|
Jelajah Dimulai! |
Pagi-pagi
sekali rombongan kami dan rombongan lainnya sudah bersiap di pelabuhan. Hari
itu tampak padat sekali kapal-kapal yang merapat di pelabuhan, maklum peak
season biasa menjadi primadona bagi turis asing maupun lokal. Kami menaiki boat
kayu yang nampak cukup rapuh untuk menerjang lautan. Ada tiga kru kapal yang
siap menemani kita sepanjang jalan. FYI, 370 itu belum termasuk tiket masuk
P.Komodo yang biasa ditarik oleh kru kapal. Bule-bule sedikit agak protes
karena mereka merasa dimonetisasi berlebihan, memang pengelolaan taman nasional ini belum
sepenuhnya sempurna sehingga harga-harga bisa naik semau kru kapal. Kapal
melaju kencang menembus ombak dan melewati gugusan pulau-pulau kecil. Sesekali
ombak besar dengan angin kencang menerpa kapal sehingga kapal oleng dan air
masuk ke dalam kapal. Menikmati matahari pagi tidak ada rasanya senikmat pagi
ini. Di kapal ini aku berkenalan dengan seorang bapak yang bernama Ian. Ian
berasal dari Inggris yang kebetulan berlibur sekaligus ingin menemui anaknya yang berada di Bali.
Ian sangat ramah dan kami saling bertukar cerita satu sama lain.
|
Aye Captain! |
|
Cekrek Dulu Bareng Ian |
Destinasi pertama adalah Pulau
Padar. Pasti tau kan Pulau Padar? Itu lho pulau yang sering jadi background
orang-orang di Instagram kalau foto-foto. Pastinya pulau ini sangat ikonik di
kawasan TNK. Untuk mencapai titik tertinggi di pulau, sekarang sudah disediakan
tangga menuju puncak yang memakan waktu sekitar 15 menit. Dari atas pulau ini,
Pulau Rinca dan Pulau Komodo terlihat sangat jelas. Pulau ini seakan memiliki
dua laut yang berbeda karena bentuk pulau yang melengkung dari sisi timur dan
sisi barat. Menurut informasi dulunya disini juga terdapat komodo, entahlah
saat saya ke sana tidak terlihat satupun komodo berkeliaran.
Selanjutnya kami berpindah ke Pantai Pink. Pantai Pink
merupakan spot snorkling terfavorit di kawasan TNK selain Manta Point. Penamaan
pantai pink bukan tanpa sebab.pantai tersebut merupakan habitat terumbu karang homotrema
rubrum yang memiliki warna pink. Saat mati, terumbu akan terpinggirkan
kearah pantai hingga jadilah pasir pantai berwarna pink. Ian beserta rombongan bule
lainnya sangat menikmati berjemur di Pantai Pink. Aku mencoba snorkling pertama
kalinya, susah! Selalu kemasukan air di lubang pernafasan. Melati enggan untuk
mencoba, menurut dia berenang saja susahnya minta ampun apalagi snorkling.
|
Homotrema Rubrum |
Selanjutnya inilah yang ditunggu-tunggu, melihat komodo di
habitat aslinya. Pulau Komodo merupakan habitat utama komodo yang ada di TNK.
Di P.Komodo juga terdapat perkampungan warga yang hidup berdampingan dengan
komodo. Mata pencaharian warga kebanyakan bekerja sebagai nelayan, namun ada
juga yang menjadi pengrajin maupun ranger TNK. Rombongan kami diajak
berkeliling pulau melalui trek pendek yang sudah direncanakan sayang kami hanya
mendapati dua komodo tua yang beristirahat di dekat pondokkan, selebihnya
komodo tidak telihat. Beberapa bule kecewa karena mereka mengira dapat melihat
komodo yang banyak secara langsung di habitatnya. Pemandu TNK pun ikut
menenangkan para turis yang kecewa tapi tidak bisa berbuat banyak.
|
Komodonya Mageran |
|
Ini Komodo Yang Bisa Dibawa Balik |
Destinasi selanjutnya adalah Manta Point. Dikarenakan
gelombang tinggi yang tidak memungkinkan kapal untuk menuju kesana akhirnya
jadwal kami diganti dengan snorkling lagi di gugusan pulau kecil yang tidak
diketahui namanya. Ombaknya disini lebih besar daripada Pantai Pink dan lebih
ramai. Pasirnya pun juga berwarna pink, Kulihat Ian dan rombongan lainnya
sangat menikmati debur ombak pantai ini. Kucoba untuk berenang agak ke tengah
dan menyelam, ternyata dasarnya sangat dalam, kira-kira 4 meter.
Selepas dari situ, matahari sudah beranjak dari
peraduannya, memendarkan cahaya kekuningan yang menyilaukan mata. Senja di laut
memang memanjakan. Kapal-kapal wisata mulai menuju ke timur beriringan dengan
kapal-kapal nelayan yang pulang melaut. Kapal pinisi yang menjadi hotel
terapung tidak ketinggalan memberikan suasana senja yang damai. Hari itu lunas
sudah tujuan kami di Labuan Bajo. Selanjutnya kami merencanakan untuk menginap
semalam di rumah teman dan melanjutkan petualangan ke Bima.
x
0 komentar:
Posting Komentar