Kota-kota tua zaman kolonial
biasanya digambarkan: kokoh, menawan, dan arsitektur yang indah. Semua
bayangan ini tentu saja benar dan George Town merangkum semuanya dalam satu tempat.
Tidak cukup dengan keadaan "tua", kota ini juga memadukannya dengan
gedung-gedung modern sehingga bila dilihat setengah daripada George Town adalah
campuran old-new. Banyak gedung-gedung
tua yang masih lestari dan masih digunakan masyarakat sampai sekarang. Tidak
heran bila akhirnya pada 2008 UNESCO menganugrahkan George Town sebagai situs
warisan dunia.
George
Town sendiri dipilih berdasarkan kriteria OUV (Outsatanding Universal Values)
yang disusun oleh UNESCO. Nilai dari OUV sendiri adalah bagaimana suatu tempat
mempunyai pengaruh atas evolusi umat manusia dari masa ke masa; terlihat dari
peninggalan tangible maupun intangible. George Town sendiri
dinilai sebagai tempat yang sangat multikultural mulai dari bangunan, makanan,
hingga kebiasaan.
|
Salah Satu Sudut Kota Tua George Town |
|
Perempatan Kota Tua George Town |
Start
yang tepat untuk menjelajahi sudut kota tua George Town adalah Komtar, sebuah
gedung pencakar langit yang menjadi pusat hiburan di kawasan kota tua ini.
Komtar sendiri adalah bangunan modern yang terdiri dari hotel, mall, terminal
bus yang disatukan. Dari Komtar, anda akan lebih mudah mejelajahi berbagai
spot-spot wisata di penjuru George Town.
|
Komtar di Malam Hari |
Kawasan
kota tua George Town dibagi berdasarkan kepentingan dan serta kegunaan
diantaranya ada: Cultural Enclave, Leisure Zone, Clan Jetties,
The Waterfront, Business District, Enterprise Zone, dan Heritage Traders. Mesjid Kapitan
Keling harus masuk list utama kalian ketika berada di kawasan ini. Mesjid yang
didirikan pada 1803 oleh seorang kapitan (kapten) muslim yang berasal dari
India, Kapitan Keling Kadir Mydin Merican. Keling sendiri merupakan
"gelar" yang diberikan oleh orang Melayu kepada orang-orang India.
Penyebutan keling pada masa itu tidak dianggap sebagai ucapan rasial, namun
masa sekarang kata ini tidak lagi digunakan. Mesjid ini sedikit mengingatkan
kita pada Taj Mahal, karena pada bagian kubah besar yang diapit oleh dua kubah
kecil (Mughal Architecture) sedangkan pada bagian utama mesjid kita
disuguhi dengan Moorish Architecture berupa lengkungan-lengkungan anggun
pada lorong menuju shaf sholat.
|
Mesjid Kapitan Keling |
Bila
kalian ingin melihat bagaimana kuil-kuil di India, Kuil Sri Maha Mariamman
merupakan contoh yang dapat kalian lihat di Little India. Kuil ini awalnya
merupakan kuil kecil yang dibangun pada akhir 1790an namun kemudian diperbesar
pada 1833 seiring dengan makin banyaknya penduduk asal India di Pulau Penang.
Kuil ini merupakan kuil Hindu sehingga kalian akan mendapati arca-arca seperti
arca Wisnu dan Ganesha. Ada beberapa kuilnya yang tersebar di beberapa tempat
di George Town, namun ini yang paling fenomenal.
|
Kuil Sri Maha Mariamman Menjelang Malam |
Bangunan
lainnya ada George Town World Heritage Incorporated (GTWHI). Bangunan ini
awalnya adalah klinik yang difungsikan untuk melayani kesehatan warga
sekitarnya pada 1930 an. Namun bangunan ini terus mengalami perubahan fungsi
sampai akhirnya pada 2003 digunakan oleh pemerintah Pulau Penang sebagai kantor
kepengurusan warisan kota tua George Town.
|
Gedung George Town World Heritage Incorporated |
Tak
lengkap rasanya ke Penang tanpa mencoba Asam Laksa. Yap! Asam laksa ini berbeda
dengan laksa yang ada di Indonesia. Asam laksa ini berupa laksa yang dicampur
dengan kuah ikan tongkol dilengkapi
dengan bunga kecombrang, daun jeruk, irisan nanas, serta daun mint. Rasanya
sangat segar dan enak, cocok buat kudapan siang sehabis mengelilingi George
Town. Oiya, salah satu warung asam laksa yang terkenal di seputaran kota tua
George Town adalah Penang Road Famous Laksa.
|
Asam Laksa, Yummy! |
Karena
letaknya dipinggir laut, maka tak heran George Town juga dikenal beberapa
kampung dermaga yang terangkum dalam Clan Jetties. Clan Jetties sendiri dari
beberapa Jetty antara lain Ong Jetty, Lim Jetty, dan Chew Jetty. Banyak imigran
Cina yang datang ke Penang sebagai pekerja kasar di kapal dan dermaga pada awal
abad ke-19. Sebagian dari mereka membuat rumah-rumah panggung di pinggir laut
dan akhirnya berdirilah kampung-kampung dermaga sepanjang batas timur George
Town.
|
Clan Jeeties |
Yang
paling ikonik dari George Town adalah mural-mural yang terdapat disekitaran
kota tuanya. Mural-mural ini menghias sudut-sudut kota tua dengan background
tembok tua sehingga terkesan artsy. Sebagian
besar mural tersebut digambar oleh Ernest Zacharevic, seorang artist asal
Lithuania. Beberapa diantaranya yang terkenal adalah boy on motorcycle, brother and sister on
swing, dan little children on
biycycle. Tujuan pembuatan mural sendiri adalah
inisiatif pemerintah Penang untuk memperindah serta memperkaya nilai yang
terdapat di kota tua George Town.
|
Brother and Sister on Swing |
|
Children on Bicycle |
George Town
merupakan perpaduan apik "tua-muda", "baru-lama". Pemerintah
Penang sendiri menaruh perhatian besar terhadap George Town karena George Town
merupakan salah satu aset wisata serta sejarah Pulau Penang yang menunjukkan
keberagaman, keharmonisan, dan keserasian. Tak heran Malaysia mengklaim diri
sebagai Truly Asia, George Town merupakan contoh hidup dari
semboyan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar