Setelah menikmati
Rinjani, perjalanan tentu saja harus diteruskan. Masih banyak spot-spot lainnya
di Lombok yang harus dikunjungi, salah satunya adalah Gili Trawangan. Gili
Trawangan merupakan sebuah pulau yang berada di sebelah barat laut Pulau
Lombok. Pulau ini merupakan gugusan terbesar diantara saudar saudarnya, Gili
Air dan Gili Meno. Sejak dibuka untuk turis pada tahun 1989, pengunjung pulau
ini semakin bertambah setiap tahunnya, apalagi saat peak season, semakin
membludak saja.
Aku mengunjungi pulau
ini hanya sendirian karena Jordi saat itu sedang malas. Dari Mataram aku harus
menuju Pemenang untuk bisa menuju pelabuhan Bangsal, Start awal menuju Gili
Trawangan. Mencari transportasi menuju Pemenang sangat mudah. Biaya angkutan
ini umumnya 15.000-20.000, kalau lebih berarti kena zonk!
Setelah
tiba di Pemenang, untuk menuju pelabuhan Bangsal aku hanya berjalan kaki yang
memakan waktu kisaran 15 menit. Oh iya, sebelum berangkat aku membeli beberapa
jajanan yang dijual di kampung sekitar pelabuhan. Setiba di pelabuhan, jumlah
orang asing dan warga lokal sama banyaknya. Harga tiket kapal penyeberangan
juga murah dan terorganisir sangat baik. Semilir angin membawa aroma kelapa
muda yang menyeberang hingga ke kapal yang aku tumpangi, menandakan Gili
Trawangan sudah di depan mata. Perjalanan menuju pulau ini kita akan disuguhi
pemandangan bukit-bukit gersang yang tampak tandus dan juga Rinjani yang
menjulang gagah.
|
Kalau kalian melihat plang ini berarti kalian berada di salah satu surga dunia! |
Aku menginjakkan kaki di
pulau ini sekitar pukul satu siang. Sesampainya disana aku langsung mencari
mesjid untuk sholat dan numpang rebahan, sembari memikirkan rencana untuk tidur
dimana malam itu. Pengunjung luar biasa banyak waktu itu, 89% turis yang kesana
adalah orang asing. Pemandangan yang dijumpai layaknya Kuta Bali, diskotik,
bar, cafe, dan segala jenis penginapan bagai jamur tumbuh di musim hujan.
Akhirnya aku memutuskan untuk menyewa salah satu share room yang berharga
murah(btw share room itu satu kamar bisa nyampur ama siapapun). 250k merupakan
harga yang lumayan mahal untuk backpacker kere seperti aku tetapi dibandingkan
dengan yang lain, itu adalah yang paling murah untuk saat peak
season(selebihnya 300k keatas).
Berkeliling pulau dengan
berjalan kaki bisa menghabiskan waktu berjam-jam karena saking indahnya pemandangan
yang bisa kita lihat. Lautnya yang sangat biru dengan latar belakang bukit
bukit gersang, terlihat sangat kontras namun memanjakan mata!
|
Salah satu sudut pulau yang bikin gak mau pulang |
Sore hari merupakan yang dinanti nanti
oleh penggemar sunset. Turis-turis berkerumun di sisi barat pulau menikmati
hidangan makanan yang disediakan cafe-cafe. Spot-spot foto kekinian menambah
semarak sore hari disana. Aku harus mengantri dengan yang lainnya sembari
menunggu dan merenung "kok Jordi gak mau ikut ke sini?". Hal yang
membuat unggul Gili Trawangan dari Kuta Bali adalah tidak adanya kendaraan
bermotor disini. Ini yang membuat Gili Trawangan ramai tanpa ada suar bising
knalpot motor. Hingar musik mulai terdengar di setiap
penjuru pulau saat malam. Diskotik-diskotik menawarkan berbagai promo untuk
menarik pengunjung. Berbagai macam jenis minuman alkohol tersedia. Dari kisaran
20k hingga 150k. Awalnya aku tertarik untuk mencoba, tetapi karena pertimbangan
uang untuk kembali ke Mataram yang pas-pasan akhirnya aku urungkan niat
tersebut. Aku pun segera ke cafe yang menyediakan makan malam. Makan malam
terasa syahdu sekali dengan adanya lilin di meja-meja, ah sayang sekali aku
hanya pergi sendirian kali ini.
|
Sunset bersama pengendali kuda |
Tak terasa pagi pun menjelang, saatnya berkemas untuk kembali ke
Mataram. Aku menyempatkan jalan-jalan keliling pulau saat pagi hari. Udara
sejuk bercampur asin garam menjadi santapan pagi itu. Lalu lalalng kapal yang
hilir mudik mengantar penumpang menjadi penutup yang pas untuk kisah kali ini.
Padahal masih banyak hal yang ingin dilakukan semisal snorkling maupun sekedar
mengunjungi Gili-Gili lainnya namun sang waktu membatasi perjalananku sampai
disini
|
Kamar di penginapan murah, so cozy! |
|
Lalu lalang pengunjung pulau |
Sehabis dari Gili Trawangan, Ibu Yulita mengajakku
untuk melihat keliling spot wisata Lombok lainnya. Sayang sekali Jordi gamau
ikut kami, dia merasa rebahan sudah cukup menyengakan di Lombok. Pantai lainnya
yang kami kunjungi adalah Pantai Sengigi yang mana disana terdapat Pura Batu
Bolong. Sesuai namanya Pura ini unik, berdiri diatas sebuah batu hitam yang
memiliki lubang yang cukup besar, kanon dibangun oleh Rsi Dang Hyang Dwijendra
tahun 1533. Mirip-mirip dengan Pura Tanah Lot yang menawarkan pemandangan laut
sebagai sajian utama. Selanjutnya mencob melipir ke desa wisata yaitu Desa Adat
Sade. Disini kita melihat bagaimana bentuk rumah tradisional Suku Sasak dan
hasil kerajinan tangan mereka. Meski tidak membeli kain, aku sempatkan untuk
membeli gelang sebagai kenang-kenangan. Sempat juga menyaksikan seorang ibu
bagaimana menenun kain songket di depan halaman rumahnya. Inilah yang sedang
digalakan oleh pemerintah Indonesia, menggenjot 10 Bali Baru menjadi destinasi
utama di Indonesia. Bagusnya dampak ini langsung terasa di sektor ekonomi juga perbaikan fasilitas umum sarana dan prasarana. Namun tentu saja pemerintah
harus memperhatikan alam juga sebagai fokus utama, bukan berpihak ke
pengembang yang hanya mencari untung. Apa gunanya ekonomi meroket tapi
keberlangsungan alam yang mulai rusak?
|
Pura Batu Bolong, Destinasi Wajib Saat di Lombok! |
|
Ibu Pengrajin Songket |
|
Makan Bareng Keluarga Bu Yulita |
|
Pantai Tanjung Aan |
Pantai
lainnya yaitu Pantai Tanjung Aan yang terletak di Mandalika menjadi sajian
penutup perjalanan kami hari ini. Sunset yang temaram diiringi awan gelap
menyudahai perjalanan kami. Kami tak sempat ke Batu Payung karena hari yang
sudah mulai beranjak malam dan kami sudah mulai kelelahan. Nampaknya inilah akhir petualangan kami di Lombok sebab dompet sudah mulai kembang kempis menahan isi yang tak nampak. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan kali ini, meski tujuan utama menuju Pulau Komodo harus ditunda. Kami sejauh ini sudah sangat senang!
0 komentar:
Posting Komentar