Jumat, 26 Mei 2017

Tak Sesempurna Yang Semestinya

Saat dia mengucap kata
Aku yang berharap menjadi sirna
malam itu sendu bagiku
Kulihat jam dinding, 9 malam
Serta merta kupanggil sang angin, awan, surya, dan api
Kepada sang angin
"Kau yang tak terlihat, mengelilingi dunia dalam sekejap, bisakah bantu aku?"
‌"Jagalah dia dengan seluruh riuhmu, dinginkan hatinya ketika panas, bertiuplah sepoi-sepoi menerpa wajahnya"
‌Kemudian pada sang awan yang berarak "Kuminta padamu dengan segala hormat, teduhilah dia dikala terik, turunkan hujan bila terasa kering untuknya"
Lalu sang surya
"Bersinarlah kau agar mampu memukau dirinya di pagi hari, hiburlah dia dengan jinggamu di penghujung hari"
Terakhir sang api
"Berilah dia kehangatan ketika angin gunung datang, jadilah pelita baginya di malam hari"

"Aku yakin kalian dapat menggantikanku, memberikan segala perlindungan dan kenyamanan. Aku ingin menjadi yang selalu menemaninya tapi aku bukanlah sepertimu wahai angin, aku ingin memberikan dia teduh disaat terik tapi aku bahkan tidak berarak seperti awan, aku ingin melihat senyumnya ketika matahari terbit tapi aku bahkan tidak bisa bersinar dimatanya, aku ingin memberikan kehangatan kepadanya tetapi jelas disini dia memilih yang lain".

"Maaf aku tidak bisa menjadi sepoi, menurunkan hujan, memberi kehangatan, dan menjadi pelita untuknya
Sampaikan salamku kepadanya bila bertemu, aku mencintainya".

0 komentar:

Posting Komentar