cTeT7g0gcq-YVK_9MwixeGHxLqsr5KsfogY5ue39lEG/s1600/IMG_20190803_082649.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pelabuhan benoa" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsLDpfpA7SVQFgfk70reZhhigvfezC8q745ZdXSS-DrXt11mTSK-vbtr29BOCY61O468PJ9PG2H52DlXQM7T92aqsT2kIPQzbT6cTeT7g0gcq-YVK_9MwixeGHxLqsr5KsfogY5ue39lEG/s640/IMG_20190803_082649.jpg" title="pelabuhan benoa" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ready for sail, captain!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDclh_A6ojoplQ1I2vGHOws7WO4jh0qKCbXfibNWrhWkiWe9LvrD3tcrBvasH1vHezyBAg0R-Yn0L1y-rHpne4UCIOZhr6r4NOsLMIaybwjdXaTtZVf8ZpCRMEbqyjK-fcZ5ZhkzsLeuSs/s1600/IMG_20190804_113835.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="bima" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDclh_A6ojoplQ1I2vGHOws7WO4jh0qKCbXfibNWrhWkiWe9LvrD3tcrBvasH1vHezyBAg0R-Yn0L1y-rHpne4UCIOZhr6r4NOsLMIaybwjdXaTtZVf8ZpCRMEbqyjK-fcZ5ZhkzsLeuSs/s640/IMG_20190804_113835.jpg" title="bima" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini bukit bukit tandus yang ada di Bima</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sesampainya di Bajo, kami
menghubungi salah satu host dari Couchsurfing yang sedianya ingin menampung
kami selama beberapa hari. Tak kunjung tiba jawaban, akhirnya kami memutuskan
untuk menginap semalam di penginapan dekat pelabuhan. Pelabuhan di Bajo adalah
pelabuhan terindah yang pernah saya lihat. Bagaimana tidak, kapal pesiar maupun
kapal boat bahkan pinisi berjejer sepanjang garis pantai. Apalagi menjelang
malam, sungguh terlihat sangat eksotis kapal-kapal yang berjejer menjadi foto
dengan latar belakang senja yang menawan. Malamnya, pasar malam yang berdekatan
dengan dermaga menawarkan hidangan laut yang segar-segar; udang, kerang, ikan,
cumi, teripang. Semuanya terlihat menggiurkan. Kami berpikir sebaiknya kami
pesan satu; daripada cuman cuci mata. Kami pesan ikan kerapu merah seharga 50
ribu untuk satu porsi itu sudah termasuk nasi dan lalapan. Sedap mantap! Kerapu
merah dagingnya terasa manis dan empuk berbeda dengan ikan sungai yang biasa
saya makan. Kami makan dengan lahap malam itu diiringi oleh alunan deru kapal
boat yang hilir mudik.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisZQJhKPLFiVvOLN-oY1ponvp4ncESZyP6Cw9ZbEMfkWsT6XTBMND3hAZFB6xdPFr8qg1p0amQDACqJSGYfypy4mOahoeq6vdDF8VD4GzDwSUclv2tzhqpQdjT6f90lZssl03AkpmR5d69/s1600/IMG_20190806_175517.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="senja di labuan bajo" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisZQJhKPLFiVvOLN-oY1ponvp4ncESZyP6Cw9ZbEMfkWsT6XTBMND3hAZFB6xdPFr8qg1p0amQDACqJSGYfypy4mOahoeq6vdDF8VD4GzDwSUclv2tzhqpQdjT6f90lZssl03AkpmR5d69/s640/IMG_20190806_175517.jpg" title="senja di labuan bajo" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Senja di dermaga</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQN9nUZBo4pLFbbxDtXBwPqKLwTMUrO-0L5gardPLfIXw0XAXkHSgP8xODlL2nLjyzm_BGgtLMfzjLRCO0WjHC7PwOG-OPOou-Peokl3uIO7jn9JRPQgoJHrA6cjao3C5DcgcS-p7NAiUO/s1600/IMG_20190804_183551.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pasar malam labuan bajo" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQN9nUZBo4pLFbbxDtXBwPqKLwTMUrO-0L5gardPLfIXw0XAXkHSgP8xODlL2nLjyzm_BGgtLMfzjLRCO0WjHC7PwOG-OPOou-Peokl3uIO7jn9JRPQgoJHrA6cjao3C5DcgcS-p7NAiUO/s640/IMG_20190804_183551.jpg" title="pasar malam labuan bajo" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pilih ikan apa bos?</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Semenjak host kami memberitahu
bahwa dia ada urusan di kota lain dan harus menunggu beberapa hari besoknya
kami ngecamp di pantai pede. Pantai pasir putih ini memiliki potensi bagus
namun sayang pantai ini belum dikelola dengan baik sehingga terkesan sangat
kotor entah itu karena sampah yang berasal dari laut maupun yang dibuang oleh
orang-orang sekitar. Pantai ini cukup sepi dari pengunjung, hanya terlihat
beberapa bule yang lalu lalang. Saking sepinya kalian akan merasakan sensasi
pantai pribadi kalau ngecamp disini. Pantai ini memang tidak langsung menghadap
ke pulau kecil-kecil yang bisa kalian lihat di dermaga namun kapal-kapal pinisi
menjadi pemandangan indah lainnya yang dapat kalian nikmati. Berenang sepuasnya
tanpa takut ombak tinggi. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEwp_7RSBud3q6cI5WuDVMTGuQ_aSqczm46hwyI3wM3uGqqrhw6gM8WDAV__c8n3BR5IxhrVCs3Me-sls69p07Yjv17ZFVehEE-2OUZTEjr0GUFaWgIab3DPk791Z0cug7vv6j7Cx9Ze8R/s1600/IMG_20190805_174145.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pantai pede labuan bajo" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEwp_7RSBud3q6cI5WuDVMTGuQ_aSqczm46hwyI3wM3uGqqrhw6gM8WDAV__c8n3BR5IxhrVCs3Me-sls69p07Yjv17ZFVehEE-2OUZTEjr0GUFaWgIab3DPk791Z0cug7vv6j7Cx9Ze8R/s640/IMG_20190805_174145.jpg" title="pantai pede labuan bajo" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sunsetnya Pantai Pede, backgroundnya pinisi</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kesempatan untuk berkenalan
lebih dekat dengan orang lokal akhirnya tiba saat host kami tidak memberi
jawaban yang pasti. Kami memustuskan menumpang di sebuah rumah berasitektur
bugis. Sebelumnya saya beranikan diri bertegur sapa dengan orang-orang di dekat
dermaga. Mereka menyapa hangat sekali dan mempersilahkan saya untuk meningap
tanpa basa basi. Pak Zainal namanya. Dia merupakan seorang nelayan yang berasal
dari Bajo, sudah puluhan tahun melaut dan kini sukses menyekolahkan anaknya
hingga ke luar pulau. "Bagi saya kesuksesan itu didasari oleh niat karena
Allah" ucapnya yang memang beliau orang yang religius. Semalam suntuk kami
mengobrol ngalor ngidul tentang agama, politik, bahkan kegiatan melaut. Bagi
saya kesempatan seperti ini sangat langka, bercengkrama dan diterima secara
hangat oleh orang lokal. Beliau pun bahkan memberi beberapa nasihat untuk saya
pribadi agar menjadi lebih baik kedepannya. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVmTKCwO50dLRP6Ys2pekVQMxkMfMkvi7wJen4hUxE_Tq5cJU4hBJF1T833FZKkiYFYLACyU2RKpOnHgbGqDzCq2oJv4N7SECWwpckDpS0lcwQYrPxY4REIuoWWqMqforQCSxhOrsfwlUX/s1600/IMG_20190806_175004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="rumah adat bugis" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVmTKCwO50dLRP6Ys2pekVQMxkMfMkvi7wJen4hUxE_Tq5cJU4hBJF1T833FZKkiYFYLACyU2RKpOnHgbGqDzCq2oJv4N7SECWwpckDpS0lcwQYrPxY4REIuoWWqMqforQCSxhOrsfwlUX/s640/IMG_20190806_175004.jpg" title="rumah adat bugis" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rumah dengan arsitektur bugis</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPqJIDYjSuDNs_PlZr0lGUg_oRHYmNTHRIb5zb-X-zVRfkAUd-FI_kYn_-JdzjmZJtq1UZublPVBteGADMH4nLpoWolFKN49z8h2j9Sj7VI6OseGILI5ulFf4-8TXDQpm9QKVOAFIw6uKh/s1600/IMG_20190807_193028.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="couchsurfing" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPqJIDYjSuDNs_PlZr0lGUg_oRHYmNTHRIb5zb-X-zVRfkAUd-FI_kYn_-JdzjmZJtq1UZublPVBteGADMH4nLpoWolFKN49z8h2j9Sj7VI6OseGILI5ulFf4-8TXDQpm9QKVOAFIw6uKh/s640/IMG_20190807_193028.jpg" title="couchsurfing" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bapak Zainal dan Emak</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kami berangkat menuju daerah pelabuhan
untuk ikut trip harian ke pulau-pulaun disekitar. Btw, di area sekitaran
pelabuhan sangat banyak menawarkan open trip dari mulai harian hingga satu
minggu, kapal mewah hingga boat biasa. Kalian harus pintar-pintar menawar dan
mencari agar dapat harga yang termurah, umumnya berkisar 370-400 untuk harian.
Kalau low season bisa lebih murah kisaran 350. Setelah banyak membandingkan
harga akhirnya kami sepakat dengan salah satu penyedia tour seharga 370/hari.
Itu termasuk rute P.Padar-Pantai Pink-P. Komodo-Manta Point. Harga sudah
disetujui dan kami pun bersiap untuk berangkat keesokan harinya (bersambung).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<br />
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-69137994895857939432019-08-22T02:07:00.003-07:002019-08-22T02:27:49.797-07:00Bagaimanapun alasanmu, kamu tetap tidak akan pernah mencintaiku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Dulu,
dulu sekali kita pernah sekelas berdua. Semenjak diruangan tersebut desir hati
mengungkap bahwa ada cinta yang mulai tumbuh di hati. Seiring waktu kita
menjadi banyak obrolan, mulai obrolan seputar ribetnya sebagai mahasiswa
semester dua, tentang bagaimana kamu menyukai pendakian, atau pengalaman kamu
di masa silam. Ah, kalau ingat hal tersebut rasanya aku ingin hidup di waktu
itu saja. Petaka mulai menghampiri kala aku dengan berani (ceroboh?) mulai
menyatakan kekagumanku kepadamu. Terang saja kau lama-lama mulai menjauhiku.
Aku coba membujuk temanku yang juga temanmu untuk mulai meng-spionase tentang
kamu. Tentang hal-hal yang belum kuketahui sepenuhnya. Malang memang, bukan
sambutan yang ramah buatku, kamu lebih memilih menghindar dan memblokir semua
kontak-kontakku. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Setelah melewati masa-masa 3 bulan
tanpa kabarmu, aku mulai mencoba strategi lainnya. Mungkin dia belum melihat
kesungguhan pikirku. Segera setelah itu mulai ku coba mengontakmu kembali dari
nomor yang kudapat dari grups Whatsapp kelas. Ternyata kamu merespon meski
sedikit, tidak apa-apa ku syukuri itu. Hari-hari terus berjalan. Meski kita
sering berkontak kontakan, namun kayaknya lebih dominan aku yang menananyakan
segala macam hal. Datar dan kadang lebih sering dibalas singkat. Dingin mungkin
tapi mau gimana lagi? Toh dia bilang gak mau mikirin hal cinta-cintaan dulu.
Sampai suatu saat aku masih usaha mencari celah-celah waktu hanya sekedar untuk
bisa berkegiatan bareng lagi. Kamu ingat kan saat kita sedang ikut kegiatan
bakti sosial? Aku yang sering bantu-bantu angkat-angkat barang menuju dapur
karena kamu bagian konsumsi. Yah tapi responmu masih dingin.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Aku masih belum kehilangan
harapan. Ku niatkan dalam hati untuk menulis namamu di puncak-puncak gunung
yang kudaki. Bukan main! Aku langsung mendaki 4 gunung sekaligus demi
menyematkan namamu di puncak-puncaknya. Sepulangnya pun aku masih ingin ngasi
kamu oleh-oleh. Kamu menerimanya. Duh senangnya! Tapi ketika aku menawarkan
bantuan untuk menemanimu ke stasiun, kamu menolak mentah-mentah. Kamu bilang
kamu bisa sendiri dan gak perlu bantuan siapapun. Semenjak itu aku makin yakin
berusaha. Aku juga sadar pembuktian cinta tidak melulu harus menyeberang lautan
ataupun mendaki puncak gunung, materi masih memegang peran terpenting dalam
kelangsungan hubungan. Aku mulai berusaha kecil-kecilan mulai dari berjualan
kue pisang, ikut jaga alat penelitian, sampai kerja apapun kulakoni demi
membuktikan kesungguhan cintaku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Februari 2017 tepatnya, datang
kabar yang meruntuhkan hati. Seandainya hati ini <i>made in china</i> duh sudah
dari dulu jadi rongsokan. Kamu menelponku tiba-tiba katanya ingin menyampaikan
sesuatu. Deg! Kupikir aku ada salah kepadamu karena tulisanku tentangmu sudah
terlanjur aku post di blogku. Bukan itu yang kamu maksud. Kamu bilang sekarang
kamu sedang menjalin hubungan dengan seseorang. Ya Allah, aku merasa tiang
langit sudah keropos seakan mau menghantam ubun-ubunku. Leleh juga akhirnya air
mata ini saking kabar ini gak kuduga sebelumnya. Kamu pun minta maaf dan
memintaku untuk mulai menjauhimu. Aku menghela nafas panjang, seakan-akan
alasan yang kamu buat dahulu itu hanya tipu muslihat. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Semenjak kejadian itu aku merasa
kesungguhanku ini gak ada gunanya. Buat apa coba aku yang berusaha mati-matian
toh bukan aku yang akhirnya kamu pilih. Kalau kamu suruh pilih mending sakit
hati atau sakit fisik, ya aku bakal menjawab mending badanku yang luka daripada
harus hati yang infeksi, sakit. Mula-mula beberapa bulan aku harus membiasakan
diri dengan kesedihaan. Jordi teman baikku pun menilai aku yang terlalu lebay
disini. Mungkin dia benar, mungkin aku yang harus mengalah. Sebulan berikutnya
lagi-lagi aku masih saja pengen berusaha, mencari celah diantara hubungan
kalian. Eh kamu pun membalas lagi pesan-pesan yang kukirim, kukira ini mungkin
kesempatanku(?). Malah chattingan kita lebih intens dari yang dulu-dulu. Aku
sempat berpikir aku hanya pelarian dari hubungan kamu yang mungkin bermasalah.
Tak apalah, aku menikmati kesempatan ini. Mengantarkanmu ke stasiun saat kamu
mau berangkat menuju Cirebon adalah momen terindah yang kumiliki bersamamu. Berlanjut
kamu memintaku untuk mencarikanmu kost-kostan baru, menggambar peta Asia
Tenggara, minum kopi bersama. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Delusiku
terus berlanjut sampai akhirnya kamu mulai mengusiknya dengan permintaan. Hanya
satu, tolong jauhin aku. Kenapa? Kenapa saat kurasa rintik hujan yang turun
mulai melambat ini kemudian menjadi deras lagi? Semenjak itu kamu mulai jaga
jarak lagi denganku. Pesan-pesan ku hanya dibalas dengan ok, engga, gapapa,
makasih, singkat padat menyakitkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Mungkin
cowokmu tidak terima dengan kehadiranku yang menggangu hubungan kalian. Dia
mulai menelponku berkali-kali meminta untuk bertemu. Dengan nada yang angkuh
dia mengirim pesan singkat padaku yang menjelaskan dia gamau berurusan dengan
polisi. Duh, ini kok anak sombong banget? Kamu pikir aku takut? Singkatnya
setelah besoknya bertemu, lagak dia yang kupikir bakal sok jagoan berbanding
terbalik. Muka pucat, bibir gemetar, dan berlari menemui satpam seakan aku
ingin membunuhnya ditambah dia yang mulai sesak nafas. Laki macam apa itu yang
dengan gertakan sudah mewek? Kupikir kamu salah pilih orang na!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Kejadian
itu pun berlalu, kamu akhirnya benar-benar memblokir kontakku. Tidak ada lagi
kabar darimu semenjak kejadian tersebut. Ku pun penasaran kadang-kadang kucoba
lagi untuk memulai pesan, sayang selama dua tahun chatku hanya menjadi angin
lalu. Kita masih sering berpapasan. Hatiku mulai angkuh merasa kamu benar-benar
memusuhiku, tak nampak suatu sapaan apapun meski kita pernah satu kelas lagi.
Kita benar-benar seperti orang asing.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Dua
tahun berlalu, jangan kira aku buta kabarmu. Melalui teman-temanmu aku sesekali
aku bertanya kabarmu. Kamu bakal lulus tahun ini. Kupikir apa salahnya jika
kuucapkan selamat. Yah coba saja siapa tahu gak diblokir lagi. Teng! Centang
dua! Kamu mulai membacanya dan membalasanya, meminta maaf akan kejadian yang
lalu. Alhamdulillah kontakku sudah tidak diblokir lagi. Mukjizat macam apa yang
masih terjadi abad ini? Aku bahagia.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Jangan
kamu anggap hidup ini bakal ada <i>happy ending</i> seperti di film kebanyakan.
Patrick bilang "hidup ini memang tidak adil jadi biasakanlah!". Bukan
tanpa sebab aku berharap kesempatan yang tidak pernah kamu berikan kepadaku.
Kamu menelponku selama dua jam bercerita banyak hal bagaimana dua tahun berlalu
dan banyak berubah, bagaimana dia memperlakukanmu sampai kamu bersedih dan
bagaimana kamu bercerita perlakuan keluarganya dan depresi yang kamu derita dan
bagaimana sebenarnya kamu terpaksa menerimanya. Duh nana, aku pun juga depresi
seperti layaknya manusia. Aku pun bisa menangis, marah, kecewa sama seperti
yang kamu rasakan. Kamu juga bilang bahwa (lagi-lagi) kamu ingin sendiri karena
tidak ingin dikecewakan lagi. Aku memohon diberikan kesempatan selayaknya yang
kamu berikan kepadanya. Kamu bilang bahwa kamu ingin aku tau sisi burukmu dan
kamu rasa aku tidak mampu menerimanya. Jodoh segalanya adalah kuasa ilahi kamu
bilang maka sudahlah jangan berharap kepadaku. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Maaf
aku mungkin memaksa suratan takdir dengan tetap mencintaimu, aku lupa bahwa
jodoh, rejeki, dan kematian itu merupakan teritori yang Maha Kuasa. Tidak ada
urusannya dengan kesungguhan dan keyakinan. Semua sudah ditentukan. Manusia
hanya wayang, Tuhan jualah dalangnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bagaimanapun alasanmu, kamu tetap tidak akan pernah
mencintaiku</div>
<div class="MsoNormal">
Bagaimanapun perlakuanmu, aku tetap akan mencintaimu </div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6xnwKeYB9e17fy8sEdVuXE-DMwX3cjvzToGgjqwDJN_CnfZBOnh0tHGz3KIpZp8LDx5XDWD8VI25kVwPIL8aHcAq7k_gTdmFfbRS_fenDdL3DhtyhRbQwsEKapSpRhToKPZI0KgFE1nmO/s1600/10064.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1285" data-original-width="1273" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6xnwKeYB9e17fy8sEdVuXE-DMwX3cjvzToGgjqwDJN_CnfZBOnh0tHGz3KIpZp8LDx5XDWD8VI25kVwPIL8aHcAq7k_gTdmFfbRS_fenDdL3DhtyhRbQwsEKapSpRhToKPZI0KgFE1nmO/s400/10064.jpg" width="396" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-18839214306862781112019-02-20T18:45:00.001-08:002020-08-31T21:42:23.724-07:00George Town: Pulau Penang Truly Asia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kota-kota tua zaman kolonial
biasanya digambarkan: kokoh, menawan, dan arsitektur yang indah. Semua
bayangan ini tentu saja benar dan George Town merangkum semuanya dalam satu tempat.
Tidak cukup dengan keadaan "tua", kota ini juga memadukannya dengan
gedung-gedung modern sehingga bila dilihat setengah daripada George Town adalah
campuran old-new.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Banyak gedung-gedung
tua yang masih lestari dan masih digunakan masyarakat sampai sekarang. Tidak
heran bila akhirnya pada 2008 UNESCO menganugrahkan George Town sebagai situs
warisan dunia.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>George
Town sendiri dipilih berdasarkan kriteria OUV (Outsatanding Universal Values)
yang disusun oleh UNESCO. Nilai dari OUV sendiri adalah bagaimana suatu tempat
mempunyai pengaruh atas evolusi umat manusia dari masa ke masa; terlihat dari
peninggalan <i>tangible</i> maupun <i>intangible</i>. George Town sendiri
dinilai sebagai tempat yang sangat multikultural mulai dari bangunan, makanan,
hingga kebiasaan.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi33cKTS8-_ewQ8hYxrzdqtmv4v6s8m_eULgwrf4MMWarHU683TcVxofSllbp2qWg0s06DaglgLBEoLyoveZ4hMzO8ayH9Lj19qLmocYDdIPsTU7WOsnKYGHFOws44x3S9LMkyCND49IKxL/s1600/10517.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="george town" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi33cKTS8-_ewQ8hYxrzdqtmv4v6s8m_eULgwrf4MMWarHU683TcVxofSllbp2qWg0s06DaglgLBEoLyoveZ4hMzO8ayH9Lj19qLmocYDdIPsTU7WOsnKYGHFOws44x3S9LMkyCND49IKxL/s640/10517.jpg" title="george town" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah Satu Sudut Kota Tua George Town</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNuAypk-QLGYdDcH3sX33EtTa5dZ_FGXVEm239-ZBxp-xlck94Y2IWQbSUI90RokkbJhLt3ocCEUPBJ5orawS7xA6f4qmzSTiyV51jyI1OGGMgnQr_Kha0Z3gRpaTlQm-nQTfgeQexOa4E/s1600/10513.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="kota tua george town" border="0" data-original-height="1430" data-original-width="1144" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNuAypk-QLGYdDcH3sX33EtTa5dZ_FGXVEm239-ZBxp-xlck94Y2IWQbSUI90RokkbJhLt3ocCEUPBJ5orawS7xA6f4qmzSTiyV51jyI1OGGMgnQr_Kha0Z3gRpaTlQm-nQTfgeQexOa4E/s400/10513.jpg" title="kota tua george town" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perempatan Kota Tua George Town</td></tr>
</tbody></table>
</span>Start
yang tepat untuk menjelajahi sudut kota tua George Town adalah Komtar, sebuah
gedung pencakar langit yang menjadi pusat hiburan di kawasan kota tua ini.
Komtar sendiri adalah bangunan modern yang terdiri dari hotel, mall, terminal
bus yang disatukan. Dari Komtar, anda akan lebih mudah mejelajahi berbagai
spot-spot wisata di penjuru George Town. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVRK2Ldfvai0waf_ppmqIXcmKTJgftEK6ximJpEUFKacxHBSQEkSHNol9o4xc1j-a6uiQohrUAxVtK3-5NCdfGlzdzikdKZ2t2HQ6tu6rjxjOyxIy6STbQy1L2PlltSO8YfGGHz7nkmArM/s1600/10520.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="komtar tower" border="0" data-original-height="1565" data-original-width="1045" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVRK2Ldfvai0waf_ppmqIXcmKTJgftEK6ximJpEUFKacxHBSQEkSHNol9o4xc1j-a6uiQohrUAxVtK3-5NCdfGlzdzikdKZ2t2HQ6tu6rjxjOyxIy6STbQy1L2PlltSO8YfGGHz7nkmArM/s400/10520.jpg" title="komtar tower" width="266" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Komtar di Malam Hari</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kawasan
kota tua George Town dibagi berdasarkan kepentingan dan serta kegunaan
diantaranya ada: <i>Cultural Enclave</i>, <i>Leisure Zone</i>, <i>Clan Jetties</i>,
<i>The Waterfront</i>,<i> Business District</i>,<i> Enterprise Zone</i>,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan<i> Heritage Traders</i>. Mesjid Kapitan
Keling harus masuk list utama kalian ketika berada di kawasan ini. Mesjid yang
didirikan pada 1803 oleh seorang kapitan (kapten) muslim yang berasal dari
India, Kapitan Keling Kadir Mydin Merican. Keling sendiri merupakan
"gelar" yang diberikan oleh orang Melayu kepada orang-orang India.
Penyebutan keling pada masa itu tidak dianggap sebagai ucapan rasial, namun
masa sekarang kata ini tidak lagi digunakan. Mesjid ini sedikit mengingatkan
kita pada Taj Mahal, karena pada bagian kubah besar yang diapit oleh dua kubah
kecil (<i>Mughal Architecture</i>) sedangkan pada bagian utama mesjid kita
disuguhi dengan <i>Moorish Architecture</i> berupa lengkungan-lengkungan anggun
pada lorong menuju shaf sholat. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Q6kcIla0AOZp7myU7rpx3_7v_09Hcg5YKIqbJKQ8D-d4tsRz4oGeLHvy9t84Bg72W19oHOTZJA9k-fc6J3AUDOZAR_-b4mOigHssg9uq-8MnkHiYbeasqDFW9-zBJT505DnobTvHi1sq/s1600/10518.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="mesjid kapitan keling" border="0" data-original-height="1375" data-original-width="1191" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Q6kcIla0AOZp7myU7rpx3_7v_09Hcg5YKIqbJKQ8D-d4tsRz4oGeLHvy9t84Bg72W19oHOTZJA9k-fc6J3AUDOZAR_-b4mOigHssg9uq-8MnkHiYbeasqDFW9-zBJT505DnobTvHi1sq/s400/10518.jpg" title="mesjid kapitan keling" width="346" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mesjid Kapitan Keling</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Bila
kalian ingin melihat bagaimana kuil-kuil di India, Kuil Sri Maha Mariamman
merupakan contoh yang dapat kalian lihat di Little India. Kuil ini awalnya
merupakan kuil kecil yang dibangun pada akhir 1790an namun kemudian diperbesar
pada 1833 seiring dengan makin banyaknya penduduk asal India di Pulau Penang.
Kuil ini merupakan kuil Hindu sehingga kalian akan mendapati arca-arca seperti
arca Wisnu dan Ganesha. Ada beberapa kuilnya yang tersebar di beberapa tempat
di George Town, namun ini yang paling fenomenal.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK80qddxhjsdCUaQiNDTP9NvfpUUPbEdt_23hMfZKIE46Fqjj6zIgYV3tFxYaED014LvRaaYGSsy0Z07PSHCATpAwNd044attSlZBFn_k6HAuGVRi66Qi1PEczMQSNdaSlAbk2-BVoi9a5/s1600/10519.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Kuil Sri Maha Mariamman" border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK80qddxhjsdCUaQiNDTP9NvfpUUPbEdt_23hMfZKIE46Fqjj6zIgYV3tFxYaED014LvRaaYGSsy0Z07PSHCATpAwNd044attSlZBFn_k6HAuGVRi66Qi1PEczMQSNdaSlAbk2-BVoi9a5/s640/10519.jpg" title="Kuil Sri Maha Mariamman" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kuil Sri Maha Mariamman Menjelang Malam</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Bangunan
lainnya ada George Town World Heritage Incorporated (GTWHI). Bangunan ini
awalnya adalah klinik yang difungsikan untuk melayani kesehatan warga
sekitarnya pada 1930 an. Namun bangunan ini terus mengalami perubahan fungsi
sampai akhirnya pada 2003 digunakan oleh pemerintah Pulau Penang sebagai kantor
kepengurusan warisan kota tua George Town.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3IWC3TUHlCL0DlpwR9ZeVMhNqFWFOzOUs0u3vTLfg0vT5LRg0tEIieBlTxiQVXFZ88W37v4ugydEhafMz35y1_XWA4xgNwDWR8WVRMd4b8Z1z2EESxLjv9YWHFZrWM2zdWxD3hlzhAPUM/s1600/IMG_20190122_155525.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Gedung George Town World Heritage Incorporated" border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3IWC3TUHlCL0DlpwR9ZeVMhNqFWFOzOUs0u3vTLfg0vT5LRg0tEIieBlTxiQVXFZ88W37v4ugydEhafMz35y1_XWA4xgNwDWR8WVRMd4b8Z1z2EESxLjv9YWHFZrWM2zdWxD3hlzhAPUM/s640/IMG_20190122_155525.jpg" title="Gedung George Town World Heritage Incorporated" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gedung George Town World Heritage Incorporated</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tak
lengkap rasanya ke Penang tanpa mencoba Asam Laksa. Yap! Asam laksa ini berbeda
dengan laksa yang ada di Indonesia. Asam laksa ini berupa laksa yang dicampur
dengan kuah ikan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tongkol dilengkapi
dengan bunga kecombrang, daun jeruk, irisan nanas, serta daun mint. Rasanya
sangat segar dan enak, cocok buat kudapan siang sehabis mengelilingi George
Town. Oiya, salah satu warung asam laksa yang terkenal di seputaran kota tua
George Town adalah Penang Road Famous Laksa.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGoPI1AKiliXrBW6Of_-7kc9QBYhhQ5NuKX_2Seo2Xbw4vAiITjBOaj1gT3RAJBSRt9CFNNqwcE0EVbYdSMP4S95vUbeFUqlGf9p2IlA2tRUQAXbRhTK40X55MIAQtn0gVtCYnMsXJ_K8Q/s1600/10515.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="asam laksa penang" border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGoPI1AKiliXrBW6Of_-7kc9QBYhhQ5NuKX_2Seo2Xbw4vAiITjBOaj1gT3RAJBSRt9CFNNqwcE0EVbYdSMP4S95vUbeFUqlGf9p2IlA2tRUQAXbRhTK40X55MIAQtn0gVtCYnMsXJ_K8Q/s400/10515.jpg" title="asam laksa penang" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Asam Laksa, Yummy!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Karena
letaknya dipinggir laut, maka tak heran George Town juga dikenal beberapa
kampung dermaga yang terangkum dalam Clan Jetties. Clan Jetties sendiri dari
beberapa Jetty antara lain Ong Jetty, Lim Jetty, dan Chew Jetty. Banyak imigran
Cina yang datang ke Penang sebagai pekerja kasar di kapal dan dermaga pada awal
abad ke-19. Sebagian dari mereka membuat rumah-rumah panggung di pinggir laut
dan akhirnya berdirilah kampung-kampung dermaga sepanjang batas timur George
Town.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDSSsuymPrnNnKO-vy0zW7dRvtBMCkK_fZQNoOBih56syFW_E4oIRDWSdCjeqTZZN0oDp_RyJjIOhop6JgCY0Mfq6b0JftmQ8pnrLzadai5VVzR3sc8rDH49P78AOnY3NcrXjAuNmlxCaL/s1600/10511.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="clan jeeties" border="0" data-original-height="1430" data-original-width="1144" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDSSsuymPrnNnKO-vy0zW7dRvtBMCkK_fZQNoOBih56syFW_E4oIRDWSdCjeqTZZN0oDp_RyJjIOhop6JgCY0Mfq6b0JftmQ8pnrLzadai5VVzR3sc8rDH49P78AOnY3NcrXjAuNmlxCaL/s400/10511.jpg" title="clan jeeties" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Clan Jeeties</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Yang
paling ikonik dari George Town adalah mural-mural yang terdapat disekitaran
kota tuanya. Mural-mural ini menghias sudut-sudut kota tua dengan background
tembok tua sehingga terkesan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">artsy.</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebagian
besar mural tersebut digambar oleh Ernest Zacharevic, seorang artist asal
Lithuania. Beberapa diantaranya yang terkenal adalah </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">boy on motorcycle</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">, </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">brother and sister on
swing</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">, </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">dan </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">little children on
biycycle</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tujuan pembuatan mural sendiri adalah
inisiatif pemerintah Penang untuk memperindah serta memperkaya nilai yang
terdapat di kota tua George Town. <o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHj1mIGaRS3CFs93h1Cvb0HFgV1RQglVEkgzyiSczYfVAxa6yoWbbOe8HslpgKR98wDicB64AeTdsq7BouBQnrtm5TZrOQ0p0-gEHcqb_KEMho3tzlZeqdOXvd5u5oO5bZHkJhFQdCxqua/s1600/10512.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Brother and Sister on Swing" border="0" data-original-height="1394" data-original-width="1174" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHj1mIGaRS3CFs93h1Cvb0HFgV1RQglVEkgzyiSczYfVAxa6yoWbbOe8HslpgKR98wDicB64AeTdsq7BouBQnrtm5TZrOQ0p0-gEHcqb_KEMho3tzlZeqdOXvd5u5oO5bZHkJhFQdCxqua/s400/10512.jpg" title="Brother and Sister on Swing" width="335" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Brother and Sister on Swing</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4-bnswf5GKvEDXQaBTAQJph1pnWs36mfKoexVsRUjaOpD0385ENjoeIih00sx6HbDhIzuxdRVUXJePhKbLSuJe8eHPF1amhPwxsQWQw4kpWYGJ0cNndBOZ6ZD0M00F2LitAqPzjUrj6LW/s1600/10514.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Children on Bicycle" border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1365" height="351" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4-bnswf5GKvEDXQaBTAQJph1pnWs36mfKoexVsRUjaOpD0385ENjoeIih00sx6HbDhIzuxdRVUXJePhKbLSuJe8eHPF1amhPwxsQWQw4kpWYGJ0cNndBOZ6ZD0M00F2LitAqPzjUrj6LW/s400/10514.jpg" title="Children on Bicycle" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Children on Bicycle</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-style: italic;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-style: italic;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>George Town
merupakan perpaduan apik "tua-muda", "baru-lama". Pemerintah
Penang sendiri menaruh perhatian besar terhadap George Town karena George Town
merupakan salah satu aset wisata serta sejarah Pulau Penang yang menunjukkan
keberagaman, keharmonisan, dan keserasian. Tak heran Malaysia mengklaim diri
sebagai </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Truly Asia</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">, George Town merupakan contoh hidup dari
semboyan tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-style: italic;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-30884247503300769042018-10-10T07:55:00.001-07:002019-11-30T06:27:00.997-08:00Annapurna Basecamp Diary<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Nepal,
negara yang terkenal karena tiga hal; pegunungan, kuil, serta murah. Tiga hal
tersebut cukup mendeskripsikan Nepal secara singkat. Beberapa orang menyukai
Nepal karena traveling disana sangat bersahabat dengan kantong. Sedangkan
sebagian lainnya tentu saja pengen mendaki gunungnya. Pegunungan di Nepal
ibarat Makkahnya orang pendaki, sekali saja tidak cukup untuk mengunjunginya,
rasanya ada yang tidak tuntas. Tingkat kesulitan gunung-gunung di Nepal sangat
bervariasi, mulai untuk pendaki pemula sampai yang ahli semua tersedia lengkap.
Untuk area konservasi saja Nepal punya empat yaitu Annapurna Conservation Area,
Manaslu Conservation Area, Kanchenjunga Conservation Area, dan Blakbuck
Conservation Area. Untuk gunung tentu saja ada Everest, Manaslu, Annapurna
Sanctuary, Kala Patthar, dan masih banyak lagi. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh2Cpg0p383d8xMlXLHEP2xMSaaExiuqd_NMsd8l2WO7IBU2H6sxMjMLgRSqL1aKDtLdDTiI21b6Rv_AfI5nkuDOqIqKzGNJ2PsgMfoVRsDt3CiRz0PeZAXiXSxn3yKUMfjJstclXY1NMf/s1600/IMG_20180808_091147.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh2Cpg0p383d8xMlXLHEP2xMSaaExiuqd_NMsd8l2WO7IBU2H6sxMjMLgRSqL1aKDtLdDTiI21b6Rv_AfI5nkuDOqIqKzGNJ2PsgMfoVRsDt3CiRz0PeZAXiXSxn3yKUMfjJstclXY1NMf/s640/IMG_20180808_091147.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">You See That?</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Pada
5-9 Agustus 2018 aku berkesempatan menjajal Annapurna Basecamp, salah satu trek
pendakian yang sudah melegenda seantero dunia. Annapurna Basecamp merupakan
trek yang berada didalam Annapurna Conservation Area. Annapurna Conservation
Area sendiri didalamnya terdapat banyak trek pendakian diantaranya Ghandruk
Trek, ABC Trek, Mardi Himal Trek, Annapurna Circuit trek. Luasnya sendiri
mencakup 7,629 km<sup>2</sup> dan merupakan rumah bagi lebih dari 100,000
penduduk dari berbagai macam budaya dan habitat bagi 1233 tanaman, 105 mamalia,
492 burung, 40 reptil, 347 kupu-kupu, 20 ikan, serta 23 amfibi. Lebih dari 60%
tujuan para pendaki yang datang ke Nepal adalah ACAP( Annapurna Conservation
Area Project) sehingga tidak mengherankan trek ini menjadi salah satu wisata
andalan di Nepal. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeChIXy8_HfbR3Y5KHZdIY1zgEk88yMcBPHSR8r6i-fp9otnFULC2-iheARjg0AtRlmwyuL2ZGobVPaUwqLanfo7MoEUrIYaIjzpIO8i_S1Jv-L6xkcg3hl2mSGNEc2n0QKXg9GnHYB13x/s1600/IMG_20180804_060155.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeChIXy8_HfbR3Y5KHZdIY1zgEk88yMcBPHSR8r6i-fp9otnFULC2-iheARjg0AtRlmwyuL2ZGobVPaUwqLanfo7MoEUrIYaIjzpIO8i_S1Jv-L6xkcg3hl2mSGNEc2n0QKXg9GnHYB13x/s400/IMG_20180804_060155.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;">Peta Annapurna Conservation Area dan Surat Izin Pendakian</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Aku
bersama mas Ivan berangkat menuju Nayapul dari Pokhara, kota besar terdekat
dengan trek pendakian. Sebelumnya kami menginap sehari di tempat teman kami,
Ashiq yang merupakan orang Kashmir yang tinggal di Nepal. Sepanjang perjalanan
menuju Nayapul, kami disuguhkan pemandangan sungai besar serta perbukitan.
Keadaan jalan yang kurang baik tidak menghilangkan kesan dalam perjalanan ini,
justru menghidupkan keadaan Nepal yang tidak didapat di negara lain; bis-bis
besar dengan klakson nyaring yang saling salip.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrbwTLcHNC4t5_c4s45gnE0SvRszGzaC4Ug8KuXBmlcuWtY-ZmO4H4blU4V6fAsitWv9mrSQMDIA14KzomCrr79jIlX76oo_vzpZM8JxYq2zuHIAsciqz2Rtr76i_yljXmGjWEJAR0RxDC/s1600/IMG_20180804_104334.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrbwTLcHNC4t5_c4s45gnE0SvRszGzaC4Ug8KuXBmlcuWtY-ZmO4H4blU4V6fAsitWv9mrSQMDIA14KzomCrr79jIlX76oo_vzpZM8JxYq2zuHIAsciqz2Rtr76i_yljXmGjWEJAR0RxDC/s640/IMG_20180804_104334.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sepanjang Perjalanan Menuju Nayapul</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Nayapul
merupakan titik awal pendakian trek ABC maupun Poon Hill. Registrasi pendakian
dilakukan sehari sebelumnya dan akan mendapatkan dua surat yaitu surat izin
pendakian dan surat izin memasuki kawasan konservasi. Kedua surat ini dapat
diperoleh di Kathmandu maupun Pokhara, biayanya kalau mengurus di Kathmandu
adalah 4000 NPR sedangkan kalau mengurus di Pokhara ditambah biaya administrasi
sebesar 200 NPR. Saranku
lebih baik menaiki jeep dari Nayapul ke Siwai. Selain menghemat waktu juga
menghemat biaya sehari untuk makan dan tidur. Kami menaiki jeep menuju Siwai
dengan harga 1500 NPR, seandainya lebih banyak orang akan lebih murah tetapi
karena kami naik bukan pada musim pendakian maka sangat sedikit yang mau ke
atas. Alternatif lain sebenarnya ada bis
menuju Siwai, biayanya lebih murah tetapi perlu kesabaran menunggunya :D</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Tujuan
kami adalah Chhomrong, desa yang berada di ketinggian 2173 mdpl. Perjalanan
memakan waktu 7 jam lamanya. Sepanjang perjalanan kalian akan menemui
pemandangan yang mirip dengan ada di Indonesia, hutan hujan dengan air terjun
disana sini. Kami melewati rute Jhinu New Bridge, jembatan terpanjang yang baru
selesai dibangun. Melewati jembatan ini serasa melewati jembatan sirhatal
mustaqim; lurus, bergoyang, tinggi. Jalur ini lebih singkat daripada melewati
desa Ghandruk.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Sesampainya
di Chhomrong kami beristirahat di salah satu pondokan yang menyewakan kamar
seharga 200 NPR. Buat informasi, pendakian di Annapurna disarankan tidak
membawa tenda, selain menambah berat bawaan juga harga sewa lahan buat tenda
jauh lebih mahal daripada menginap di penginapan. Cuaca saat itu sedang hujan
deras, kami memutuskan untuk istirahat lebih awal. Hari pertama pendakian
memang memakan banyak tenaga. Trek yang dilewati berupa tanah dan sesekali anak
tangga membuat stamina menjadi sangat terkuras. Untuk makan malam kami mencoba
momo, makanan khas nepal dengan isian keju yak, sangat enak! Juga dal bhat
sepiring berdua(1 porsi Nepal = 2 porsi Indonesia. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6AxVIrGFWslCRvtq9wzqvOLSDiP3xLcuZ4zilv6z1Iip9a09j2phW8suzIo3nDSCm9ZYarVTUniAsf1Rpt6TZg-5fXxtnskPUop5-IQaIaMTGzXk5lQbqxgOZ1aW4XOATQgV2xZI-pkKw/s1600/IMG_20180804_144645.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6AxVIrGFWslCRvtq9wzqvOLSDiP3xLcuZ4zilv6z1Iip9a09j2phW8suzIo3nDSCm9ZYarVTUniAsf1Rpt6TZg-5fXxtnskPUop5-IQaIaMTGzXk5lQbqxgOZ1aW4XOATQgV2xZI-pkKw/s640/IMG_20180804_144645.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jembatan New Jhinu</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Keesokan
harinya, pukul tujuh pagi kami sudah bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Pagi
itu masih gerimis diselingi angin sepoi menemani perjalanan. Rute hari ini
adalah Chhomrong-Deurali dengan perkiraan durasi 9 jam perjalanan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Awan hitam rupanya tak lagi bisa dibendung
langit, menumpahkan air ke permukaan bumi. Aku kedinginan sepanjang perjalanan.
Aku terpaut jauh berjalan dengan Mas Ivan sehingga melewati desa Sinuwa,
Bamboo, Dovan hanya sendiri. Namun saat menuju dovan aku menemukan teman
seperjalanan, Sam, berumur sekitar 50an dari Korea. Dia menawarkanku cemilan
khas korea berupa daging tipis mirip lembaran permen karet dan lembaran daging
ikan. Sesampainya di Deurali, aku yang sampai lebih dahulu berjalan-jalan
disekitar. Deurali sangat indah, diapit dua bukit tinggi dengan air terjun yang
mengalir tanpa henti. Sungguh ketenangan yang luar biasa kudapatkan disini.
Suhu udara perlahan lahan mulai turun merasuki nadi-nadi yang membuat kuduk
berdiri. Harga penginapan disini sama dengan dibawah hanya 200 NPR. Namun
listrik disini mulai dibatasi karena menggunakan panel surya sebagai tenaga
sehingga perlu penghematan. Malam dengan awan mendungnya menutup hari kami
dengan tenang.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNLdtgkdw_3a_tE8gNe-yyKfLXT88BDDy9rrEpO1ki-rHZGU1NGpetUaG6lsEbtAfLyDpqDZwLxWOTHW0sSFCqyfkuYPStoiXP3A0rQHnwkL4IG9B9EPCcA6og_gG_Y5orz0Ge2aIP6v8R/s1600/IMG_20180805_072340.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNLdtgkdw_3a_tE8gNe-yyKfLXT88BDDy9rrEpO1ki-rHZGU1NGpetUaG6lsEbtAfLyDpqDZwLxWOTHW0sSFCqyfkuYPStoiXP3A0rQHnwkL4IG9B9EPCcA6og_gG_Y5orz0Ge2aIP6v8R/s640/IMG_20180805_072340.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penampakan Lapisan Pegunungan dari Chhomrong</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5NfSL_kSJUq2BsPo5lgyzBHCs_rV239ft6Y_TwOu-hvd4_96WJDjJSXHzOe0LWT-_zGjcKZj5N4UX_lnYhZD032FBLxl2-HlrimrUQMR9TpnjOcjyQBZ1LpNP-Kz1RK3vSMnGImTfTUKI/s1600/IMG_20180806_094515.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5NfSL_kSJUq2BsPo5lgyzBHCs_rV239ft6Y_TwOu-hvd4_96WJDjJSXHzOe0LWT-_zGjcKZj5N4UX_lnYhZD032FBLxl2-HlrimrUQMR9TpnjOcjyQBZ1LpNP-Kz1RK3vSMnGImTfTUKI/s640/IMG_20180806_094515.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Wonderful Scenery!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Hari
ini rencana adalah langsung menuju ABC sebagai titik akhir pendakian. Aku, Mas
Ivan, dan Sam melanjutkan perjalanan bersama. Rute terdekat sebelum ABC adalah
MBC (Machapuchare Basecamp) yang dapat ditempuh selama dua jam. Kalau kalian
pernah melewai rute Torean di Rinjani, maka trek yang dilalui sepanjang
Deurali- MBC akan kurang lebih sama. Puncak Machapuchare kadang-kadang muncul
dibalik awan, tetapi lebih banyak menutupi dirinya. Kami sebentar-sebentar
berhenti hanya untuk melihat penampakan puncaknya yang runcing. Kami juga
ditemani oleh anjing-anjing liar himalaya yang sangat jinak. MBC menuju ABC,
sebatas perjalanan dua jam. Saat itu benar-benar berkabut sehingga rasanya
perjalanan menjadi jauh lebih lama. Kalau kalian ke ABC saat bulan
Desember/Januari kalian akan menemukan salju disini. Akhirnya, sampailah kami
di ABC. Baju kami yang kebasahan disambut udara dingin. Kami segera memesan
kamar dan berganti baju. Sore hari di beranda ABC sangat menyenangkan.
Berkenalan dengan teman-teman yang berasal dari berbagai penjuru dunia, berbagi
cerita, sampai berbagi makanan. Sore itu perlahan-lahan awan tebal mulai
terbuka menampakkan keindahan puncak Mahapuchare. Malamnya kami tidak bisa
tidur nyenyak. Rupanya semua orang yang baru pertama kali berada di ketinggian
4000 mdpl akan mengalami AMS (Altitude Mountain Sickness). Gejalanya berupa
pusing, lemas, dehidrasi. Kami semua merasakan dehidrasi saat tidur,
kerongkongan terasa sangat kering tiap 30 menit. Untungy Sam sudah membeli teh
lemon setermos dan obat AMS, tetap saja tidur tidak nyenyak di ketinggian
segitu. Matahari menjadi sangat kami nantikan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Pagi
datang tiba-tiba namun awan mendung tidak juga beranjak menghilang menutupi
pemandangan Annapurna I. Kami sampai hampir merelakan pemandangan yang kami
idma-idamkan. Tuhan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berkata lain, tiba-tiba
saja awan tersingkap dan mulai menampakkan pegunungan Annapurna. Kami takjub
seakan tidak percaya karena hampir saja turun lebih awal. Suara avalanche
seakan menjadi backsound, terdengar seperti dentuman keras. Annapurna yang
awalnya seperti enggan muncul, sekarang benar-benar terlihat sempurna wujudnya.
Benar-benar kuasa tuhan yang indah. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_fKMAoBW1wXtQl7Kp9mRVZV5zLz5YVnj40TDXguLzud_NeSpXEzN-F_-434yexXAXbhvw8CiCw5-dxe-n0W44cFUaPnNUYedVfNd7PmSnPYnqsyVTKMu81z1qGK4OrUEnwm8B7wU976iD/s1600/IMG_20180807_073226.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_fKMAoBW1wXtQl7Kp9mRVZV5zLz5YVnj40TDXguLzud_NeSpXEzN-F_-434yexXAXbhvw8CiCw5-dxe-n0W44cFUaPnNUYedVfNd7PmSnPYnqsyVTKMu81z1qGK4OrUEnwm8B7wU976iD/s640/IMG_20180807_073226.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Annapurna Basecamp </td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-yo2MgemfnTwn-E0r9KBJDxHVUvwp_WST9Kd4uy67sDCGtSt_r6ifIVXeqYiQIs_pqkkFtLWfDL_uBIOY-4eBd6FxutyWYDFTmmlMXkrc2OdD4EGi-kdCZa9ALMyzAnxHPrxDIXtDtkel/s1600/IMG_20180807_075311.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-yo2MgemfnTwn-E0r9KBJDxHVUvwp_WST9Kd4uy67sDCGtSt_r6ifIVXeqYiQIs_pqkkFtLWfDL_uBIOY-4eBd6FxutyWYDFTmmlMXkrc2OdD4EGi-kdCZa9ALMyzAnxHPrxDIXtDtkel/s640/IMG_20180807_075311.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Annapurna I</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvDYcx3oetQpsZQkQAFT2bG_wkvGzA-PpDkIDOidOsUWDmm6ypGXHyek2nvrRG48X4acEDI6-Tb1iPO8sgWYYyvNWEfqHN6Wm7pc5SptNwmdgvXIWV5Ltr1PNTY5FFfwMVOkC287kM7Tiz/s1600/IMG_20180808_084523.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvDYcx3oetQpsZQkQAFT2bG_wkvGzA-PpDkIDOidOsUWDmm6ypGXHyek2nvrRG48X4acEDI6-Tb1iPO8sgWYYyvNWEfqHN6Wm7pc5SptNwmdgvXIWV5Ltr1PNTY5FFfwMVOkC287kM7Tiz/s640/IMG_20180808_084523.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Enjoy A Cup of Coffe</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Setelah
puas melihat, sebelum kami turun, awan-awan mulai menutupi keindahan Annapurna
lagi. Saatnya benar-benar berpisah. Kami langsung tancap gas menuju Chhomrong.
Perjalanan ditempuh selama 10 jam. Hujan deras menemani kami sepanjang
perjalanan. Tiada kata berhenti karena hujan. Keesokan harinya dari Chhomrong
kami menuju Sinuwa dan naik bis kembali ke Pokhara.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Begitulah
sekelumit cerita dari aku dan kumpulan orang-orang yang berani bermimpi. Ibarat
orang yang berhaji, kami tuntas meskipun rukunnya bolong-bolong. Aku berniat
kembali lagi suatu saat mencari waktu yang bagus. Agar sekiranya pertemuan
dengan Annapurna benar-benar seutuhnya bertemu tanpa ada halangan awan yang
berarak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;">
</span></div>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-56939030595183083372018-09-11T07:08:00.003-07:002019-11-30T06:58:01.751-08:00Sekelumit Catatan Tentang Nepal<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b> </b><span style="background-color: white; font-family: "times new roman" , serif; font-size: medium; letter-spacing: 0.21px;"><b>I enjoy load shedding in Nepal, when it allows me to witness the dancing of fireflies in the next field, and at the same time to hear children playing a chanting clapping game because there is no TV to waste their time on. - Andrew James Pritchard</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="background-color: white; font-family: "times new roman" , serif; font-size: medium; letter-spacing: 0.21px;"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Apa yang kamu ketahui tentang Nepal?
Kalau kamu anak gunung pasti menjawab Himalaya! Kalau kamu anak budaya pasti
menjawabnya negara Hindu Budha. Semua yang disebutkan diatas benar, namun
tahukah kamu bahwa Nepal bukan hanya sekedar negara Hindu-Budha maupun
Himalaya, melainkan sejuta keunikan dimiliki oleh negara yang hanya mempunyai
luas 147,181 km2.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDwU-cTLyG_tWFGEjHKMhTzxe2ZTAoMgWc8gwsVnO3B0nQcL4uVUIhTd563zu4Da0SL2o12gkwItaexXqmoYWp1JKV4m27WzpNLl70-g4_2JHsPfccksUKXPPlBfk1Q9-4IZfrGYXyzGSR/s1600/IMG_20180822_115627_HDR-01.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDwU-cTLyG_tWFGEjHKMhTzxe2ZTAoMgWc8gwsVnO3B0nQcL4uVUIhTd563zu4Da0SL2o12gkwItaexXqmoYWp1JKV4m27WzpNLl70-g4_2JHsPfccksUKXPPlBfk1Q9-4IZfrGYXyzGSR/s640/IMG_20180822_115627_HDR-01.jpeg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kuil Swayambhunath di Kathmandu</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Nepal merupakan satu satunya
negara yang mempunyai bendera berbentuk segitiga. Hal ini dikarenakan Nepal
lebih mengikuti bendera asal Asia Selatan sebelum datangnya pengaruh Eropa dan
memang Nepal bukanlah negara yang pernah dijajah. Filosofinya dua segitiga ini banyak
sekali pendapat, diantaranya melambangkan Hindu-Budha, melambangkan Himalaya,
melambangkan dua keluarga kerajaan Nepal Shahs dan Ranas, serta melambangkan
kedamaian.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAlTxih_l0rfn6L6oRftBFwYiuftgxYBnx8PJhiDV6o_r4-7JwpymfLsHMmGcTuZTLpcyvgznIqWyTosx2L5RznlGU4EOIgpXq0JiOtyWlt7DB1NnOi05rnlqpSNiYNqC5lKoWaBn23j6b/s1600/282254.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="901" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAlTxih_l0rfn6L6oRftBFwYiuftgxYBnx8PJhiDV6o_r4-7JwpymfLsHMmGcTuZTLpcyvgznIqWyTosx2L5RznlGU4EOIgpXq0JiOtyWlt7DB1NnOi05rnlqpSNiYNqC5lKoWaBn23j6b/s400/282254.jpg" width="225" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bendera Nepal</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kalau kamu mengunjungi Nepal, jangan kaget
melihat kabel listrik berseliweran. Yup, tiang-tiang listrik di Nepal memang
dibiarkan begitu saja. Entah kenapa alasannya yang pasti kamu tidak akan
menemui hal ini di Indonesia. Nepal juga sering mengalami pemadaman listrik,
terutama ketika aku berada di Pokhara, hampir setiap hari selalu ada pemadaman
walau durasinya tidak selama di Banjarmasin tetapi hal ini cukup mengesalkan
karena terjadi berulang-ulang dalam sehari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Selanjutnya ada sapi! Sapi
merupakan wahana (kendaraan) Dewa Siwa, dewa yang sangat dihormati pemeluk
agama Hindu. Kamu bakal melihat sapi-sapi berkeliaran di jalan-jalan layaknya
kucing liar di Nepal. Eits, jangan nyoba mengusik sapi-sapi itu lho, nanti kamu
bisa kena hukuman berupa denda sampai hukuman mati! Sadis!!!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwRmX1NQXgbCReEqkKTTPfOzQ9sJ1Gu7vI1b-rKPf4eN9EP93X1fCT0eQYdHJrEEZyRvpIwnuXQBV0IJwiBnb-2aVgdnQOEfjAAGlkvhZKuIr2NqYCbg9QzMLElaEf8hXG-hGIQXfGwlup/s1600/282216.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="572" data-original-width="1080" height="338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwRmX1NQXgbCReEqkKTTPfOzQ9sJ1Gu7vI1b-rKPf4eN9EP93X1fCT0eQYdHJrEEZyRvpIwnuXQBV0IJwiBnb-2aVgdnQOEfjAAGlkvhZKuIr2NqYCbg9QzMLElaEf8hXG-hGIQXfGwlup/s640/282216.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Si Raja Jalanan!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Klakson dengan suara yang
nyaring adalah hal yang lumrah di Nepal. Dimana-mana kamu akan mendengar suara
klakson bersahut-sahutan layaknya memberi salam. Konon, klakson merupakan
sapaan "namaste" orang-orang Nepal di jalan. Rasanya tidak lazim
kalau di Nepal tidak mendengar suara klakson yang nyaring. Bahkan beberapa
klakson bunyinya sangat mirip klakson "telolet" Indonesia. Beberapa
tempat mulai memberlakukan aturan dilarang membunyikan klakson seperti di salah
satu sudut jalan kota Pokhara.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj15Z8-jjPAmwps8Ll0aJTrJIKBbLLKuzwWGgbNVFNBvrWn3BnZmNK_kNT3_sLPeWCl1eBHABLH6RRYKGKJAON2GHlkyw3SNxnjwta7c1Qtivjt-Zq7s3oNElWUf9MPurvmMLU1RsGKafEC/s1600/IMG_20180822_083723.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj15Z8-jjPAmwps8Ll0aJTrJIKBbLLKuzwWGgbNVFNBvrWn3BnZmNK_kNT3_sLPeWCl1eBHABLH6RRYKGKJAON2GHlkyw3SNxnjwta7c1Qtivjt-Zq7s3oNElWUf9MPurvmMLU1RsGKafEC/s400/IMG_20180822_083723.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Siap-Siap Budeg Denger Klakson</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Nepal termasuk negara yang ramah
bagi para pelancong. Entah itu dalam urusan keamanan maupun harga, keduanya
pantas diacungi jempol. Polisi Nepal selalu bersiaga di <i>touristic spots</i>
bahkan sampai di pasar pun ada! Nepal punya tempat backpacker tertua di dunia yaitu Thamel yang berada Di Kathmandu. Thamel terkenal sejak tahun 50 an semenjak gaya hidup hippie merebak. Nepal menjadi salah satu negara tujuan para hippie. Untuk urusan harga, mungkin karena nilai mata
uang NPR( Nepali Rupee) jauh lebih rendah daripada negara-negara lainnya
semisal USA, Singapura, Perancis. Nilai tukar NPR ke IDR sendiri saat itu
berkisar 132 rupiah. Cukup murah untuk ukuran luar negeri bukan?</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXjtUJ54yLaMGl3YAEss62w7F0aQPIj_766cTEe23KQYfEE43FSMyl_960VVWWJ16XdZYPaMt7AquuCb2Z5kx1FUE8omY2dqxu-VxG3FnpFDamqmLdx2luMrbtS6kJRN-2xNLbR6BdnXHa/s1600/IMG_20180802_211920.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXjtUJ54yLaMGl3YAEss62w7F0aQPIj_766cTEe23KQYfEE43FSMyl_960VVWWJ16XdZYPaMt7AquuCb2Z5kx1FUE8omY2dqxu-VxG3FnpFDamqmLdx2luMrbtS6kJRN-2xNLbR6BdnXHa/s400/IMG_20180802_211920.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">1000 NPR</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Makanan khas Nepal? Ada banyak!
Makanan khas Nepal dikenal dengan aroma rempah-rempah yang kuat seperti halnya
India. Ada momo, dal-bhat, ghundruk, dan lain-lain. Aroma yang kuat belum tentu
menciptakan rasa yang tajam. Untuk lidah seperti kita kemungkinan merasakan
masakannya agak hambar, entah kurang garam atau gimana ceritanya. Bagiku
sendiri cukup tiga hari di Nepal setelah itu lidah bisa menyesuaikan dengan
makanan lokal. Lezat! Kalau kamu makannya banyak, Nepal bakal cocok banget untuk melepas nafsu makan kamu! Bayangkan saja satu porsi orang Nepal layaknya 3 kali porsi orang Indonesia. Namun presentase lauk dengan nasinya berbanding 30:70, artinya kamu akan memakan 70% karbohidrat, kurang cocok untuk orang yang sedang diet.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3kptJXAdDbhgBgarhxjvZaoq4op_oACCgcjeQy3jo-6n_zu1u10_C4sb0-4oczHqTDmBeRgu-cqLYn_efTmgH-N97aJH-WmOo6kl6Kl7iwsFW4-LVsWFvBOy6nrOf-a8QyAGsW2Ank-f8/s1600/IMG_20180804_192501_HHT.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3kptJXAdDbhgBgarhxjvZaoq4op_oACCgcjeQy3jo-6n_zu1u10_C4sb0-4oczHqTDmBeRgu-cqLYn_efTmgH-N97aJH-WmOo6kl6Kl7iwsFW4-LVsWFvBOy6nrOf-a8QyAGsW2Ank-f8/s640/IMG_20180804_192501_HHT.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Seporsi Dal-Bhat dan Momo Isi Keju Yak</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Satu hal yang tidak bisa
dipungkiri dari Nepal adalah keindahan pegunungannya. Mulai dari Annapurna,
Manaslu, sampai Kala Patthar, semua indah! Rasanya belum bisa dibilang pergi ke
Nepal kalau belum mencoba mendaki salah satu gunung yang ada disana. Panjang
waktu tempuh trekking bervariasi mulai dari 3- 15 hari tergantung rute yang
dipilih. Untungnya aku berkesempatan melakukan pendakian ABC( Annapurna
Basecamp). Cerita tentang megahnya Annapurna Basecamp akan dibahas lebih lanjut
di postingan selanjutnya!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq1IZySFmTVi0TXX5Atg92Br-_-oZWmjk-_QkxyriNWIpTOX0Bd73dm7Sg8uH9ZY7vBcY-aQWcYqH0F2FFQJrOi756p0LbQ1rTrOUgK_4iHT0eAxfgIydi_fhNclFb0mWiKpNx4SVtFGr7/s1600/IMG_20180807_075115-01.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq1IZySFmTVi0TXX5Atg92Br-_-oZWmjk-_QkxyriNWIpTOX0Bd73dm7Sg8uH9ZY7vBcY-aQWcYqH0F2FFQJrOi756p0LbQ1rTrOUgK_4iHT0eAxfgIydi_fhNclFb0mWiKpNx4SVtFGr7/s400/IMG_20180807_075115-01.jpeg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Really!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Masih banyak sebenarnya yang bisa diulas dari Nepal. Budaya, Agama, Orang-orang rasanya terlalu banyak untuk dipaparkan semuanya. Sepanjang apapun aku menjelaskan tetap tidak bisa menggambarkan keindahan Nepal yang sesungguhnya. Daripada terus-terusan kebayang, mending kamu langsung beli tiket buat berangkat ke Nepal hehe.</div>
<br />
<br /></div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-81091708807000973062018-06-11T08:18:00.001-07:002018-06-11T08:19:45.344-07:00Papandayan, Si Geulis dari Garut<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Bagi anda yang menganggap hikin sebagai kegiatan yang menguras tenaga, buanglah jauh-jauh pikiran tersebut! Sekarang pendakian gunung bukanlah hal yang ekstrim mengingat beberapa gunung sudah dikelola secara profesional dan jalur yang jelas. Apabila anda ingin merasakan hiking sekaligus tamasya dalam satu paket, Gunung Papandayan merupakan gunung yang cocok untuk anda!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqBYn4Map-_Wu02YPk43L1QV-kkY1ysCoLuk2BenqKXtSABq1Nlm8bcrvsgWjuCFBz2eMY5Ffpqq5o0f7bFiaAuh0aVMTlHzvuI4xGv0z0CcG5VHQeCDwFZRrBl10nGxlq2YhT-iIjqKiX/s1600/IMG_20180331_093658_HDR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqBYn4Map-_Wu02YPk43L1QV-kkY1ysCoLuk2BenqKXtSABq1Nlm8bcrvsgWjuCFBz2eMY5Ffpqq5o0f7bFiaAuh0aVMTlHzvuI4xGv0z0CcG5VHQeCDwFZRrBl10nGxlq2YhT-iIjqKiX/s640/IMG_20180331_093658_HDR.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Skuad Arkeologi UI 2015(minus banyak)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gunung yang terletak di Kabupaten Garut, tepatnya di Desa Sirnajaya dan Keramatwangi merupakan gunung berapi jenis sratovolcano dengan titik tertingginya 2665 mdpl. Gunung ini mempunyai jalur pendakian yang cocok untuk segala usia, mengingat medan yang ditempuh banyak yang landai serta ketersediaan warung-warung serta kamar mandi, mengingat kawasan ini sudah dikelola oleh pihak swata yang berimbas pada tiket masuk yang menjadi mahal.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendakian pertama akan diawali dari area parkir yang langsung mengantarkan menuju gerbang pendakian. Area parkir yang luas mempunyai sebuah gardu pandang yang dibangun cukup masif untuk menampung banyak pengunjung. Rute pertama pendakian akan melewati kawah yang berkontur cukup landai dengan jalur yang banyak bebatuan. Sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan kawah belerang yang berbau menyengat dan tebing-tebing kars yang menjulang tinggi. Sebaiknya anda bersedia masker untuk jaga-jaga apabila anda tidak tahan bau menyengat belerang. Pemandangan disini sangat oke untuk berfoto ria.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9bukVUK45i4QwD0Ic6OQeZn6ShccmoU8v7rjPqEx7nJGyvfK72UrHAaGIF-DIZk9cLM1py0Bk51fCmoNFihyphenhyphen82BJsKvIFspL9QnT6_nl4JLj9SuRvLtV-fr3M-1FU2xS9mvhDhgEccs7l/s1600/IMG_20180331_073339_HDR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9bukVUK45i4QwD0Ic6OQeZn6ShccmoU8v7rjPqEx7nJGyvfK72UrHAaGIF-DIZk9cLM1py0Bk51fCmoNFihyphenhyphen82BJsKvIFspL9QnT6_nl4JLj9SuRvLtV-fr3M-1FU2xS9mvhDhgEccs7l/s640/IMG_20180331_073339_HDR.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penampakan Kawah Papandayan</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah melewati kawah anda akan menemukan warung yang menjadi penanda adanya jalan bercabang; menuju Pondok Saladah atau menuju Hutan Mati. Aku waktu itu memilih langsung menuju Hutan Mati untuk langsung ke Tegal Alun karena dirasa waktu yang masih panjang. Hutan Mati menjadi spot andalan Gunung Papandayan untuk hunting foto. Disebut hutan mati karena pada awalnya disini adalah hutan yang lebat karena adanya aktivitas vulkanik yang menyebabkan matinya pohon-pohon tersebut. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm9saMbT2Q_wymA-ugEAczjysTKTkxM6m9cG92l45uy_RJRGu177vEKLZ-Faybv9lVDFIy4OeH2ttS-QEK7G1j6rLfodvgCisIm6CaT9otWld04YXbx5nnmXVEDqX0QvvBJqk7nntW2OYu/s1600/IMG_20180331_091657_HDR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm9saMbT2Q_wymA-ugEAczjysTKTkxM6m9cG92l45uy_RJRGu177vEKLZ-Faybv9lVDFIy4OeH2ttS-QEK7G1j6rLfodvgCisIm6CaT9otWld04YXbx5nnmXVEDqX0QvvBJqk7nntW2OYu/s640/IMG_20180331_091657_HDR.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hutan Mati Papandayan, Salah Satu Spot Terindah</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan teman-teman segera menuju Tegal Alun setelah dari hutan mati karena pertimbangan; waktu yang masih panjang dan tenaga yang masih banyak. Trek menuju Tegal Alun full tanjakan, meski tidak terjal tetapi cukup menguras tenaga. Sesampainya di Tegal Alun, tuntas sudah lelah kami naik. Btw, Tegal Alun merupakan sebuah padang luas yang berisi Edelweiss. Disini kita dilarang ngecamp karena merupakan perlintasan hewan buas. Sayangnya, Edelweissnya saat itu belum berbunga, akhirnya kami menghabiskan siang bercanda serta rebahan disana. Ini juga merupakan titik tertinggi Papandayan yang bisa kita capai.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL61fc1ODdKS9yZ_3EIt3CQpw3wDuT6Bv8vR2rl8rIlPndrjDH-7Whr3QgpLCTvbmLHoFpZSq5Tc4Z6umtdn5qDqWyrAUSnHHmy_F2ujfYWSefNTjLgBEqQD9Ax9lYwle7vRmjbkl2M9GR/s1600/IMG_20180331_105613_HDR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL61fc1ODdKS9yZ_3EIt3CQpw3wDuT6Bv8vR2rl8rIlPndrjDH-7Whr3QgpLCTvbmLHoFpZSq5Tc4Z6umtdn5qDqWyrAUSnHHmy_F2ujfYWSefNTjLgBEqQD9Ax9lYwle7vRmjbkl2M9GR/s640/IMG_20180331_105613_HDR.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Selamat Datang di Tegal Alun!</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena waktu yang hampir sore kami melanjutkan perjalanan ke bawah lagi menuju Pondok Saladah. Pondok Saladah ini merupakan kawasan berkemah yang ada di Papandayan. Pondok Saladah dilengkapi warung-warung yang berjejer serta kamar mandi hingga WC yang berlimpah. Jangan khawatir kehabisan makanan ataupun air, disini ketersediaan air berlimpah ruah hingga warung yang menjual makanan murah. Kalian bisa mendapatkan cuangki, gorengan, maupun minuman panas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kebanyakan pengunjung yang camping disini adalah keluarga, bahkan ada seorang anak kecil yang sudah dibawa ibunya camping, sisanya adalah anak-anak muda. Cuaca mulai hujan saat sore hari. Malam harinya disini menunjukkan suhu 7 derajat celcius, tidak terlalu dingin untuk ukuran Papandayan yang habis dilanda hujan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi harinya kami tidak menuju Tegal Alun seperti yang orang-orang lakukan, kami hanya bermalas malasan di tenda. Sembari menunggu matahari terbit, kami berjalan-jalan di sekitar Pondok Saladah. Kami menemukan tugu peringatan kecil atas meninggalnya seorang pendaki dikarenakan sakit. Setelah sarapan pagi, kami bersiap untuk turun kembali ke bawah untuk menuntaskan perjalanan kami.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7jo5yAKbNV-jPXKbc-_iCiagAoBpUZ5UgvUzcI1Lo1MQgRpBrLQwqUUypYHDTCh26WaN8-KgLcsIETRgNAKSJGoMbvWXNNgj9Hc0dzU0oQzas1vXtESqa3FAnanoA75RRAuzsegtKfTWt/s1600/IMG_20180331_072548.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7jo5yAKbNV-jPXKbc-_iCiagAoBpUZ5UgvUzcI1Lo1MQgRpBrLQwqUUypYHDTCh26WaN8-KgLcsIETRgNAKSJGoMbvWXNNgj9Hc0dzU0oQzas1vXtESqa3FAnanoA75RRAuzsegtKfTWt/s640/IMG_20180331_072548.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">End of Journey</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Papandayan memang menawan; eksotisme hutan mati, padang edelweiss, kawah. Tak terkecuali pengelolaannya, harga yang mahal membuat kawasan wisata ini cukup mencekik kalangan berbujet bawah tergantung sepertiku meskipun mendapat layanan yang setimpal. Tak apalah kawasan alam digunakan untuk kepentingan bisnis tetapi ingat harus ada batasan-batasan agar pembangunan yang dilakukan tidak melebihi batas wilayah konservasi. Semakin bagus kalau ada pembatasan pengunjung. Salam lestari!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-10275465844452260542018-06-11T05:20:00.000-07:002018-06-11T08:19:54.507-07:00Dataran Tinggi Dieng, Romantisme Masa Hindu-Budha Berbalut Keindahan Alam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Dieng merupakan kawasan pegunungan yang terletak di Kabupaten Banjarnegara serta Kabupaten Wonosobo. Kawasan ini terkenal sejak dahulu kala sebagai daerah yang subur, dengan adanya bukti arkeologis berupa komplek Candi Arjuna. Daerah ini sangat kaya dengan potensi wisata, terutama wisata alam. Daerah ini banyak memiliki kawah-kawah seperti kawah sikidang, kawah candradimuka, dan kawah lainnya serta tidak lupa gunung-gunung seperti Gunung Prau dan Bukit Sikunir. Aku sudah beberapa kali mengunjungi Dieng, nyatanya aku tidak pernah bosan meski sudah mengunjunginya berkali-kali, terutama Gunung Prau.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk5w6WHTeKLEEPaRa0n1uTHCxGsnIORHQf8n2quyy7Fx_Z3vXkCUX5GnHTmp8rO1auuCXZ8XhOYqIAFgueyYvCahG9uMVXnvT64t4JMRiHCpRORJuv04bEN-1NgKa_-7idGAFGaxTqwfF7/s1600/_DSC0011.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1064" data-original-width="1600" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk5w6WHTeKLEEPaRa0n1uTHCxGsnIORHQf8n2quyy7Fx_Z3vXkCUX5GnHTmp8rO1auuCXZ8XhOYqIAFgueyYvCahG9uMVXnvT64t4JMRiHCpRORJuv04bEN-1NgKa_-7idGAFGaxTqwfF7/s640/_DSC0011.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;">Selamat Datang di Dieng!</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gunung Prau merupakan salah satu gunung di Jawa Tengah bahkan di Indonesia yang mempunyai pemandangan <i>Golden Sunrise </i>terindah, persis seperti logo yang ada disalah satu merek air mineral. Gunung Prau (Prahu) memiliki ketinggian 2565 mdpl dan memiliki 4 jalur pendakian antara lain Patak Banteng, Dieng Kulon, Kalilembu, dan Wates. Aku hanya pernah mencoba dua jalur; Patak Banteng yang terkenal sebagai jalur terpendek yang dapat ditempuh hanya dua jam dengan jalur yang terjal dan Dieng Kulon dengan jalur yang dekat dengan berbagai wisata lainnya seperti komplek Candi Arjuna dan Telaga Warna tetapi cukup panjang untuk sampai ke puncaknya. Suhu di puncaknya cukup menusuk tulang, berkisar 5-10 derajat celcius saat malam.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRuDat-8Lu__yviDOQmPDjZ-cCtpbHwTp8vqUKOZzNVz5AVsm7NEdNXZ71jKxK5OgF19ALkeUL9xNg-xTobkpEOEo7729u4LmMmIjQeqyv9cKTighacSPxlrdFXKXiiqPyniKa7eI47qZu/s1600/IMG_20171229_180729.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRuDat-8Lu__yviDOQmPDjZ-cCtpbHwTp8vqUKOZzNVz5AVsm7NEdNXZ71jKxK5OgF19ALkeUL9xNg-xTobkpEOEo7729u4LmMmIjQeqyv9cKTighacSPxlrdFXKXiiqPyniKa7eI47qZu/s640/IMG_20171229_180729.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sindoro-Sumbing dari Gunung Prau</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya di Dieng ada komplek Candi Arjuna yang terletak berdekatan dengan jalur pendakian Dieng Kulon. Komplek candi ini ditemukan tahun 1814 oleh H.C. Cornelius yang dalam laporannya mengatakan candi-candi ini masih terendam oleh air. Barulah pada tahun 1856, J. Van Kinsbergen mengeringkan air yang ada disana dan menggambarkannya. Komplek percandian ini terdiri dari Candi Arjuna sebagai candi induk, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Sembarda, Candi Puntadewa. Tidak jauh dari komplek percandian Arjuna juga terdapat komplek percandian Gatotkaca yaitu Candi Gatotkaca sebagai candi utama sisanya yaitu Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk, Candi Gareng tidak berbentuk utuh lagi. Sebenarnya masih banyak lagi candi-candi yang berada disekitar sini, entah itu yang sudah ditemukan ataupun belum, yang jelas ini memberikan gambaran bahwa daerah Dieng pada masa Hindu-Budha merupakan daerah penting.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6ez8AlJ9SiU0MmZUG1hW3TPeoZAspwlXzaKio1MY90DDr8vObiorwKUyJKn306yyQ9DeBFkLwAhJDyyXs3hLLHve-QaUioFeDHzrWHtuSCjJSZBzZ5PiOcaCISm7nsKbGubIbh3RR1nmC/s1600/IMG_20171229_095924.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6ez8AlJ9SiU0MmZUG1hW3TPeoZAspwlXzaKio1MY90DDr8vObiorwKUyJKn306yyQ9DeBFkLwAhJDyyXs3hLLHve-QaUioFeDHzrWHtuSCjJSZBzZ5PiOcaCISm7nsKbGubIbh3RR1nmC/s640/IMG_20171229_095924.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;">Komplek Percandian Arjuna</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Selain gunung dan candi, Dieng juga terkenal akan kawah-kawahnya seperti Kawah Sikidang, Kawah Candradimuka, Kawah Sileri. Tidak mengherankan kawasan Dieng dipenuhi oleh kawah-kawah sebab Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan vulkanis yang masih aktif. Telaga-telaga vulkanik juga turut memperindah Dieng dengan menampilkan air bercampur belerang seperti Telaga Warna, Telaga Merdada, dan lainnya. </div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN_ZQpEywJhWnjWDaTzj94stPAcBiDYhyTNcJvKJ0_i74fKV14PlutWz1lmH0JWfqxmHD5xgvMv9bdoO9UYrTlflRJdKOW61NDOluP24x__K38C0YlBAVu9XcEx9xKByTWg6okq9D9nwIO/s1600/IMG_20171229_124602.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN_ZQpEywJhWnjWDaTzj94stPAcBiDYhyTNcJvKJ0_i74fKV14PlutWz1lmH0JWfqxmHD5xgvMv9bdoO9UYrTlflRJdKOW61NDOluP24x__K38C0YlBAVu9XcEx9xKByTWg6okq9D9nwIO/s640/IMG_20171229_124602.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Telaga Warna </td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mitos serta legenda yang menyelimuti Dieng turut memperkaya kawasan ini. Gua pertapaan seperti Gua Semar yang terkenal sebagai pertapaan Eyang Semar ini konon pernah dipakai presiden Soeharto sebagai tempat bersemedi. Gua lainnya seperti Gua Jaran juga dikenal sebagai tempat bersemedi bagi para wanita yang ingin hamil. Gua Sumur Dieng yang mengandung air yang (katanya) dapat menghilangkan segala penyakit. Tetapi dari semua itu, kisah yang paling terkenal adalah kisah Dukuh Lagetang, Dukuh yang hilang dalam semalam akibat terjadinya longsor dari Gunung Pengamun-amun. Menurut banyak cerita, hal ini merupakan azab yang maha kuasa terhadap Dukuh Lagetang yang sering melakukan maksiat. Sekarang, ditempat tertimbunnya didirikan tugu peringatan untuk mengenang tewasnya 332 orang penduduk akibat bencana tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mengelilingi Dieng jangan lupa mencicipi makanan khas daerah sini. Lezatnya mie ongklok yang kuashnya terbuat dari kanji, segarnya carica(sejenis pepaya yang hanya tumbuh di daerah Dieng), dan hangatnya purwaceng siap menemani anda selama berwisata di Dieng yang dingin. Kisaran harga yang terjangkau membuat anda tidak berpikir dua kali untuk membelinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah Dataran Tinggi Dieng,panorama wisata Jawa Tengah yang tak kalah indah dengan wisata yang ada di luar negeri. Sebuah paket lengkap yang menawarkan keindahan alam, cerita masa lalu, serta legenda-legenda masyarakat menjadi menu utama berwisata di kawasan ini. Jadi, jangan ditunda lagi menikmati keindahan panorama Indonesia berbalut romantisme masa Hindu-Budha hanya ada di Dieng!</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhizKC1ZB5oRUd1-LDddjWOjey4mHb2jFyQ0V4NegHpezPue1PCqZMlMGIfakf1e6oeaT5u_kJr2l8a09X_n6QIKT9wf7sL1Ib6Q90fF23GzZR75446B5cr505-2DH0MudZ14UC7aGKlD9K/s1600/_DSC0470.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1064" data-original-width="1600" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhizKC1ZB5oRUd1-LDddjWOjey4mHb2jFyQ0V4NegHpezPue1PCqZMlMGIfakf1e6oeaT5u_kJr2l8a09X_n6QIKT9wf7sL1Ib6Q90fF23GzZR75446B5cr505-2DH0MudZ14UC7aGKlD9K/s640/_DSC0470.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;">Penampakan Dieng dari Gunung Prau</td></tr>
</tbody></table>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-67265773618407756742018-04-07T06:52:00.000-07:002020-03-25T21:25:22.633-07:00Gili Trawangan yang berdendang memanggil (Part 4 of Backpackeran Baluran-Lombok)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Setelah menikmati
Rinjani, perjalanan tentu saja harus diteruskan. Masih banyak spot-spot lainnya
di Lombok yang harus dikunjungi, salah satunya adalah Gili Trawangan. Gili
Trawangan merupakan sebuah pulau yang berada di sebelah barat laut Pulau
Lombok. Pulau ini merupakan gugusan terbesar diantara saudar saudarnya, Gili
Air dan Gili Meno. Sejak dibuka untuk turis pada tahun 1989, pengunjung pulau
ini semakin bertambah setiap tahunnya, apalagi saat peak season, semakin
membludak saja.</span><br />
<span style="font-size: 12pt;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"> Aku mengunjungi pulau
ini hanya sendirian karena Jordi saat itu sedang malas. Dari Mataram aku harus
menuju Pemenang untuk bisa menuju pelabuhan Bangsal, Start awal menuju Gili
Trawangan. Mencari transportasi menuju Pemenang sangat mudah. Biaya angkutan
ini umumnya 15.000-20.000, kalau lebih berarti kena zonk!</span><br />
<span style="font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri" , sans-serif; font-size: 12pt;">Setelah
tiba di Pemenang, untuk menuju pelabuhan Bangsal aku hanya berjalan kaki yang
memakan waktu kisaran 15 menit. Oh iya, sebelum berangkat aku membeli beberapa
jajanan yang dijual di kampung sekitar pelabuhan. Setiba di pelabuhan, jumlah
orang asing dan warga lokal sama banyaknya. Harga tiket kapal penyeberangan
juga murah dan terorganisir sangat baik. Semilir angin membawa aroma kelapa
muda yang menyeberang hingga ke kapal yang aku tumpangi, menandakan Gili
Trawangan sudah di depan mata. Perjalanan menuju pulau ini kita akan disuguhi
pemandangan bukit-bukit gersang yang tampak tandus dan juga Rinjani yang
menjulang gagah.</span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX4OXDyl_PL1gCW9n1fe_n1HBmR8Mi1oU3SYm14FQNcuplA1ynbn5VJiTyyo5OLU9VUNIqKA59Zb4HbsMhrXb9rDmNDXAKiJi9wzFvjssoeTDG5BaSIfHWCBCKJZoT931XW6ucKseijeOC/s1600/IMG_20170811_090958.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX4OXDyl_PL1gCW9n1fe_n1HBmR8Mi1oU3SYm14FQNcuplA1ynbn5VJiTyyo5OLU9VUNIqKA59Zb4HbsMhrXb9rDmNDXAKiJi9wzFvjssoeTDG5BaSIfHWCBCKJZoT931XW6ucKseijeOC/s400/IMG_20170811_090958.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kalau kalian melihat plang ini berarti kalian berada di salah satu surga dunia!</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"> Aku menginjakkan kaki di
pulau ini sekitar pukul satu siang. Sesampainya disana aku langsung mencari
mesjid untuk sholat dan numpang rebahan, sembari memikirkan rencana untuk tidur
dimana malam itu. Pengunjung luar biasa banyak waktu itu, 89% turis yang kesana
adalah orang asing. Pemandangan yang dijumpai layaknya Kuta Bali, diskotik,
bar, cafe, dan segala jenis penginapan bagai jamur tumbuh di musim hujan.
Akhirnya aku memutuskan untuk menyewa salah satu share room yang berharga
murah(btw share room itu satu kamar bisa nyampur ama siapapun). 250k merupakan
harga yang lumayan mahal untuk backpacker kere seperti aku tetapi dibandingkan
dengan yang lain, itu adalah yang paling murah untuk saat peak
season(selebihnya 300k keatas). </span><br />
<span style="font-size: 12pt;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"> Berkeliling pulau dengan
berjalan kaki bisa menghabiskan waktu berjam-jam karena saking indahnya pemandangan
yang bisa kita lihat. Lautnya yang sangat biru dengan latar belakang bukit
bukit gersang, terlihat sangat kontras namun memanjakan mata!</span><br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable">
<tbody>
<tr>
<td style="padding: 5.1pt 5.1pt 5.1pt 5.1pt;"></td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwv7Lm04q5djrrWygVWm1hC_y4OzyYvEBm-rq0RRv_HskqGUKgVLSHizZLKXj03GHb9sez0PjgBoHqKjPKZCM0vmra5ke18jNtJTXkvK8Oh3nJS9Xpzz9Bck0FF5m7OslBeLKLkfQ8O6ak/s1600/IMG_20170810_125438.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwv7Lm04q5djrrWygVWm1hC_y4OzyYvEBm-rq0RRv_HskqGUKgVLSHizZLKXj03GHb9sez0PjgBoHqKjPKZCM0vmra5ke18jNtJTXkvK8Oh3nJS9Xpzz9Bck0FF5m7OslBeLKLkfQ8O6ak/s640/IMG_20170810_125438.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu sudut pulau yang bikin gak mau pulang</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Sore hari merupakan yang dinanti nanti
oleh penggemar sunset. Turis-turis berkerumun di sisi barat pulau menikmati
hidangan makanan yang disediakan cafe-cafe. Spot-spot foto kekinian menambah
semarak sore hari disana. Aku harus mengantri dengan yang lainnya sembari
menunggu dan merenung "kok Jordi gak mau ikut ke sini?". Hal yang
membuat unggul Gili Trawangan dari Kuta Bali adalah tidak adanya kendaraan
bermotor disini. Ini yang membuat Gili Trawangan ramai tanpa ada suar bising
knalpot motor. </span><span style="font-size: 12pt;">Hingar musik mulai terdengar di setiap
penjuru pulau saat malam. Diskotik-diskotik menawarkan berbagai promo untuk
menarik pengunjung. Berbagai macam jenis minuman alkohol tersedia. Dari kisaran
20k hingga 150k. Awalnya aku tertarik untuk mencoba, tetapi karena pertimbangan
uang untuk kembali ke Mataram yang pas-pasan akhirnya aku urungkan niat
tersebut. Aku pun segera ke cafe yang menyediakan makan malam. Makan malam
terasa syahdu sekali dengan adanya lilin di meja-meja, ah sayang sekali aku
hanya pergi sendirian kali ini.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioQQqh-KByMoY3rCe7yOsujLkKOa__42oTaVEqsv-qn6DNVwLuKNVn4iAyt4gJYGTzTlaJOfZNBwX5kiC2abQf0eYnFvetTB3M_-bKmLAE-DA6YdzlsgSu1loEliiaas4I_0G9Q9LnH-R3/s1600/IMG_20170810_181632.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="861" data-original-width="1600" height="344" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioQQqh-KByMoY3rCe7yOsujLkKOa__42oTaVEqsv-qn6DNVwLuKNVn4iAyt4gJYGTzTlaJOfZNBwX5kiC2abQf0eYnFvetTB3M_-bKmLAE-DA6YdzlsgSu1loEliiaas4I_0G9Q9LnH-R3/s640/IMG_20170810_181632.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sunset bersama pengendali kuda</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri" , sans-serif; font-size: 12pt;">Tak terasa pagi pun menjelang, saatnya berkemas untuk kembali ke
Mataram. Aku menyempatkan jalan-jalan keliling pulau saat pagi hari. Udara
sejuk bercampur asin garam menjadi santapan pagi itu. Lalu lalalng kapal yang
hilir mudik mengantar penumpang menjadi penutup yang pas untuk kisah kali ini.
Padahal masih banyak hal yang ingin dilakukan semisal snorkling maupun sekedar
mengunjungi Gili-Gili lainnya namun sang waktu membatasi perjalananku sampai
disini</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX6aNef_LWQDcHbhVjCcDq0y4LvqCIxsBg-iNrG2HsM6_XdIhUa4iESjW6Dh2udcDJsCeCkL7M5SY2LMQHSprOcuox74__OnaVDbToE6fD1R90Bawavil0D5BCqlJRN78leKrC9td2RaKs/s1600/IMG_20170811_072630.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1578" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX6aNef_LWQDcHbhVjCcDq0y4LvqCIxsBg-iNrG2HsM6_XdIhUa4iESjW6Dh2udcDJsCeCkL7M5SY2LMQHSprOcuox74__OnaVDbToE6fD1R90Bawavil0D5BCqlJRN78leKrC9td2RaKs/s320/IMG_20170811_072630.jpg" width="315" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kamar di penginapan murah, so cozy!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP_EtLCW_i8eJksTSo7QT_gYTY0UAwsZ1yeNNwCKDO_xoWXIA1NZWFM9y8BZXJguHSmr4QpfEYVe56E0l4tCNpdA6jCGH3J662WI4a8JNXEDQbQxOon-SowPNmbJVRCbZO560wakH7XND7/s1600/IMG_20170811_091012.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP_EtLCW_i8eJksTSo7QT_gYTY0UAwsZ1yeNNwCKDO_xoWXIA1NZWFM9y8BZXJguHSmr4QpfEYVe56E0l4tCNpdA6jCGH3J662WI4a8JNXEDQbQxOon-SowPNmbJVRCbZO560wakH7XND7/s640/IMG_20170811_091012.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Lalu lalang pengunjung pulau</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> Sehabis dari Gili Trawangan, Ibu Yulita mengajakku
untuk melihat keliling spot wisata Lombok lainnya. Sayang sekali Jordi gamau
ikut kami, dia merasa rebahan sudah cukup menyengakan di Lombok. Pantai lainnya
yang kami kunjungi adalah Pantai Sengigi yang mana disana terdapat Pura Batu
Bolong. Sesuai namanya Pura ini unik, berdiri diatas sebuah batu hitam yang
memiliki lubang yang cukup besar, kanon dibangun oleh Rsi Dang Hyang Dwijendra
tahun 1533. Mirip-mirip dengan Pura Tanah Lot yang menawarkan pemandangan laut
sebagai sajian utama. Selanjutnya mencob melipir ke desa wisata yaitu Desa Adat
Sade. Disini kita melihat bagaimana bentuk rumah tradisional Suku Sasak dan
hasil kerajinan tangan mereka. Meski tidak membeli kain, aku sempatkan untuk
membeli gelang sebagai kenang-kenangan. Sempat juga menyaksikan seorang ibu
bagaimana menenun kain songket di depan halaman rumahnya. Inilah yang sedang
digalakan oleh pemerintah Indonesia, menggenjot 10 Bali Baru menjadi destinasi
utama di Indonesia. Bagusnya dampak ini langsung terasa di sektor ekonomi juga perbaikan fasilitas umum sarana dan prasarana. Namun tentu saja pemerintah
harus memperhatikan alam juga sebagai fokus utama, bukan berpihak ke
pengembang yang hanya mencari untung. Apa gunanya ekonomi meroket tapi
keberlangsungan alam yang mulai rusak? <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5juUsazwbwWP9FoFVZ7ILhmMUGYPyzckL5pS6A4lwBhwQ9z-6F8-9JEjumUiQhagXrbxjsAIP3a2NSt43zmN1EmUkeN7ftKm5UIDd8JTh__bqQ7AqAAKfDXRQ17ImEjViVHGjoXH_0O0C/s1600/IMG_20170812_093538.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5juUsazwbwWP9FoFVZ7ILhmMUGYPyzckL5pS6A4lwBhwQ9z-6F8-9JEjumUiQhagXrbxjsAIP3a2NSt43zmN1EmUkeN7ftKm5UIDd8JTh__bqQ7AqAAKfDXRQ17ImEjViVHGjoXH_0O0C/s640/IMG_20170812_093538.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pura Batu Bolong, Destinasi Wajib Saat di Lombok!</td></tr>
</tbody></table>
<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRZ0ndEbgXCon__Tk_j1eOt-lkDVGp0d53G-5WDG01sQmU-Zd4LaZmstmNp9HwdzIuyE72swV5ZAn5Uwy-d2jB2fCe_KSOC2r4fDguMdneXtDk5mMNGUejckBybXcUUm4FkOX_byKD0UtF/s1600/IMG_20170812_154026.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRZ0ndEbgXCon__Tk_j1eOt-lkDVGp0d53G-5WDG01sQmU-Zd4LaZmstmNp9HwdzIuyE72swV5ZAn5Uwy-d2jB2fCe_KSOC2r4fDguMdneXtDk5mMNGUejckBybXcUUm4FkOX_byKD0UtF/s640/IMG_20170812_154026.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ibu Pengrajin Songket</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_QaNz8XRcxZCMzULQM5rNCmIX_As04kNHWrXtIOol-VHszXiUa3OIfkiJ-JuDQernq8rKXH2i1U4W1-E_eE_phq-VOYKRSaIV7GsD4ceNNabKbF1obawLoxZAESdeC9iC2TRR_DwQ4R5M/s1600/IMG_20170812_165311.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_QaNz8XRcxZCMzULQM5rNCmIX_As04kNHWrXtIOol-VHszXiUa3OIfkiJ-JuDQernq8rKXH2i1U4W1-E_eE_phq-VOYKRSaIV7GsD4ceNNabKbF1obawLoxZAESdeC9iC2TRR_DwQ4R5M/s640/IMG_20170812_165311.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makan Bareng Keluarga Bu Yulita</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXFkG_IMJ0x7TRPrPh_kR6tDUcdYn1SJNyPenHJlsJpVJ0eZBsmONOWlvV_GzipEk1x7lTg1pj2VY8jVXmlk93HiMIII1cvx440d2YIgku4Qxyn2wImo6mPukrjyzuH5UZ0I6GkcpcfLo4/s1600/IMG_20170813_080100.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="982" data-original-width="1600" height="392" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXFkG_IMJ0x7TRPrPh_kR6tDUcdYn1SJNyPenHJlsJpVJ0eZBsmONOWlvV_GzipEk1x7lTg1pj2VY8jVXmlk93HiMIII1cvx440d2YIgku4Qxyn2wImo6mPukrjyzuH5UZ0I6GkcpcfLo4/s640/IMG_20170813_080100.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Tanjung Aan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pantai
lainnya yaitu Pantai Tanjung Aan yang terletak di Mandalika menjadi sajian
penutup perjalanan kami hari ini. Sunset yang temaram diiringi awan gelap
menyudahai perjalanan kami. Kami tak sempat ke Batu Payung karena hari yang
sudah mulai beranjak malam dan kami sudah mulai kelelahan. Nampaknya inilah akhir petualangan kami di Lombok sebab dompet sudah mulai kembang kempis menahan isi yang tak nampak. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan kali ini, meski tujuan utama menuju Pulau Komodo harus ditunda. Kami sejauh ini sudah sangat senang!<o:p></o:p></span></div>
<br /></div>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-22484766861908551122017-12-23T21:17:00.003-08:002020-03-25T21:24:49.168-07:00 Pesona Dewi Anjani di Kepulauan Sunda Kecil (Part 3 of Backpackeran Baluran-Lombok)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Sewaktu di dalam pesawat, aku pernah membaca artikel yang
diterbitkan oleh majalah salah satu maskapai penerbangan di Indonesia tentang
eloknya Rinjani, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Saat itu terbesit
dalam benakku untuk mengunjunginya nanti. Bertahun-tahun setelah kejadian
tersebut, akhirnya pada tanggal 2 Agustus 2017 aku diberi kesempatan untuk
menginjakkan kaki di Gunung Rinjani. Rinjani, yang berasal dari kata Anjani,
nama seorang dewi, sudah menjadi langganan baik bagi turis lokal maupun
interlokal sebagai destinasi jika mengunjungi Pulau Lombok. Terletak di tiga
kabupaten yaitu Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat serta memiliki tiga
jalur resmi pendakian yaitu Sembalun, Senaru, serta Torean.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"> S</span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">esampainya di Lombok dari Padang Bai, kami istirahat
selama dua hari di kostan seorang teman yang berbaik hati menawarkan tumpangan
meski dia sendiri sedang tidak berada di Lombok. Melanjutkan perjalanan ke
Rinjani bukanlah hal yang mudah, kita dilema akan dua hal; kalau kita jalan
kaki kemungkinan lama baru sampai, kalau kita naik angkutan duit kita berkurang
drastis. Setelah membandingkan baik dan buruknya,</span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">kami memutuskan untuk berjalan kaki. Eh nasib
memang mujur, kami bertemu seorang ibu bernama Bu Yulita yang berbaik hati
memberikan kami tumpangan menuju Aikmel. Tidak kusangka Bu Yulita ini jualah
yang akhirnya menjadi juru selamat kami selama di Lombok. Sepanjang perjalanan,
Bu Yulita cerita tentang masa mudanya yang juga suka berkelana, karena melihat
kami berdualah, si ibu seakan-akan melihat dirinya yang lain di waktu yang
berbeda. Bu Yulita mengajak kami makan sebelum diturunkan di Aikmel. Kami
berterima kasih dengan segala kebaikan Bu Yulita. Di Aikmel, kami harus menawar
harga sebelum ikut mobil bak. Cukup alot memang tawar menawar karena kami tidak
mau harga yang terlalu mahal. Kami sepakat diharga 20.000 per orang.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOKvMkJvoRRu814EIVaCl1UaPp1nDcEuVTuB5ncu6jSiu2vOg_yeQcY70l1agL5gEtPniWzoarwB-llDgwE6I9_hIxiHb5U5dgCAr0cixCjQ380eRssTE4tL9L9_coWP7R5xs-i2NN4Exv/s1600/IMG_20170802_144306.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOKvMkJvoRRu814EIVaCl1UaPp1nDcEuVTuB5ncu6jSiu2vOg_yeQcY70l1agL5gEtPniWzoarwB-llDgwE6I9_hIxiHb5U5dgCAr0cixCjQ380eRssTE4tL9L9_coWP7R5xs-i2NN4Exv/s640/IMG_20170802_144306.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pintu Gerbang Pendakian via Sembalun</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Kami melakukan pendakian melalui jalur Sembalun. Jalur Sembalun
kami pilih berdasarkan letak yang cukup dekat dari Mataram dan juga katanya
memiliki pemandangan terindah dibanding jalur lainnya. Pukul tiga siang kami
start dari basecamp Sembalun menuju pos 1. Kami menyusuri setapak demi setapak
jalan aspal hingga memasuki jalan setapak yang mengarah ke kaki Rinjani.
Keindahan Rinjani dapat dirasakan dari awal pendakian. Padang savana seolah
mendadah kami yang takjub akan keindahannya. Dikarenakan banyaknya jalur sapi,
kami kehilangan arah hingga akhirnya terpaksa menginap di kaki gunungnya.</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><br />
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"> Besoknya, 3 Agustus 2017, kami melanjutkan perjalanan ke pos 1
yang tertunda. Sayangnya, Jordi memutuskan untuk kembali ke Mataram karena dia
merasa tidak cukup kuat untuk melakukan pendakian kali ini. Meski kucoba
meyakinkan Jordi, dia tetap pada keputusanya untuk tida mendaki Rinjani. Setelah
mengantarkan Jordi kembali ke basecamp, aku memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan sendiri. Perjalanan sendiri memang akan terasa lebih cepat tetapi
juga terasa sepi. </span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Aku berhasil mencapai pos 1 dalam waktu yang relatif singkat, sekitar
dua jam saja. Perjalanan ke pos 1 lebih didominasi padang-padang savana,
sesekali bukit-bukit kecil. Kalau kalian kehausan saat mendaki, ada beberapa
penduduk sekitar yang berjualan minuman dingin. Harganya semakin keatas semakin
mencekik kantong hehehe. Aku hanya beristirahat lima menit untuk tetap bisa
sampai Plawangan Sembalun sebelum malam. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 pun
relatif sama, didominasi perbukitan dan sesekali tanah datar.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjSfe3JULEiDupQXSmg428Fhotoo-KIPzdYu_d3REaRxdyVN017Zpy-XFnLPqi8pe74ffjiGfflsKkpP5E27c0p83aQqFbbH3y2XPQZscVEDvFdyTONg1OqAIyprjWTrwvCpUSeJIeFxv1/s1600/IMG_20170803_145654.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjSfe3JULEiDupQXSmg428Fhotoo-KIPzdYu_d3REaRxdyVN017Zpy-XFnLPqi8pe74ffjiGfflsKkpP5E27c0p83aQqFbbH3y2XPQZscVEDvFdyTONg1OqAIyprjWTrwvCpUSeJIeFxv1/s640/IMG_20170803_145654.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Plang Pos II Sembalun</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"> Pada pos 3 inilah kesabaran kita diuji. Kita harus melalui tujuh bukit
penyesalan sebelum bisa mencapai Plawangan Sembalun. Sesuai namanya, tujuh
bukit penyesalan ini bakal menyiksa dengkul para pendaki. Aku pun dibuatnya
meringis karena bukit-bukit ini seakan tidak ada habisnya. Cuaca diatas pun
cukup mendung, membuatku khawatir kalau-kalau hujan datang mengguyur.
Sebenarnya di pos berapapun kita bisa mendirikan tenda, tapi aku ingin lebih
cepat sampai di Plawangan Sembalun, biar bisa berlama-lama di puncak hehehe. Setiap
perjalananku tak ketinggalan ritual merenung. Entahlah kenapa aku mulai
membiasakan diri setiap perjalanan melakukan perenungan, mungkin ini caraku
berkomunikasi dengan sang pencipta.</span><br />
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"><br /></span>
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"> Tepat pukul tujuh aku sampai di Plawangan Sembalun. Tempat tersebut penuh sesak
akan para pendaki yang didominasi oleh pendaki dari luar negeri. Kebanyakan
pendaki dari luar negeri menyewa porter untuk membawakan alat-alat serta
memasak untuk mereka. Setelah mencari tempat yang kosong, aku pun mendirikan
tenda. Malam itu aku pun memakan bekal seadanya untuk mempersiapkan tenaga
untuk summit attack.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq8CKl0BPFfy691geTIErhnxqtP7Dl-EyWk4bxOekQFtsMd-eVQkBtjrxlUnW0hy1TnzHWBpxZUBDzhGG7HBU7QKXlrVDftiYsqaSyxSyTRKdCFrdq0ex6eu28nHFZcM5_apNYzxYinVZh/s1600/IMG_20170804_063553_HDR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq8CKl0BPFfy691geTIErhnxqtP7Dl-EyWk4bxOekQFtsMd-eVQkBtjrxlUnW0hy1TnzHWBpxZUBDzhGG7HBU7QKXlrVDftiYsqaSyxSyTRKdCFrdq0ex6eu28nHFZcM5_apNYzxYinVZh/s640/IMG_20170804_063553_HDR.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bangun Pagi dengan View Danau? Hanya di plawangan Sembalun!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Alarm berbunyi pukul tiga pagi. Aku yang masih mengantuk
berusaha mencoba bangun. Ternyata udara dingin mampu melenakanku untuk tetap
berada di tenda sampai matahari terbit. Aku menikmati matahari terbit di
ketinggian 2639 mdpl. Baru naik ke puncak sekitar pukul tujuh pagi, disaat
orang-orang sudah mulai turun kembali. Aku menjadi orang yang terakhir naik ke
puncak hari itu. Jalur menuju puncak Rinjani adalah trek berpasir, yang membuatku
melangkah lebih lambat. Pemandangan sekeliling sangatlah indah, terutama Danau
Segara Anak. Aku bertemu dua orang asal Surabaya yang akhirnya menjadi teman
seperjalanan.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuWK6Uf_QZtR7SLsLxKxmnMXK1RShg20hnLXyxscYZu6m910ARR0zKm3EuJ-n2nNhDXtIbo3NF-3QZvYtUuL-LwE0B9QqdHyVj2LJ7YFAAavgF_FZro9CU8cNPYHz-_yguUOzrrl80fBsK/s1600/IMG_20170804_102500.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuWK6Uf_QZtR7SLsLxKxmnMXK1RShg20hnLXyxscYZu6m910ARR0zKm3EuJ-n2nNhDXtIbo3NF-3QZvYtUuL-LwE0B9QqdHyVj2LJ7YFAAavgF_FZro9CU8cNPYHz-_yguUOzrrl80fBsK/s640/IMG_20170804_102500.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Puncak Rinjani</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM7DEtPZIZeWXvFTvmnnSzOnXENa4jYlS8zJEP8mPNL_Um4u_cU8mgcJ1nNp28bLktqss4RXkPcGat7Y2XXw5w0hBQ8pXbKy30pXRpC6DPbbV0H3BnuJPYhmI0N1svAQ7lPTioAt1lCz7w/s1600/IMG_20170804_103442.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM7DEtPZIZeWXvFTvmnnSzOnXENa4jYlS8zJEP8mPNL_Um4u_cU8mgcJ1nNp28bLktqss4RXkPcGat7Y2XXw5w0hBQ8pXbKy30pXRpC6DPbbV0H3BnuJPYhmI0N1svAQ7lPTioAt1lCz7w/s640/IMG_20170804_103442.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sisa kita doang yang di puncak :')</td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Setelah kembali turun ke Plawangan Sembalun dan beristirahat aku
pun melanjutkan perjalanan menuju Danau Segara Anak. Awalnya aku dan dua orang
Surabaya berencana menuju danau bersama-sama tetapi karena mereka tidak
menemukan tendaku di Plawangan Sembalun akhirnya mereka turun lebih dahulu.
Kami kembali bertemu di perjalanan menuju Segara Anak bersama anak-anak dari
Bogor juga. Ah, memang perjalanan takkan pernah benar-benar sendiri, selalu
menemukan teman seperjalanan :) Kehidupan di gunung rasanya nikmat sekali,
sekat pembeda agama-ras-suku itu rasanya melebur bersama keindahan ciptaanNya.
Kita sering kali menanyakan asal, bukan untuk berteman tapi untuk memperolok,
entah karena warna kulit yang berbeda ataupun dari budaya yang berbeda. Tidak,
di gunung tidak seperti itu. Budaya ngopi bareng dan kedinginan bareng, tidak
memandang asal kamu darimana dan kamu anak siapa. Kita tidak peduli. As long as
you want to sit with us.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3kdz9a-StKmc3XTwauEDOaKix9VBZMqPFntCtooFlOV_JIEDfzLGawPQ16Auekpgqaoy87-lzANDBA-vd2tVE-Db7lKGKSPSwOsvb_cPeRrTYPnPCMBc76yQer96rGZun4JT-r7syBD-N/s1600/IMG_20170805_132546.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="798" data-original-width="1600" height="318" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3kdz9a-StKmc3XTwauEDOaKix9VBZMqPFntCtooFlOV_JIEDfzLGawPQ16Auekpgqaoy87-lzANDBA-vd2tVE-Db7lKGKSPSwOsvb_cPeRrTYPnPCMBc76yQer96rGZun4JT-r7syBD-N/s640/IMG_20170805_132546.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Danau Segara Anak</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6VipuUfXI7BZsiJ5yM-kKo1591lj4piij8FSf6s3a1uez7XsJFhYDhBdrbhtJEQNUsMJwxIUMVv1hKZikLpdsVmkaF-3043lA6wxn4vYP1-KjRcUJTm4-4XjV2vJfBXlZnvrqHcRzzjSQ/s1600/IMG_20170805_122357.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6VipuUfXI7BZsiJ5yM-kKo1591lj4piij8FSf6s3a1uez7XsJFhYDhBdrbhtJEQNUsMJwxIUMVv1hKZikLpdsVmkaF-3043lA6wxn4vYP1-KjRcUJTm4-4XjV2vJfBXlZnvrqHcRzzjSQ/s640/IMG_20170805_122357.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makan Sini Makan!</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8JTDO-OSnpdaLwITgqxt-CPi3P0qkpk3j3GBCAKg9q3dQJM9bspN3jBpomBLrWLMf3eV9wPA0v4ZpesWnuZdbfreEVHXiXkW7NdurawtSXpTCbSfVl2w15sNKjosezlXbRmztJjoL3d07/s1600/IMG_20170805_175458.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8JTDO-OSnpdaLwITgqxt-CPi3P0qkpk3j3GBCAKg9q3dQJM9bspN3jBpomBLrWLMf3eV9wPA0v4ZpesWnuZdbfreEVHXiXkW7NdurawtSXpTCbSfVl2w15sNKjosezlXbRmztJjoL3d07/s640/IMG_20170805_175458.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Segara Anak Menjelang Malam</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"> Kami benar-benar menikmati Segara Anak. Memancing ikan Mujair, berenang,
memasak bersama, hingga bercerita menjadi agenda kami hari itu. Rasanya ingin
tinggal di situ selamanya. Semua cerita pasti ada akhir, begitu pula perjalanan
kami. Kami memutuskan untuk pulang melalui jalur Senaru. Jalur Senaru
sebenarnya sama lelahnya dengan Sembalun tetapi jalur ini di dominasi oleh
hutan pegunungan yang akan lebih teduh saat didaki. Kami akhirnya menginap di
pintu masuk Senaru dan harus berpisah keesokan paginya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxV-UGKISbPY4TWEqffgtfzV5Hd9TjKlgk7MSOaiFe-Nnj23ZqhhrFQv3Pvnp4utxFA8fPtbKekLoIN85EvX690O02HJVsSNMw3YFZxOAaF8KH0LDaRb5-DAkhrhFtfmf6nfu4TDbCTaMX/s1600/IMG_20170807_065036.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxV-UGKISbPY4TWEqffgtfzV5Hd9TjKlgk7MSOaiFe-Nnj23ZqhhrFQv3Pvnp4utxFA8fPtbKekLoIN85EvX690O02HJVsSNMw3YFZxOAaF8KH0LDaRb5-DAkhrhFtfmf6nfu4TDbCTaMX/s640/IMG_20170807_065036.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kami Akhirnya Berpisah disini</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(245, 248, 250); line-height: normal; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><br /> Perjalanan kali ini merupakan pendakian terjauh serta terpanjang yang pernah
kujalani, selama lima hari. Banyak sekali pengalaman serta pelajaran hidup yang
didapat. Salah satunya adalah untuk tetap melanjutkan perjalanan meski kau
harus sendiri menempuhnya. Selamanya, selama kita penuh keyakinan dan asa untuk
berjalan, tuhan selalu mengirimkan orang-orang yang akan menemani sepanjang
perjalanan, entah untuk sementara ataupun selamanya. Terima kasih Rinjani!
Semoga bisa mendakimu lagi kapan-kapan.</span><span style="color: black; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-8021917484047800332017-12-23T07:41:00.001-08:002017-12-23T17:52:30.628-08:00Peta Asia Tenggara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal">
<b>Peta Asia Tenggara<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Sembari penjaga warung menyeduhkan kopi untuk kita berdua<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
kamu bergumam cantik "bang, kopinya jangan panas ya, nanti
bibirku melepuh"<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dihari itu kau pinta gambarkan sebuah peta<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
yang menurutku asia tenggara tapi menurutmu itu kopi tumpah di
celana<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
"ada baiknya kita tidak perlu membahas perasaan disini"<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
"kau bahasakan saja per rasa nanti juga ketauan kalau ada
yang mengganjal"<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
benar saja, hatiku meluluh seketika<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Pintu<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
Lama sekali kau mau bukakan pintu sampai sampai penjaga gerbang
menghampiriku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
"masnya nyari siapa ya?" <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
gelagatnya lucu, jadi pingin ketawa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
"aku mencari wanita, alisnya tipis, jidatnya lebar, dan mata
nya berkaca"<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
oh dia penghuni baru jawab penjaga gerbang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
panggil saja mas kalau ndak nyahut berarti orangnya tidak menyukai
mas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
lancang sekali, kataku, dalam hati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
ternyata memang hari itu pintu tidak dibukakan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
sedih hatiku ternyata benar kata penjaga pintu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
hari itu aku gontai pulang dengan layu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Pelupuk Mata<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Sontak aku kaget ketika kau putuskan untuk berhenti menatapku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kenapa? Apakah takaran rindu ini
masih kurang?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
bukan, bukan jawabmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
bukan sebab rindu yang memisahkan kamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
rajam aku bila bisa melupakanmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
benalu itu menghisap sukaku sementara kau menghirup dukaku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
oalah aku mengalah saja<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
sebabnya tak ada sisa-sisa cinta di pelupuk matamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Kamar Mandi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
suram juga kamar mandi ini setelah kau tinggalkan handuk yang
masih <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
menyimpan bau harum sabun mandi yang kau guyur dengan air mata
pada petang <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
membilas semua lara yang bertengger di pundakmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
langkahmu juga masih berderap di kamar atas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
bekas puing keabadian <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
menjadi ketiadaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Duhai Kekasihku<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
-<i>Untuk
NJ<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
Tiada yang memberi bekas lebih padamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
bahkan bekas ban motor di tanah merah <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Surat-surat cintaku bertasbih apabila namamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dibisikkan oleh pena yang tintanya dicelupkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
ke dalam bola matamu yang hitam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Apa saja yang menjadikanmu pilu <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
menjadi kristal air matamu <o:p></o:p>pecah berhamburan</div>
<div class="MsoNormal">
menjadikanku marah atas ketidak berdayaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Duhai kekasihku<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Jangan layu karena ketiadaanku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggNq3dqipqnS2jFz7ZGwLwlWppVWjaFq3ZoBFxCxEt9mG055KRr3iHSpQEsK-lmKL_s_DToP8SpFk7fivr4Oo410cTBOL1VYSk6u505Jz4YDUzFxnRbZRoe9Vp8e0qPomAuy_oeQuMlIWK/s1600/well-density-31.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="908" data-original-width="1422" height="408" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggNq3dqipqnS2jFz7ZGwLwlWppVWjaFq3ZoBFxCxEt9mG055KRr3iHSpQEsK-lmKL_s_DToP8SpFk7fivr4Oo410cTBOL1VYSk6u505Jz4YDUzFxnRbZRoe9Vp8e0qPomAuy_oeQuMlIWK/s640/well-density-31.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-25019309568263354992017-12-14T06:21:00.003-08:002020-03-25T21:24:31.408-07:00 Bali Barat The Hidden Paradise (Part 2 of Backpackeran Baluran-Lombok)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Taman Nasional Bali Barat merupakan sebuah taman nasional yang
terletak di bagian barat Pulau Bali. Taman nasional ini merupakan habitat
terakhir Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang populasinya merosot drastis
karena perburuan ilegal. Memiliki luas sebesar 19.002,89 ha ini merupakan
satu-satunya taman nasional yang ada di bali. Ini merupakan tujuan utama kami
di Bali, karena jaraknya yang sangat dekat dengan Pelabuhan Gilimanuk.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Setelah dari Baluran, untuk menghemat, kami memutuskan jalan kaki ke
pelabuhan. Tak berapa lama jalan kaki, kami diberikan tumpangan lagi oleh salah
satu penjaga Baluran. Bahkan kami juga diberikan uang saku oleh si penjaga,
katanya dia teringat anaknya yang juga suka berkelana. Tentunya kami sangat
senang dapat tambahan uang saku. Setelah sampai dan berpamitan, kami langsung
masuk ke dalam pelabuhan.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Biaya dari Ketapang-Gilimanuk sangat murah, hanya Rp. 6.500 per
orang. Sesampainya di Gilimanuk, kami menginap di musola pelabuhan. Paginya
barulah kami menjelajahi sekitaran pelabuhan sembari sarapan. TNBB terletak
tidak jauh dari pelabuhan Gilimanuk, hanya sekitaran 3 Km. Pemandangan yang
disajikan di Bali sangat berbeda dengan daerah lain yang aku kunjungi. Pura-pura
terlihat di kiri dan kanan, menjulang anggun. Patung Dewa Siwa seakan
mempersilahkan kami untuk menikmati panorama Bali. Untuk kesan pertama kali
menginjak Bali, aku merasa tertegun, suasana Bali seakan kembali mengajakku ke
abad-13 pada saat Majapahit dan Agama Hindu dominan dalam kehidupan masyarakat
Jawa. I'm really excited to see their culture! </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdMwIAr7sFpLJjb-Aap8UXrzvVXUM1khRh4zZW78B8K3SDKx4qoMVkngvSaxYf2Q8XWMWnZ1gbcAJ-hNaERP3EgCQ5Y8IM13_2sXZCCNCc7kTuvyA2mSfpTYkpwW7di-DMsutp-EDVZhcg/s1600/IMG_20170728_143725.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdMwIAr7sFpLJjb-Aap8UXrzvVXUM1khRh4zZW78B8K3SDKx4qoMVkngvSaxYf2Q8XWMWnZ1gbcAJ-hNaERP3EgCQ5Y8IM13_2sXZCCNCc7kTuvyA2mSfpTYkpwW7di-DMsutp-EDVZhcg/s640/IMG_20170728_143725.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Bali Barat yang sunyi</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhENG0EOGqXVHVCTkfl2yGKYTw1A7ciD3BHDZc1YOVbT58S91a_HREXveh4WOmKOnqqDPQ7195X9X8qF8KXTuYClj57Do5DrpWO-t_Mpv779uN0qt1Wu8XLQwn3BElJPf6T2SpFDawyUNYu/s1600/IMG_20170728_075211.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhENG0EOGqXVHVCTkfl2yGKYTw1A7ciD3BHDZc1YOVbT58S91a_HREXveh4WOmKOnqqDPQ7195X9X8qF8KXTuYClj57Do5DrpWO-t_Mpv779uN0qt1Wu8XLQwn3BElJPf6T2SpFDawyUNYu/s640/IMG_20170728_075211.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jalak Bali di penangkaran belakang kantor TNBB</td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Kami sempat singgah di kantor pusat TNBB untuk menanyakan
informasi sekaligus melihat penangkaran Jalak Bali. Pintu masuk TNBB ternyata
terletak agak jauh dari jalan raya, masuk lagi ke dalam perkampungan sekitar 2
Km. Kami yang merencanakan menginap di Pantai Bali Barat harus gigit jari,
karena menurut pengurus TNBB, untuk melakukan kegiatan yang mengharuskan
menginap harus ada surat izin. Akhirnya kami berencana hanya sehari di sini.</span><br />
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;"> Pariwisata yang tersedia di kawasan TNBB ada banyak seperti Pura Pulaki,
Pulau Menjangan, Pura Bakungan, dll. Kami memasuki TNBB dengan berjalan kaki,
di tengah jalan kami ditawari tumpangan oleh supir angkot yang mau menjemput
para peneliti. Kawasan TNBB, sama seperti TN Baluran, banyak terdapat
monyet-monyet berekor panjang. Kicau burung yang tidak bisa kami lihat menemani
sepanjang perjalanan menuju pantai. Tujuan-tujuan lainnya mungkin akan kami kunjungi
dilain waktu, setidaknya setelah mendapat pemberitahuan bahwa tidak boleh
ngecamp di pantai, alhasil kami hanya berniat mengunjungi pantainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrLObLGWDrC_rtWU7gLfHH0aX0-DHPPTQUlIjrWI1sJLhsy3XTtKj21ANbSEr4K1pZ8Wsux8ySTQUW9XGFBj1yaUygHrTpNEtPiu38nIzgu7vJkK9FTiiJ0aX7DsXjbaVM__OEqq7mvFE1/s1600/IMG_20170728_094410.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrLObLGWDrC_rtWU7gLfHH0aX0-DHPPTQUlIjrWI1sJLhsy3XTtKj21ANbSEr4K1pZ8Wsux8ySTQUW9XGFBj1yaUygHrTpNEtPiu38nIzgu7vJkK9FTiiJ0aX7DsXjbaVM__OEqq7mvFE1/s640/IMG_20170728_094410.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hola Amigos!</td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipD2lyLYVnRQdrbaqzlft2qFZIB6NNd6_1ZufmMHhwF9YNlOoOA4os8U9XofqW9x_PutqZKeh5iyEnqAuWxG6czA6DoQMglMpC2d57KZdfDAdUBbL16Dy1cSmq0du5SEZrLMqhChVtcMEz/s1600/IMG_20170728_143720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipD2lyLYVnRQdrbaqzlft2qFZIB6NNd6_1ZufmMHhwF9YNlOoOA4os8U9XofqW9x_PutqZKeh5iyEnqAuWxG6czA6DoQMglMpC2d57KZdfDAdUBbL16Dy1cSmq0du5SEZrLMqhChVtcMEz/s640/IMG_20170728_143720.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gunung Raung dari kejauhan</td></tr>
</tbody></table>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Sesampainya di pantai kami menemukan babi hutan yang sedang
menikmati timbunan sampah. Agak menyeramkan melihat babi hutan yang menatap
tajam ke kami, tetapi seekor monyet yang bermain-main membuat marah sang babi
hutan. Melihat Gunung Ijen di kejauhan membuat latar pantai ini sangat
indah. Pulau Jawa dan Bali terlihat sangat dekat disini. Ojan seakan tidak mau
keduluan untuk berfoto ria. Meskipun terik, kami melepas baju untuk berburu
ikan teri yang mengerumuni kaki kami. Halusnya pasir pantai melenakan kami
untuk berjemur seperti bule-bule, alhasil kulit kami menjadi gosong. Airnya
sangat biru. Pantainya sangat sepi, sampah-sampah yang berasal dari laut banyak
ditemukan di sepanjang pantai. Hal ini mengecewakan tentunya melihat alam yang
indah harus dikotori oleh sampah-sampah plastik yang tentunya sangat mencemari. <o:p></o:p></span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt;">Pantai yang sunyi memang berasa pantai pribadi, mengingat
sepanjang garis pantai ini hanya kami manusianya Setelah puas bermain air, kami
menuju pondokan yang ada di pinggir pantai. Kami terlelap diiringi deru ombak
serta sepoi-sepoi angin. Betapa nikmatnya hidup ini! </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Sembari tiduran akupun merenung meresapi apa saja yang telah aku
jalani selama 22 tahun. Ternyata hidupku memang kurang bersyukur. Apa-apa yang
telah aku dapatkan selama ini mungkin belum tentu bisa dinikmati orang lain.
Mungkin dalam hidupku, saatnya untuk lebih banyak melihat ke bawah sebagai
refleksi. Aku juga merenungi makna perjalanan yang seringkali aku jalani.
Foto-foto yang bagus bolehlah sebagai kenang-kenagan, namun inti dari
perjalanan juga aku harus resapi, setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang
adalah guru.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Panas terik mulai berganti naung.
Saatnya terbangun dari mimpi. Dalam keadaan setengah sadar karena masih
ngantuk, aku membangunkan Ojan dan Jordi. "Ah bentar lagi, kapan lagi
tiduran di sini" kata Jordi. Memang benar kata Jordi, perjalanan ini harus
dinikmati meskipun kami tidak jadi camping disini, bagi Jordi, tidur siang di
sini merupakan berkah tersendiri. Jauh dari kebisingan, benar-benar sunyi. Kata
Jordi, kami merupakan makhluk yang terberkati. Semoga benar katamu Jor, kita
diberkati untuk berjalan di lain waktu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Sambil pulang berjalan kaki menuju ke jalan besar, ternyata
seram juga ya berada diantara hutan dan perkampungan penduduk. Hari yang mulai
senja ditambah lolongan anjing yang mengikuti kami menambah suasana menjadi
seram. Untungnya kami bertiga, seengaknya bisa saling bahu-membahu jikalau ada
kesulitan. Melintasi perkebunan, kami dikejutkan dengan lolongan anjing yang
semakin dekat. Sumber cahaya terlihat dikejauhan, agak remang, tapi setidaknya
menenangkan kami yang panik ditengah perkebunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Sesampainya jalan besar pun, kami masih kesulitan menemukan
tebengan untuk ke pertigaan menunggu bus. Setidaknya perlu waktu setengah jam
barulah ketemu orang yang melintas. Kami menumpang pick up dan turun di
pertigaan menunggu bus malam menuju Denpasar. Bus malam yang kami tumpangi
hanya bisa mengantarkan sampai Terminal Mengwi, yang jaraknya masih jauh ke
Denpasar. Walhasil, kami harus menunggu pagi untuk melanjutkan perjalanan ke
Denpasar. Selama di Denpasar, kami hanya menjelajahi Pantai Kuta dan sekitarnya
dikarenkan keterbatasan biaya. Akhirnya kami harus melanjutkan perjalanan hanya
berdua setelah Ojan memutuskan untuk kembali ke rumahnya di Kebumen.<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ9aBXzN-rx4SgnAtiFDPL4oBdFCtpDGLfctyWivLOwikNIsrCmQDh34-1Cp741S7zkoWTCAebcHBh6vkUEAoxNHt2dU04HdtJt3_abGICQ8R7t-OdUzh9BdU3ep6S3KAh6fD2eQoHk9fv/s1600/IMG_20170729_153120.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ9aBXzN-rx4SgnAtiFDPL4oBdFCtpDGLfctyWivLOwikNIsrCmQDh34-1Cp741S7zkoWTCAebcHBh6vkUEAoxNHt2dU04HdtJt3_abGICQ8R7t-OdUzh9BdU3ep6S3KAh6fD2eQoHk9fv/s640/IMG_20170729_153120.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nyantai dulu di Pantai Kuta</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"></span><br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"> Lagi-lagi biaya
perjalanan kami siasati dengan berjalan kaki menuju Pelabuhan Padang Bai. Benar,
jalan kaki dengan jarak tempuh 42,4 km. Sekitar 15 km kami habiskan untuk
berjalan kaki. Untuk mempersingkat waktu kami menggunakan Google Maps untuk
menuju ke jalan Pelabuhan Padang Bai, eh nyatanya kami dibawa berliku melewati
perkampungan penduduk. Disitu kami juga beberapa kali dikepung oleh anjing dan
ditanya sama warga kampung. Mungkin aneh keliatannya kali ya masuk kampung yang
bukan daerah wisata membaw tas keril segede gaban. Kami dua kali menumpang
mobil untuk mempersingkat waktu dan akhirnya sampai menuju Pelabuhan. Let's
heading to Lombok then!<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-211753913332380882.post-84910860010674782602017-12-11T17:49:00.000-08:002020-06-02T22:11:57.584-07:00Lost in Baluran, A Little Africa in Java (Part 1 of Backpackeran Baluran-Lombok)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 24px; text-align: justify;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 13pt; line-height: 115%;"> Musim panas merupakan musim yang tepat melakukan perjalanan
panjang, selain cuaca sedang bagus, kesempatan liburan lebih panjang menjadikan
agenda yang kami rencanakan menjadi lebih fleksibel. Aku, Ojan, dan Jordi
mentargetkan saat itu bisa menempuh Jawa Timur sampai Pulau Komodo sebagai
destinasi akhir perjalanan kami. </span>Tiket kereta pun
sudah dipesan jauh-jauh hari untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Tanggal
25 Juli kami berangkat menuju Surabaya. Kami sempat ketinggalan jadwal kereta
yang kami pesan dan akhirnya kami membeli tiket yang baru agar rencana yang
sudah disusun tidak berantakan. Kereta berangkat pukul tiga sore dan baru
sampai sekitar pukul dua pagi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ9XbUIAUK5DdyVcEUyPGAAjoPOKGrF_ga9eWXz0FBhajgXpokZu0_HMzS2tid4NMSD2iduiSNacWZ9LgsEITs_7fHHuZfXGczal1e-tgHQJiFuZP6JS1bk7fwaGD_y2mg8g1SS9eg5BrW/s1600/IMG_20170727_103053.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ9XbUIAUK5DdyVcEUyPGAAjoPOKGrF_ga9eWXz0FBhajgXpokZu0_HMzS2tid4NMSD2iduiSNacWZ9LgsEITs_7fHHuZfXGczal1e-tgHQJiFuZP6JS1bk7fwaGD_y2mg8g1SS9eg5BrW/s640/IMG_20170727_103053.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Baluran, A Little Africa in Java</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;"> Tujuan kami yang pertama adalah Taman Nasional Baluran. Taman
Nasional yang terletak di kabupaten Situbondo ini merupakan sebuah taman
nasional dengan bentang alam savana, pantai-pantai, </span><i style="color: #1e3948; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">evergreen forest</i><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">,
dengan latar belakang Gunung Baluran. Banteng-banteng serta kawanan rusa yang
terdapat di taman nasional ini semakin menegaskan kawasan ini
sebagai </span><i style="color: #1e3948; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">africa van java</i><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">. Menempuh Situbondo melalui jalur darat
lumayan memakan tenaga dan menyita waktu. Kami berkali-kali turun dan berganti
bis. Bau apek serta keringat bercampur menjadi satu dalam bis yang menggunakan
ac alami. Inilah seni berjalan jauh dengan moda transportasi umum; sesak namun
hemat biaya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">Kami terpesona dengan pemandangan yang disajikan sepanjang perjalanan. Mulai
dari Gunung Semeru yang menjulang gagah, kebisingan kota Probolinggo, serta
pasar-pasar sepanjang Situbondo membuat kami tidak bisa tidur. Menjelang sore,
kami pun tiba di pintu gerbang Taman Nasional Baluran. Kami masuk dan bertanya
kepada penjaga loket. Ternyata waktu kunjungan sudah hampir usai. Kami
diperbolehkan menginap di sekitaran Pantai Kajang. Sewaktu kami ingin
mendirikan tenda, kami ditawari oleh Pak Ahmad, salah seorang penjaga TN
Baluran untuk menginap di pos penjaga. Tentu saja tawaran tersebut langsung
kami iyakan. Menginap di pos penjaga sembari berbincang-bincang dengan Pak
Ahmad merupakan pengalaman yang asyik. Pak Ahmad bercerita bagaimana
kesejahteraan pegawai yang sudah lama mengabdi belum diperhatikan, bagaimana
penduduk sekitar masih belum mengerti pentingnya konservasi. Kami mendengarkan
dengan seksama sembari meminum kopi Jambi sisa KKL kemaren.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt; text-align: justify;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">Kami bangun pagi-pagi sekali untuk melihat matahari terbit di Selat Bali. Kami
berpamitan kepada Pak Ahmad sekaligus memulai perjalanan masuk ke TN Baluran.
Kami memutuskan berjalan kaki daripada menyewa motor, hitung-hitung penghematan
buat kedepan. Menyusuri setapak demi setapak tanah Baluran mengundang
pertanyaan, dimanakah banteng-banteng dan rusa-rusa berkeliaran? Kami hanya
sesekali melihat monyet dan ayam hutan. Jarak yang ditempuh untuk sampai Savana
Bekol adalah 10 Km! Kami berjalan diantara pohon-pohon rindang di </span><i style="color: #1e3948; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">evergreen
forest</i><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">, hutan yang selalu hijau, entah di musim kemarau maupun hujan.
Memakan waktu sekitar tiga jam, akhirnya sampailah kami di Savana Bekol.
Suasana disana benar-benar seperti Afrika (padahal belum pernah ke Afrika :p).
Aku, Ojan, dan Jordi tidak sabar untuk segera merebahkan tubuh ke tanah. Aku
tidak keberatan dengan sengatan matahari yang membakar kulit, toh ini Baluran
dan bakal jarang-jarang main ke sini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQEN6n1-Yx5TQXe730DjR2B6c8Wmi3v62mtFrNtesJQoAKe6fBIyAprCSM2nYKY4ElG0jmM7jvhJhL5d0y2JxfvqhxLJWptVYk3j5wKuNl4awlJbXqABEQzOdZtFTx_M1Cpt8JhAVuUq_t/s1600/IMG_20170727_060943.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQEN6n1-Yx5TQXe730DjR2B6c8Wmi3v62mtFrNtesJQoAKe6fBIyAprCSM2nYKY4ElG0jmM7jvhJhL5d0y2JxfvqhxLJWptVYk3j5wKuNl4awlJbXqABEQzOdZtFTx_M1Cpt8JhAVuUq_t/s640/IMG_20170727_060943.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bersama Pak Ahmad, Ranger Baluran</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAyB6O3PJE7KynwLdtKe8mmHwGFqJ0O5IGq-ivvU75gs8dOR-HoQ_0S1BGE8RcZp0ov7oELUD7-VRFoqhaAVveHSKQV3ruz4SAyYZZJj-TISH2lTJTFDUS0fJyErAYPbaDfFc9-f_p_eHz/s1600/IMG_20170727_100908.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAyB6O3PJE7KynwLdtKe8mmHwGFqJ0O5IGq-ivvU75gs8dOR-HoQ_0S1BGE8RcZp0ov7oELUD7-VRFoqhaAVveHSKQV3ruz4SAyYZZJj-TISH2lTJTFDUS0fJyErAYPbaDfFc9-f_p_eHz/s640/IMG_20170727_100908.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Welcome to Bekol Savana!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt; text-align: justify;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">Kami istirahat di warung yang ada di Savana Bekol. Selain terdapat warung,
Savana Bekol juga terdapat wisma yang diperuntukkan bagi para pengunjung. Aku
sangat menikmati disini. Latar belakang Gunung Baluran menjadi objek yang
seringku foto. Kumpulan banteng yang tadi tidak kelihatan sekarang tampak di
kubangan lumpur. Kami menaiki gardu pandang untuk melihat Savana Bekol dari
atas dan sungguh menakjubkan! Kami meneruskan perjalanan ke Pantai Bama, lima
kilometer sebelah timur Savana Bekol. Pantai Bama merupakan pantai yang temasuk
dalam kawasan Tn Baluran selain Pantai Bilik Sejile. Rute dari Savana Bekol
menuju Pantai Bama sangat asyik dinikmati dengan berjalan kaki. Kawanan rusa
yang beristirahat, monyet-monyet yang lalu lalang seakan-akan menyambut
kedatangan kami. Pantai Bama juga terdapat dermaga hutan mangrove. Bali dapat
dilihat dari kejauhan disini.. Kami tertawa melihat tingkah laku monyet
yangmengitari kami. Tetap jaga barang bawaan guys! Beberapa monyet memang
berani mengambil barang-barang milik pengunjung, Bukuku sempat diambil oleh
monyet nakal yang mengira kami membawa makanan. Kami bahkan sempat tertidur
sembari menunggu agak sorean untuk kembali pulang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 13.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdDbvvYu4bz7eyWPBzFTKD4p9i66_T9Ab0zfM6eYPqk5KgGJiV-UoNCM5Yuk4V_u6LHVDUANhWKKH-AH9X2b5HHmyTN2ivyzAmjbNMoYSrEAsXUSaON2MYHtgGW_l9gCwEXyFc3SvWqPLX/s1600/IMG_20170727_153309.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdDbvvYu4bz7eyWPBzFTKD4p9i66_T9Ab0zfM6eYPqk5KgGJiV-UoNCM5Yuk4V_u6LHVDUANhWKKH-AH9X2b5HHmyTN2ivyzAmjbNMoYSrEAsXUSaON2MYHtgGW_l9gCwEXyFc3SvWqPLX/s640/IMG_20170727_153309.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kece banget nih hehehe</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh85e-i8Lq_vmNJbPjVC1Ibo-vccrc3_bq7pEGMxFH9GrZImKFuGOPN1BDtkYi8OxF6vntKhKZrk4gx39_GdlvFdP-zzapHtUBVFauIy8DYmAeA1ZgM3Ja8zV0Ra0_HjKi5-nt3zPJ-Hbo8/s1600/IMG_20170727_144916_HDR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh85e-i8Lq_vmNJbPjVC1Ibo-vccrc3_bq7pEGMxFH9GrZImKFuGOPN1BDtkYi8OxF6vntKhKZrk4gx39_GdlvFdP-zzapHtUBVFauIy8DYmAeA1ZgM3Ja8zV0Ra0_HjKi5-nt3zPJ-Hbo8/s640/IMG_20170727_144916_HDR.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rusa Baluran!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13pt; text-align: justify;"> </span><span style="color: #1e3948; font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13pt; text-align: justify;">Matahari sudah mulai turun dari peraduannya, menandakan kami harus melanjutkan
perjalanan ke titik berikutnya, TN Bali Barat. Kami berjalan pulang hingga
setengah perjalanan awal dan selanjutnya kami menumpang mobil bak penjaga
Baluran menuju pintu gerbang. Jarak tempuh yang kami lalui dengan berjalan kaki
hampir 25 Km. Kami sangat senang hari ini, menghabiskan waktu seharian yang
tidaklah dirasa cukup untuk menyusuri TN Baluran. Semoga kami dapat merasakan
lagi debar perjalanan ini di lain waktu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1iJa1K1VYDtvHWMOrj2JYerTho_gRQbrP8PtvfE1DPfT9N-ywote5TDXjQ1n3Sq5kSpWRltJMgASmNgw6SXKI_VdAjQD3a_Ekx39VIFAIp1q8sPQt7E78x8x5WCl7nAVuVvXx-TBk3jHg/s1600/IMG_20170727_165020.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1iJa1K1VYDtvHWMOrj2JYerTho_gRQbrP8PtvfE1DPfT9N-ywote5TDXjQ1n3Sq5kSpWRltJMgASmNgw6SXKI_VdAjQD3a_Ekx39VIFAIp1q8sPQt7E78x8x5WCl7nAVuVvXx-TBk3jHg/s640/IMG_20170727_165020.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Good bye Baluran! Sampai jumpa kapan-kapan!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: #F5F8FA; line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #1e3948; font-size: 13.0pt;"><br /></span></div>
</div>
</div>
Irsyadhttp://www.blogger.com/profile/04936036428188313835noreply@blogger.com1