Rabu, 20 Februari 2019

George Town: Pulau Penang Truly Asia


             Kota-kota tua zaman kolonial biasanya digambarkan: kokoh, menawan, dan arsitektur yang indah. Semua bayangan ini tentu saja benar dan George Town merangkum semuanya dalam satu tempat. Tidak cukup dengan keadaan "tua", kota ini juga memadukannya dengan gedung-gedung modern sehingga bila dilihat setengah daripada George Town adalah campuran old-new.  Banyak gedung-gedung tua yang masih lestari dan masih digunakan masyarakat sampai sekarang. Tidak heran bila akhirnya pada 2008 UNESCO menganugrahkan George Town sebagai situs warisan dunia.
                George Town sendiri dipilih berdasarkan kriteria OUV (Outsatanding Universal Values) yang disusun oleh UNESCO. Nilai dari OUV sendiri adalah bagaimana suatu tempat mempunyai pengaruh atas evolusi umat manusia dari masa ke masa; terlihat dari peninggalan tangible maupun intangible. George Town sendiri dinilai sebagai tempat yang sangat multikultural mulai dari bangunan, makanan, hingga kebiasaan.
george town
Salah Satu Sudut Kota Tua George Town
               
kota tua george town
Perempatan Kota Tua George Town
Start yang tepat untuk menjelajahi sudut kota tua George Town adalah Komtar, sebuah gedung pencakar langit yang menjadi pusat hiburan di kawasan kota tua ini. Komtar sendiri adalah bangunan modern yang terdiri dari hotel, mall, terminal bus yang disatukan. Dari Komtar, anda akan lebih mudah mejelajahi berbagai spot-spot wisata di penjuru George Town.
komtar tower
Komtar di Malam Hari

                Kawasan kota tua George Town dibagi berdasarkan kepentingan dan serta kegunaan diantaranya ada: Cultural Enclave, Leisure Zone, Clan Jetties, The Waterfront, Business District, Enterprise Zone,  dan Heritage Traders. Mesjid Kapitan Keling harus masuk list utama kalian ketika berada di kawasan ini. Mesjid yang didirikan pada 1803 oleh seorang kapitan (kapten) muslim yang berasal dari India, Kapitan Keling Kadir Mydin Merican. Keling sendiri merupakan "gelar" yang diberikan oleh orang Melayu kepada orang-orang India. Penyebutan keling pada masa itu tidak dianggap sebagai ucapan rasial, namun masa sekarang kata ini tidak lagi digunakan. Mesjid ini sedikit mengingatkan kita pada Taj Mahal, karena pada bagian kubah besar yang diapit oleh dua kubah kecil (Mughal Architecture) sedangkan pada bagian utama mesjid kita disuguhi dengan Moorish Architecture berupa lengkungan-lengkungan anggun pada lorong menuju shaf sholat.
mesjid kapitan keling
Mesjid Kapitan Keling

                Bila kalian ingin melihat bagaimana kuil-kuil di India, Kuil Sri Maha Mariamman merupakan contoh yang dapat kalian lihat di Little India. Kuil ini awalnya merupakan kuil kecil yang dibangun pada akhir 1790an namun kemudian diperbesar pada 1833 seiring dengan makin banyaknya penduduk asal India di Pulau Penang. Kuil ini merupakan kuil Hindu sehingga kalian akan mendapati arca-arca seperti arca Wisnu dan Ganesha. Ada beberapa kuilnya yang tersebar di beberapa tempat di George Town, namun ini yang paling fenomenal.
Kuil Sri Maha Mariamman
Kuil Sri Maha Mariamman Menjelang Malam

                Bangunan lainnya ada George Town World Heritage Incorporated (GTWHI). Bangunan ini awalnya adalah klinik yang difungsikan untuk melayani kesehatan warga sekitarnya pada 1930 an. Namun bangunan ini terus mengalami perubahan fungsi sampai akhirnya pada 2003 digunakan oleh pemerintah Pulau Penang sebagai kantor kepengurusan warisan kota tua George Town.
Gedung George Town World Heritage Incorporated
Gedung George Town World Heritage Incorporated

                Tak lengkap rasanya ke Penang tanpa mencoba Asam Laksa. Yap! Asam laksa ini berbeda dengan laksa yang ada di Indonesia. Asam laksa ini berupa laksa yang dicampur dengan kuah ikan  tongkol dilengkapi dengan bunga kecombrang, daun jeruk, irisan nanas, serta daun mint. Rasanya sangat segar dan enak, cocok buat kudapan siang sehabis mengelilingi George Town. Oiya, salah satu warung asam laksa yang terkenal di seputaran kota tua George Town adalah Penang Road Famous Laksa.
asam laksa penang
Asam Laksa, Yummy!

             Karena letaknya dipinggir laut, maka tak heran George Town juga dikenal beberapa kampung dermaga yang terangkum dalam Clan Jetties. Clan Jetties sendiri dari beberapa Jetty antara lain Ong Jetty, Lim Jetty, dan Chew Jetty. Banyak imigran Cina yang datang ke Penang sebagai pekerja kasar di kapal dan dermaga pada awal abad ke-19. Sebagian dari mereka membuat rumah-rumah panggung di pinggir laut dan akhirnya berdirilah kampung-kampung dermaga sepanjang batas timur George Town.
clan jeeties
Clan Jeeties

                Yang paling ikonik dari George Town adalah mural-mural yang terdapat disekitaran kota tuanya. Mural-mural ini menghias sudut-sudut kota tua dengan background tembok tua sehingga terkesan artsy.  Sebagian besar mural tersebut digambar oleh Ernest Zacharevic, seorang artist asal Lithuania. Beberapa diantaranya yang terkenal adalah boy on motorcycle, brother and sister on swing,  dan little children on biycycle.  Tujuan pembuatan mural sendiri adalah inisiatif pemerintah Penang untuk memperindah serta memperkaya nilai yang terdapat di kota tua George Town.
Brother and Sister on Swing
Brother and Sister on Swing

Children on Bicycle
Children on Bicycle

                George Town merupakan perpaduan apik "tua-muda", "baru-lama". Pemerintah Penang sendiri menaruh perhatian besar terhadap George Town karena George Town merupakan salah satu aset wisata serta sejarah Pulau Penang yang menunjukkan keberagaman, keharmonisan, dan keserasian. Tak heran Malaysia mengklaim diri sebagai Truly Asia, George Town merupakan contoh hidup dari semboyan tersebut.
               

0 komentar:

Posting Komentar