Musim panas merupakan musim yang tepat melakukan perjalanan
panjang, selain cuaca sedang bagus, kesempatan liburan lebih panjang menjadikan
agenda yang kami rencanakan menjadi lebih fleksibel. Aku, Ojan, dan Jordi
mentargetkan saat itu bisa menempuh Jawa Timur sampai Pulau Komodo sebagai
destinasi akhir perjalanan kami. Tiket kereta pun
sudah dipesan jauh-jauh hari untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Tanggal
25 Juli kami berangkat menuju Surabaya. Kami sempat ketinggalan jadwal kereta
yang kami pesan dan akhirnya kami membeli tiket yang baru agar rencana yang
sudah disusun tidak berantakan. Kereta berangkat pukul tiga sore dan baru
sampai sekitar pukul dua pagi.
Baluran, A Little Africa in Java |
Tujuan kami yang pertama adalah Taman Nasional Baluran. Taman
Nasional yang terletak di kabupaten Situbondo ini merupakan sebuah taman
nasional dengan bentang alam savana, pantai-pantai, evergreen forest,
dengan latar belakang Gunung Baluran. Banteng-banteng serta kawanan rusa yang
terdapat di taman nasional ini semakin menegaskan kawasan ini
sebagai africa van java. Menempuh Situbondo melalui jalur darat
lumayan memakan tenaga dan menyita waktu. Kami berkali-kali turun dan berganti
bis. Bau apek serta keringat bercampur menjadi satu dalam bis yang menggunakan
ac alami. Inilah seni berjalan jauh dengan moda transportasi umum; sesak namun
hemat biaya.
Kami terpesona dengan pemandangan yang disajikan sepanjang perjalanan. Mulai
dari Gunung Semeru yang menjulang gagah, kebisingan kota Probolinggo, serta
pasar-pasar sepanjang Situbondo membuat kami tidak bisa tidur. Menjelang sore,
kami pun tiba di pintu gerbang Taman Nasional Baluran. Kami masuk dan bertanya
kepada penjaga loket. Ternyata waktu kunjungan sudah hampir usai. Kami
diperbolehkan menginap di sekitaran Pantai Kajang. Sewaktu kami ingin
mendirikan tenda, kami ditawari oleh Pak Ahmad, salah seorang penjaga TN
Baluran untuk menginap di pos penjaga. Tentu saja tawaran tersebut langsung
kami iyakan. Menginap di pos penjaga sembari berbincang-bincang dengan Pak
Ahmad merupakan pengalaman yang asyik. Pak Ahmad bercerita bagaimana
kesejahteraan pegawai yang sudah lama mengabdi belum diperhatikan, bagaimana
penduduk sekitar masih belum mengerti pentingnya konservasi. Kami mendengarkan
dengan seksama sembari meminum kopi Jambi sisa KKL kemaren.
Kami bangun pagi-pagi sekali untuk melihat matahari terbit di Selat Bali. Kami
berpamitan kepada Pak Ahmad sekaligus memulai perjalanan masuk ke TN Baluran.
Kami memutuskan berjalan kaki daripada menyewa motor, hitung-hitung penghematan
buat kedepan. Menyusuri setapak demi setapak tanah Baluran mengundang
pertanyaan, dimanakah banteng-banteng dan rusa-rusa berkeliaran? Kami hanya
sesekali melihat monyet dan ayam hutan. Jarak yang ditempuh untuk sampai Savana
Bekol adalah 10 Km! Kami berjalan diantara pohon-pohon rindang di evergreen
forest, hutan yang selalu hijau, entah di musim kemarau maupun hujan.
Memakan waktu sekitar tiga jam, akhirnya sampailah kami di Savana Bekol.
Suasana disana benar-benar seperti Afrika (padahal belum pernah ke Afrika :p).
Aku, Ojan, dan Jordi tidak sabar untuk segera merebahkan tubuh ke tanah. Aku
tidak keberatan dengan sengatan matahari yang membakar kulit, toh ini Baluran
dan bakal jarang-jarang main ke sini.
Bersama Pak Ahmad, Ranger Baluran |
Welcome to Bekol Savana! |
Kami istirahat di warung yang ada di Savana Bekol. Selain terdapat warung,
Savana Bekol juga terdapat wisma yang diperuntukkan bagi para pengunjung. Aku
sangat menikmati disini. Latar belakang Gunung Baluran menjadi objek yang
seringku foto. Kumpulan banteng yang tadi tidak kelihatan sekarang tampak di
kubangan lumpur. Kami menaiki gardu pandang untuk melihat Savana Bekol dari
atas dan sungguh menakjubkan! Kami meneruskan perjalanan ke Pantai Bama, lima
kilometer sebelah timur Savana Bekol. Pantai Bama merupakan pantai yang temasuk
dalam kawasan Tn Baluran selain Pantai Bilik Sejile. Rute dari Savana Bekol
menuju Pantai Bama sangat asyik dinikmati dengan berjalan kaki. Kawanan rusa
yang beristirahat, monyet-monyet yang lalu lalang seakan-akan menyambut
kedatangan kami. Pantai Bama juga terdapat dermaga hutan mangrove. Bali dapat
dilihat dari kejauhan disini.. Kami tertawa melihat tingkah laku monyet
yangmengitari kami. Tetap jaga barang bawaan guys! Beberapa monyet memang
berani mengambil barang-barang milik pengunjung, Bukuku sempat diambil oleh
monyet nakal yang mengira kami membawa makanan. Kami bahkan sempat tertidur
sembari menunggu agak sorean untuk kembali pulang.
Kece banget nih hehehe |
Rusa Baluran! |
Matahari sudah mulai turun dari peraduannya, menandakan kami harus melanjutkan
perjalanan ke titik berikutnya, TN Bali Barat. Kami berjalan pulang hingga
setengah perjalanan awal dan selanjutnya kami menumpang mobil bak penjaga
Baluran menuju pintu gerbang. Jarak tempuh yang kami lalui dengan berjalan kaki
hampir 25 Km. Kami sangat senang hari ini, menghabiskan waktu seharian yang
tidaklah dirasa cukup untuk menyusuri TN Baluran. Semoga kami dapat merasakan
lagi debar perjalanan ini di lain waktu.
Good bye Baluran! Sampai jumpa kapan-kapan! |
Nice trip ��
BalasHapus